Internasional

Situasi Darurat Rusia dan Cerita Kemarahan Besar Putin

Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
05 June 2020 12:55
Russian President Vladimir Putin gestures while speaking during a meeting with business community in the Kremlin in Moscow, Russia, Wednesday, Dec. 25, 2019. (Alexander Nemenov/Pool Photo via AP)
Foto: Vladimir Putin (Alexander Nemenov/Pool Photo via AP)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin marah besar. Ia bahkan menerapkan status darurat di Siberia Utara.

Hal ini terjadi karena tumpahan 20 ribu ton solar di Sungai Ambarnaya, Arktik, Rusia. Kejadian ini membuat sungai di Kutub Utara itu berubah warna menjadi merah.

Pencemaran dimulai setelah sebuah tangki pembangkit listrik perusahaan Norilk Nickel rubuh karena es yang mencair. Namun anehnya petugas setempat, baru mengetahui kejadian ini dua hari selanjutnya.



Dikutip dari Reuters, Putin menegur gubernur karena hal tersebut. "Apa yang kita pelajari tentang situasi darurat dari media sosial? Apakah Anda tidak mengetahuinya?," kata Putin.

Komite investigasi Rusia telah menahan manajer pengelola pembangkit. Bahkan ia akan dijerat dengan UU kriminal.

Sejauh ini, setidaknya baru ada 340 ton minyak yang terkumpul. Menteri Lingkungan Hidup Rusia Elena Panova, mengatakan butuh waktu 10 tahun, untuk membuat ekositem di wilayah itu kembali pulih.

Dilaporkan The Washington Post, tumpahan minyak meluas hingga tujuh mil dari lokasi kejadian. Kelompok lingkungan menyebutnya kecelakaan besar dalam sejarah Rusia modern.

"Terbesar dalam sejarah Rusia," kata kelompok lingkungan WWF Rusia, Aleksei Knizhnikov, dikutip Jumat (5/6/2020).

Sebelumnya Norilk Nickel juga pernah mengalami kejadian serupa di 2016. Namun pencemarannya tidak sebesar sekarang.



[Gambas:Video CNBC]








(sef/sef) Next Article Putin Ubah Konstitusi Rusia, Berkuasa hingga 2036?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular