Satu Per Satu Dokter RS Wuhan Wafat Kena Corona, Ada Apa Nih?

Nisatul Umah, CNBC Indonesia
07 June 2020 10:50
A medical worker takes a swab from a resident for the coronavirus test during home visits in Wuhan the epicenter of China's coronavirus outbreak in central China's Hubei province, Thursday, May 14, 2020. Some residential compounds in Wuhan have begun testing inhabitants for the coronavirus as a program to test everyone in the Chinese city of 11 million people in 10 days got underway. (Chinatopix via AP)
Foto: Tes Massal Corona Wuhan (Chinatopix via AP)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kemarahan publik ke pemerintah China terpantik akibat kematian para tenaga medis. Publik marah karena menilai pemerintah menutup-nutupi penyebab kematian dan membuat para tenaga medis terpapar risiko pandemi Covid-19 tanpa perlindungan semestinya.

Kabar terbaru yang heboh di pemberitaan adalah soal kematian Dr Hu Weifeng pada 2 Juni kemarin, akibat 4 bulan terkena covid-19. Kematian ahli urologi ini menyusul rekannya Li Wenliang, sang whistleblower wabah corona yang meninggal lebih dulu.

Kematian dua tenaga medis yang bekerja sama memerangi pandemi di RS Wuhan, tempat di mana covid-19 bermula, membuat publik penasaran. Hal ini dikarenakan pemerintah tidak membuka secara terus terang soal kondisi mereka.

Mengutip BBC, warga China melepas kepergian tenaga medis itu di media sosial Weibo dan menyebut mereka sebagai pejuang. Seperti kematian Li Wenliang, kematian Hu Weifeng pun tidak dijelaskan transparan. Media Global Times menyebut bahwa almarhum "Dalam kondisi yang parah dan tidak stabil secara emosional," jelasnya.

Tak lama begitu kabar kematiannya diumumkan, hashtag #WuhanCentralHospitalDoctotHuWeifengPassesaway menggema di Weibo. Disertai dengan emoji lilin, untuk menghormati kepergiannya.

Banyak juga warganet yang mempertanyakan di balik kematian para dokter tersebut dan meminta para pejabat di rumah sakit tersebut bertanggungjawab. "Kapan nih pimpinan rumah sakit Wuhan bertanggungjawab?" ujar salah seorang warga. "Ini udah 5 kali tenaga medis di RS Wuhan meninggal karena virus corona."

Media Epoch Times diblokir Chin karena menulis laporan staf senior di rumah sakit yang buka suara soal bagaimana mereka ditekan untuk tidak memberikan peringatan awal ke publik saat covid-19 teridentifikasi. Termasuk tidak membukanya ke staf rumah sakit.

Mereka juga dipaksa untuk terekspose dengn virus tanpa proteksi APD semestinya.Para netizen China pun mempertanyakan soal bagaimana manajemen di rumah sakit itu berjalan selama ini.

Tidak hanya management, netizen China juga mempertanyakan soal transparansi data rumah sakit usai kematian Dr Hu Weifeng. Kecurigaan muncul bahwa rumah sakit tersebut masih merawat pasien-pasien terdampak Covid-19. 

"Kok bisa, kan pasien di Wuhan sudah tidak ada sejak lama?".

(roy/roy) Next Article Simak Penjelasan lengkap Menkes Soal BOR RS di DKI Sudah 45%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular