
Jalan Terus, Ini Progres Pembangunan Kilang Strategis RI
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
05 June 2020 17:14

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) terus melanjutkan proyek kilang meski dalam kondisi pandemi Covid-19. Seperti diketahui Pertamina tengah menyelesaikan beberapa proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Grass Roof Refinery (GRR). Pertamina menargetkan agar proyek kilang ini rampung tepat waktu.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Ignatius Tallulembang mengatakan progress dari Kilang Balikpapan sudah mencapai 17% konstruksinya. Nantinya akan meningkatkan kapasitas menjadi 360 ribu barel dan beroperasi pada 2023.
Kemudian, untuk kilang Balongan terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah meningkatkan kapasitas. Tahap kedua optimalisasi produk. Menurutnya saat ini di tahap pertama sedang dalam proses lelang.
"Fase dua kita sedang melakukan study basic design, kita lakukan kajian tingkatkan kapasitasnya dan selesai September atau Oktober tahun ini. Selanjutnya masih ada front end engineering design," ungkapnya dalam konferensi pers virtual, Jumat, (05/06/2020).
Tahap ketiga dilakukan dengan bekerjasama dengan China Petroleum Corporation (CPC). Meski demikian tidak akan mengganggu kerjasama dengan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC). Menurutnya ADNOC ini akan tetap menjadi calon partner tahap ketiga yang bisa bergabung dengan PCP.
"Kita sudah lakukan diskusi degan CPC. Nah pertama tanda tangan nanti sore sisi petrochemical. Masih nunggu feasibility study hasilnya yang akan kita diskusikan dengan ADNOC bulan Agustus ada next step dengan ADNOC. Gabungan ADNOC dan CPC," paparnya.
Kemudian Kilang Cilacap Setelah berkomunikasi intens dengan Saudi Aramco, pada akhir April kemudian menyadari jika Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap penting untuk secepatanya dijalankan. Sehingga Aramco menyampaikan melalui surat resmi melalui CEO, dan mempersilahkan Pertamina membangun kilang Cilacap.
"Aramco masih fokus ke hal-hal lain, silahkan lanjutkan. Artinya dengan sadar sepenuhnya mereka tidak bisa bergabung bagun kilang Cilacap," ungkapnya.
Meski tidak jadi kerjasama untuk proyek kilang Cilacap, tapi Aramco tidak menutup diri untuk bekerjasama di proyek-proyek lain. Pertamina saat ini tengah mencari partner baru, sambil melihat peluang apa-apa saja yang bisa dikerjakan lebih dulu sambil menunggu partner.
"Ini bilamana ada hal-hal projek lain yang bisa dikerjasamakan, kita akan kembali berdiskusi khusus," ungkapnya.
Kilang Dumai, saat ini lebih fokus pada perbaikan kualitas agar bisa menghasilkan produk berkualitas Euro 5. Kilang Plaju, saat ini fokus pada pembangunan greenfuel sambil melakukan efisiesni dan modernisasi kilang .
"Di bawah ada timeline bio-refinery Plaju, feasibility study dan lakukan penunjukan lisensor. 2021 tahap lelang untuk yang tahapan kita sebut front end engineering design. Kilang ini akan operasi pada tahun 2023," jelasnya.
Ignatius menegaskan sasaran yang akan dicapai melalui proyek RDMP dan GRR adaalah mencapai kemandirian energi demi memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Proyek ini menurutnya masih sangat relevan dan ditargetkan akan rampung tepat waktu.
"Kilang akan tetap berjalan dan selesaikan tepat waktu," tegasnya.
(gus/gus) Next Article Doain Ya, Pertamina Bakal Bikin RI Setop Impor BBM 2026!
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Ignatius Tallulembang mengatakan progress dari Kilang Balikpapan sudah mencapai 17% konstruksinya. Nantinya akan meningkatkan kapasitas menjadi 360 ribu barel dan beroperasi pada 2023.
Kemudian, untuk kilang Balongan terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah meningkatkan kapasitas. Tahap kedua optimalisasi produk. Menurutnya saat ini di tahap pertama sedang dalam proses lelang.
"Kita sudah lakukan diskusi degan CPC. Nah pertama tanda tangan nanti sore sisi petrochemical. Masih nunggu feasibility study hasilnya yang akan kita diskusikan dengan ADNOC bulan Agustus ada next step dengan ADNOC. Gabungan ADNOC dan CPC," paparnya.
Kemudian Kilang Cilacap Setelah berkomunikasi intens dengan Saudi Aramco, pada akhir April kemudian menyadari jika Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap penting untuk secepatanya dijalankan. Sehingga Aramco menyampaikan melalui surat resmi melalui CEO, dan mempersilahkan Pertamina membangun kilang Cilacap.
"Aramco masih fokus ke hal-hal lain, silahkan lanjutkan. Artinya dengan sadar sepenuhnya mereka tidak bisa bergabung bagun kilang Cilacap," ungkapnya.
Meski tidak jadi kerjasama untuk proyek kilang Cilacap, tapi Aramco tidak menutup diri untuk bekerjasama di proyek-proyek lain. Pertamina saat ini tengah mencari partner baru, sambil melihat peluang apa-apa saja yang bisa dikerjakan lebih dulu sambil menunggu partner.
"Ini bilamana ada hal-hal projek lain yang bisa dikerjasamakan, kita akan kembali berdiskusi khusus," ungkapnya.
Kilang Dumai, saat ini lebih fokus pada perbaikan kualitas agar bisa menghasilkan produk berkualitas Euro 5. Kilang Plaju, saat ini fokus pada pembangunan greenfuel sambil melakukan efisiesni dan modernisasi kilang .
"Di bawah ada timeline bio-refinery Plaju, feasibility study dan lakukan penunjukan lisensor. 2021 tahap lelang untuk yang tahapan kita sebut front end engineering design. Kilang ini akan operasi pada tahun 2023," jelasnya.
Ignatius menegaskan sasaran yang akan dicapai melalui proyek RDMP dan GRR adaalah mencapai kemandirian energi demi memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Proyek ini menurutnya masih sangat relevan dan ditargetkan akan rampung tepat waktu.
"Kilang akan tetap berjalan dan selesaikan tepat waktu," tegasnya.
(gus/gus) Next Article Doain Ya, Pertamina Bakal Bikin RI Setop Impor BBM 2026!
Most Popular