
Internasional
Demo Besar Terjadi di Inggris, Ada Apa?
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
08 June 2020 09:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Demo besar terjadi di Inggris. Bahkan menurut Reuters ada sekitar 10 ribu orang turun ke jalan-jalan di kota London, Minggu (7/6/2020).
Demo dilakukan untuk mengutuk kebrutalan oknum polisi AS atas kematian George Floyd di Minneapolis 25 Mei lalu. Beberapa demonstran bahkan mengenakan topeng wajah bertuliskan "Rasisme adalah virus".
"Sekarang adalah waktunya: kita perlu melakukan sesuatu. Kami telah menjadi sangat puas diri di Inggris. Tetapi rasisme yang membunuh Floyd lahir di Inggris. Dalam hal kolonialisme dan supremasi kulit putih," ujar Hermione Lake (28).
"Kita perlu sepenuhnya menumpahkan sistem ... Kita perlu reformasi besar-besaran, perubahan besar."
Meski relatif aman, namun bentrok terjadi pada malam hari. Ini terjadi saat sejumlah kecil pendemo melemparkan botol dan kembang api seraya berteriak "Kehidupan kulit hitam penting".
Massa mencoba mendorong garis polisi. Seorang polisi, tulis Reuters, terlihat terluka di kepala dan dibantu rekan-rekannya.
Demo juga terjadi sebelumnya Sabtu (6/6/2020). Demo berujung bentrok pada malam hari, di mana 27 petugas terluka, dengan dua orang luka parah.
Di Bristol, Inggris bagian barat, demonstran juga merobohkan patung "Edward Colston". Ia adalah tokoh perdagangan budak yang dipuja tahun 1895 di negeri kerjaan itu.
Sementara itu, demo yang terjadi menyebabkan kekhawatiran otoritas setempat. Pasalnya pandemi corona COVID-19, masih menyebar pesat di Inggris,
Dari data Worldometers, Inggris mencatat ada 286.194 kasus. Di mana total kematian sebanyak 40.542 pasien.
Inggris menempati negara dengan kematian akibat COVID-19 terbanyak kedua di dunia. Sementara peringkat pertama masih ditempati AS dengan 112.469.
(sef/sef) Next Article Demo AS Menular: Eropa Dilanda Protes, Inggris Bentrok
Demo dilakukan untuk mengutuk kebrutalan oknum polisi AS atas kematian George Floyd di Minneapolis 25 Mei lalu. Beberapa demonstran bahkan mengenakan topeng wajah bertuliskan "Rasisme adalah virus".
"Sekarang adalah waktunya: kita perlu melakukan sesuatu. Kami telah menjadi sangat puas diri di Inggris. Tetapi rasisme yang membunuh Floyd lahir di Inggris. Dalam hal kolonialisme dan supremasi kulit putih," ujar Hermione Lake (28).
Meski relatif aman, namun bentrok terjadi pada malam hari. Ini terjadi saat sejumlah kecil pendemo melemparkan botol dan kembang api seraya berteriak "Kehidupan kulit hitam penting".
Massa mencoba mendorong garis polisi. Seorang polisi, tulis Reuters, terlihat terluka di kepala dan dibantu rekan-rekannya.
Demo juga terjadi sebelumnya Sabtu (6/6/2020). Demo berujung bentrok pada malam hari, di mana 27 petugas terluka, dengan dua orang luka parah.
Di Bristol, Inggris bagian barat, demonstran juga merobohkan patung "Edward Colston". Ia adalah tokoh perdagangan budak yang dipuja tahun 1895 di negeri kerjaan itu.
![]() Protesters throw a statue of slave trader Edward Colston into Bristol harbour, during a Black Lives Matter protest rally, in Bristol, England, Sunday June 7, 2020, in response to the recent killing of George Floyd by police officers in Minneapolis, USA, that has led to protests in many countries and across the US. (Ben Birchall/PA via AP) |
Sementara itu, demo yang terjadi menyebabkan kekhawatiran otoritas setempat. Pasalnya pandemi corona COVID-19, masih menyebar pesat di Inggris,
Dari data Worldometers, Inggris mencatat ada 286.194 kasus. Di mana total kematian sebanyak 40.542 pasien.
Inggris menempati negara dengan kematian akibat COVID-19 terbanyak kedua di dunia. Sementara peringkat pertama masih ditempati AS dengan 112.469.
(sef/sef) Next Article Demo AS Menular: Eropa Dilanda Protes, Inggris Bentrok
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular