
New Normal, Konsumsi BBM DKI & Jabar Merangkak Naik
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
09 June 2020 12:37

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) III mencatat konsumsi BBM dan LPG untuk wilayah Jawa bagian Barat memasuki masa transisi normal baru. Dalam masa transisi konsumsi mulai mendekati rata-rata konsumsi harian normal sebelum diberlakukannya kebijakan di rumah saja pada Maret 2020 lalu.
Unit Manager Communication, Relations & CSR MOR III Dewi Sri Utami mengatakan sejak akhir pekan lalu, konsumsi BBM jenis gasoline (Premium, Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo) di Provinsi Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat, mencapai 23 ribu Kiloliter (KL) per hari.
Angka konsumsi ini masih menunjukkan penurunan sebesar 12% dari kondisi normal. Di mana konsumsi normal adalah mengacu pada konsumsi periode Januari - Februari 2020 sekitar 26 ribu KL per hari.
Penurunan konsumsi juga masih terjadi untuk produk gasoil (Solar, Dexlite, Pertamina Dex), sebesar 9.800 KL per hari atau masih turun 18% jika dibandingkan konsumsi normal. Berdasarkan data harian, penguatan konsumsi gasoil dan gasoline mulai terlihat sejak 3 - 6 Juni 2020.
Di mana, konsumsinya dibandingkan kondisi normal turun hanya kisaran 10-15%. Padahal, saat-saat sebelumnya, penurunan konsumsi BBM pernah mencapai lebih dari 40%.
"Hal ini mencerminkan, persiapan masyarakat akan pemberlakuan masa transisi normal baru ini pada 5 Mei, sehingga mulai beraktivitas dan keluar rumah, terlebih di kawasan Jakarta dan sekitarnya," jelas Dewi dalam keterangan tertulisnya, Selasa, (09/06/2020).
Dewi memastikan pasokan BBM di masa transisi ini aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya di wilayah Jawa bagian Barat. Di wilayah MOR III ini, yakni Provinsi DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat, pasokan gasoline dan gasoil sangat mencukupi. Ketersediaan stok BBM lebih dari 21 hari, atau diatas ketahanan stok nasional.
Sementara itu, pada konsumsi LPG untuk sektor rumah tangga, yakni produk LPG subsidi 3 kilogram (Kg), Bright Gas 5,5 Kg dan 12 Kg, mencapai 7.126 Metric Ton (MT) per hari. Konsumsi ini relatif sama dibandingkan konsumsi pada kondisi normal yaitu 7.150 MT per hari.
"Kami memastikan stok LPG Pertamina mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Sejak pandemik Covid-19, konsumsi LPG di sektor rumah tangga bergerak variatif. Ada kenaikan LPG subsidi di beberapa wilayah. Namun untuk LPG Non Subsidi cenderung turun terutama di wilayah Jakarta," kata Dewi.
Konsumsi LPG turun di wilayah Jakarta karena beberapa warga yang semula berdomisili di Jakarta, kembali ke kampung asalnya. Selain itu, tutupnya beberapa usaha kuliner dan restoran karena tidak beroperasi selama masa PSBB.
Selain kesiapan BBM dan LPG, ketersediaan pasokan avtur juga dalam kondisi aman dengan ketahanan stock 50 hari. Merespon kebutuhan maskapai pesawat udara yang mulai kembali beroperasi.
(gus/gus) Next Article Terendah Dalam Sejarah Pertamina: Penjualan Bensin Anjlok 50%
Unit Manager Communication, Relations & CSR MOR III Dewi Sri Utami mengatakan sejak akhir pekan lalu, konsumsi BBM jenis gasoline (Premium, Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo) di Provinsi Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat, mencapai 23 ribu Kiloliter (KL) per hari.
Angka konsumsi ini masih menunjukkan penurunan sebesar 12% dari kondisi normal. Di mana konsumsi normal adalah mengacu pada konsumsi periode Januari - Februari 2020 sekitar 26 ribu KL per hari.
Di mana, konsumsinya dibandingkan kondisi normal turun hanya kisaran 10-15%. Padahal, saat-saat sebelumnya, penurunan konsumsi BBM pernah mencapai lebih dari 40%.
"Hal ini mencerminkan, persiapan masyarakat akan pemberlakuan masa transisi normal baru ini pada 5 Mei, sehingga mulai beraktivitas dan keluar rumah, terlebih di kawasan Jakarta dan sekitarnya," jelas Dewi dalam keterangan tertulisnya, Selasa, (09/06/2020).
Dewi memastikan pasokan BBM di masa transisi ini aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya di wilayah Jawa bagian Barat. Di wilayah MOR III ini, yakni Provinsi DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat, pasokan gasoline dan gasoil sangat mencukupi. Ketersediaan stok BBM lebih dari 21 hari, atau diatas ketahanan stok nasional.
Sementara itu, pada konsumsi LPG untuk sektor rumah tangga, yakni produk LPG subsidi 3 kilogram (Kg), Bright Gas 5,5 Kg dan 12 Kg, mencapai 7.126 Metric Ton (MT) per hari. Konsumsi ini relatif sama dibandingkan konsumsi pada kondisi normal yaitu 7.150 MT per hari.
"Kami memastikan stok LPG Pertamina mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Sejak pandemik Covid-19, konsumsi LPG di sektor rumah tangga bergerak variatif. Ada kenaikan LPG subsidi di beberapa wilayah. Namun untuk LPG Non Subsidi cenderung turun terutama di wilayah Jakarta," kata Dewi.
Konsumsi LPG turun di wilayah Jakarta karena beberapa warga yang semula berdomisili di Jakarta, kembali ke kampung asalnya. Selain itu, tutupnya beberapa usaha kuliner dan restoran karena tidak beroperasi selama masa PSBB.
Selain kesiapan BBM dan LPG, ketersediaan pasokan avtur juga dalam kondisi aman dengan ketahanan stock 50 hari. Merespon kebutuhan maskapai pesawat udara yang mulai kembali beroperasi.
(gus/gus) Next Article Terendah Dalam Sejarah Pertamina: Penjualan Bensin Anjlok 50%
Most Popular