Benarkah China dan AS Kena Serangan Kedua Corona?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 June 2020 08:20
Jaga jarak saat berjemur di taman New York. AP/Kathy Willens
Foto: Warga menggunakan APD di Bandara Internasional Tianhe Wuhan di Wuhan di Provinsi Hubei, China (AP Photo/Ng Han Guan)

Selain di China, pelaku pasar juga mencemaskan Amerika Serikat (AS). US Centers for Disease Control dan Prevention melaporkan jumlah pasien positif corona per 15 Juni adalah 2.085.769 orang. Bertambah 21.957 orang atau 1,06% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Pada 8-10 Juni, tambahan kasus baru di Negeri Paman Sam sudah di bawah 20.000 per hari. Namun dalam lima hari terakhir, tambahannya di atas 20% per hari.

Secara persentase, pertumbuhan kasus di AS juga fluktuatif, turun-naik. Pada 8-10 Juni, laju pertumbuhannya di bawah 1% per hari. Akan tetapi dalam lima hari terakhir, lajunya kembali di atas 1%.

Kalau melihat di beberapa negara bagian, kondisinya agak mencemaskan. Di Texas, penambahan pasien baru menembus rekor selama dua hari beruntun. Rekor juga terjadi di Arizona, di mana tambahan pasien baru mencapai hampir 1.300 orang dalam sehari.

"Sepertinya sudah ada batasan baru di Arizona. Hal yang mencemaskan adalah kemungkinan akan ada negara bagian yang kembali mengalami lonjakan kasus padahal sebelumnya sudah ada tren penurunan," kata Jared Baeten, Epidemiolog Unversity of Washington, sebagaimana diwartakan Reuters.

Pekan lalu, Arizona, Utah, dan New Mexico masing-masing mengalami kenaikan kasus sekitar 40% dibandingkan pekan sebelumnya. Sedangkan Florida, Arkansas, South Carolina, dan North Carolina mencatatkan kenaikan 30%.

Well, kalau melihat perkembangan di China dan AS, maka kekhawatiran akan second wave outbreak ada benarnya. Namun kalau kemudian langkah yang diambil adalah kembali mengetatkan social distancing, konsekuensinya juga tidak enteng.

Pengetatan social distancing akan membuat roda ekonomi tidak berputar. Ini yang terjadi pada kuartal I dan II tahun ini. Pelonggaran social distancing memberi harapan bahwa situasi akan membaik pada semester II-2020.

Namun kalau sampai terjadi second wave outbreak, dan kemudian social distancing dikencangkan lagi, harapan perbaikan itu akan sirna. Periode kontraksi akan semakin panjang, derita resesi semakin lama.

Oleh karena itu, kalau kita terus-menerus menghindar dari virus ini dengan menerapkan social distancing secara murni dan konsekuen, maka bisa jadi akan menimbulkan korban yang mungkin lebih banyak. Bukan karena virus, tetapi karena kelaparan akibat tidak ada penghasilan seiring perekonomian yang mati suri.

Oleh karena itu, jalan tengahnya adalah menjalani new normal. Hidup berdampingan dengan virus corona disertai kepatuhan akan protokol kesehatan. Kuncinya adalah tertib menjaga jarak dan menjaga kebersihan. Jika ini dilakukan dengan konsisten, maka peluang second wave outbreak bisa diminimalkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular