
UI & BPH Migas Sinergi Atasi Dampak Covid-19

Depok, CNBC Indonesia - Universitas Indonesia (UI) dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menjalin kerja sama terkait pengkajian, sosialisasi, dan pengabdian kepada masyarakat di sektor hilir migas.
Penandatangan dilakukan antara Rektor UI Ari Kuncoro dan Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa di sela-sela webinar "Dampak Covid-19 Terhadap Sektor BBM", Jumat (12/6/2020).
Dalam sambutannya, Ari mengatakan, pandemi Covid-19 telah mengubah tatanan kehidupan di berbagai lini kehidupan. Era new normal, menurut dia, menjadi istilah yang hilir mudik didengungkan oleh media.
Ari mengatakan, saat ini UI juga wajib untuk berkolaborasi dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN serta sektor industri dan ini adalah merupakan bagian model dari yang disebut sebagai triple helix.
"Jadi tidak bisa kita hanya publikasi saja. Kita harus menunjukkan kalau kita mempunyai relevansi terhadap kelompok-kelompok kepentingan di masyarakat. Nah diharapkan dari kajian-kajian yang dilakukan dapat memberikan solusi terkait bagi pemerintah dalam merespons kedaruratan yang disebabkan pandemi ini," kata Ari.
"Menindaklanjuti arahan presiden, terutama dalam tentang perlunya dasar kajian terutama dalam memberikan solusi yang tepat dan terbaik bersama-sama sehubungan dengan bencana pandemi Covid-19, termasuk dampaknya di sektor BBM, maka kami telah melakukan penandatanganan MoU antara BPH Migas dengan UI tentang berbagai kajian yang keluarannya merumuskan policy brief di sektor penerbangan dan pengelolaan BBM serta dampak yang ditimbulkan akibat Covid-19," lanjutnya.
Ari lantas memaparkan kajian demi kajian yang telah dilakukan antara lain analisis kebijakan PSBB terhadap sektor penerbangan dan mitigasi turunnya permintaan terhadap BBM, dampak Covid-19 terhadap resiliensi kinerja pengelolaan penyaluran BBM, dan perubahan daya beli masyarakat terhadap konsumsi BBM akibat Covid-19.
Kemudian, menurut Ari, UI juga melihat dampak sosial ekonomi terhadap perusahaan angkutan baik barang industri maupun jasa logistik dan masih banyak lagi topik-topik yang lain.
"Dengan menerapkan evidence based policy, semua kebijakan perlu dilandasi dengan fakta dan data yang akurat cepat dan karena kompleksitasnya diperlukan pendekatan multidisiplin dan komprehensif. Kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, profesional, regulator, dan operator BBM ini menjadi sesuatu yang mutlak dilakukan," katanya.
"Oleh karena itu, UI sangat mendukung dan berkomitmen penuh pada kerja sama dengan pihak BPH Migas ini. UI akan menjadi menara air yang mengalirkan ilmu pengetahuan dengan berkolaborasi dengan pemerintah dan industri untuk kemaslahatan bangsa dan negara dibandingkan hanya jadi menara gading tapi dampak relevansinya harus dipertanyakan," lanjut Ari.
Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa mengucapkan terima kasih karena sudah bisa menghidupkan MoU antara UI dan BPH Migas. MoU itu, menurut dia, akan diturunkan lagi menjadi perjanjian kerja sama (PKS).
"Baik itu nanti antara fakultas dengan BPH, bisa juga langsung nanti di bawah badan kerja sama untuk mewujudkan apa yang disampaikan pak rektor mewujudkan triple helix. Jadi bagaimana kolaborasi akademisi atau kalangan perguruan tinggi dengan kalangan bisnis, badan usaha kemudian government atau ABG paling tidak dalam skala BPH Migas dengan UI ke depannya (bisa diteruskan)," kata Fanshurullah.
(miq/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: BPH Migas Gelar Conference & Expo 2024