
AS Terbangkan Drone Mata-mata di Laut Cina Selatan, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China, Angkatan Udara AS dikabarkan menerbangkan pesawat pembom B-1B dan drone mata-mata Global Hawk di atas Laut Cina Selatan.
Menurut laporan Angkatan Udara yang dimuat Fox News Rabu (10/6/2020), Hal ini dilakukan sebagai bagian dari strategi yang lebih luas untuk mempertahankan misi pengawasan dan pencegahan di wilayah tersebut.
"B-1B terbang dari Guam untuk mendukung Komando Indo-Pasifik dan secara khusus melakukan misi di Laut Cina Selatan," tulis militer AS.
Misi semacam itu kemungkinan disebabkan urgensi baru, mengingat laporan bahwa China telah melakukan latihan dua kapal induk di Laut Cina Selatan. Ini pun membuat Taiwan semakin gelisah tentang kemungkinan invasi dari Negeri Tirai Bambu tersebut.
AS dan Taiwan, mengutip Reuters, tidak punya hubungan diplomatik. Namun AS adalah pendukung terkuat Taiwan. Sebelumnya, China dan Taiwan terjebak perselisihan soal unifikasi wilayah. China hingga kini masih menganggap pulau itu adalah bagian dari provinsinya.
Namun pelantikan Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen beberapa pekan lalu memanaskan situasi. Tsai yang terpilih untuk kedua kalinya, menolak penyatuan keduanya meski dalam aturan "satu negara, dua sistem".
Drone pengawasan Global Hawk dapat terbang secara otonom dan melakukan penyesuaian terhadap keadaan yang muncul. Sehingga dapat memproses dengan cepat informasi dalam jumlah besar pada satu waktu.
Ini akan memungkinkan Komandan AS untuk meningkatkan dan memperluas ruang lingkup misi di wilayah tersebut. Global Hawk dapat menangkap dan mengidentifikasi momen-momen penting Laut China Selatan, seperti mengetahui dengan cepat jika ada kapal China yang masuk dan melintas di wilayah tersebut.
(sef/sef) Next Article Strategi Tempur AS kalau Perang di Laut China Selatan
