Internasional

Akibat Corona, Jumlah Orang Miskin Bisa Tembus 1,1 Miliar

News - Lynda Hasibuan & Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
12 June 2020 09:31
Senyum dan Harapan Para Bocah di Kampung Pemulung. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Senyum dan Harapan Para Bocah di Kampung Pemulung. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dampak negatif pada ekonomi yang dibawa pandemi virus corona (COVID-19) tidak main-main. Menurut para peneliti, sebanyak 395 juta orang dapat terjerumus ke dalam kemiskinan yang ekstrem akibat COVID-19, membawa totalnya menjadi lebih dari 1 miliar orang.

Hasil penelitian itu tertuang dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh UNU-WIDER, bagian dari Universitas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada Jumat (12/6/2020). Laporan itu memuat sejumlah skenario, mempertimbangkan berbagai garis kemiskinan dari Bank Dunia. Yaitu mulai dari orang-orang yang dikategorikan memiliki tingkat kemiskinan yang ekstrem sampai yang ada di tingkat kemiskinan yang lebih tinggi.

Orang-orang yang dikategorikan memiliki tingkat kemiskinan yang ekstrem adalah mereka yang hanya mampu membelanjakan sebanyak atau kurang dari US$ 1,90 per hari atau sekitar RP 28.500 (kurs RP 15.000/dolar). Sementara tingkat kemiskinan yang lebih tinggi adalah mereka yang menghabiskan sebanyak atau kurang dari US$ 5,50 (RP 82.500) sehari.

Jika melihat dari skenario terburuk, yaitu penurunan 20% dalam pendapatan per kapita atau konsumsi, jumlah mereka yang hidup dalam kemiskinan ekstrem dapat meningkat menjadi 1,12 miliar. Jika penurunan yang sama diterapkan pada ambang batas US$ 5,50 di antara negara-negara berpenghasilan menengah ke atas, maka akan ada lebih dari 3,7 miliar orang - atau lebih dari setengah populasi dunia - hidup di bawah garis kemiskinan ini.

"Prospek bagi orang-orang termiskin di dunia terlihat suram kecuali pemerintah melakukan lebih banyak dan melakukannya dengan cepat dan menutupi hilangnya pendapatan harian yang dihadapi orang miskin," kata Andy Sumner, salah satu penulis laporan, sebagaimana dilaporkan Reuters.

"Hasilnya adalah kemajuan dalam pengentasan kemiskinan dapat mundur 20-30 tahun dan membuat tujuan PBB untuk mengakhiri kemiskinan terlihat seperti mimpi belaka."

Sementara itu, para peneliti dari King's College London dan Australian National University menemukan bahwa penyebaran orang-orang yang terjebak dalam kemiskinan akan bergeser secara geografis.

Wilayah yang diperkirakan akan melihat jumlah terbesar orang yang berisiko terjerumus dalam kemiskinan ekstrem adalah Asia Selatan, terutama didorong oleh India yang berpenduduk padat. Kemudian diikuti oleh Afrika Sub-Sahara di mana sekitar sepertiga dari kenaikan akan berasal dari sana.

Sebelumnya pada hari Senin, Bank Dunia mengatakan pihaknya memperkirakan 70-100 juta orang akan didorong ke dalam kemiskinan ekstrem akibat merebaknya pandemi.

Menurut Worldometers, pandemi virus corona per Jumat ini telah menginfeksi 7.595.646 orang secara global. Di mana angka kematian akibat COVID-19 mencapai 423.811 orang dan 3.841.331 orang sembuh.

Wabah asal Wuhan, China ini juga telah menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan dan juga membuat berbagai perusahaan dan bisnis tidak bisa beroperasi dengan normal akibat berbagai penutupan (lockdown) yang telah diterapkan untuk menekan penyebaran wabah.

[Gambas:Video CNBC]


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Beras & Rokok Selalu Jadi Biang Kerok Kemiskinan RI


(res)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading