
Internasional
Karena COVID-19, Lufthansa Rugi Rp 33,4 T
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
03 June 2020 15:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi corona (COVID-19) makin membuat maskapai penerbangan merana. Maskapai terbesar di Jerman, Deutsche Lufthansa AG atau Lufthansa, membukukan kerugian bersih di kuartal I 2020 sebesar 2,1 miliar euro (US$ 2,3 miliar atau Rp 33,4 triliun) pada Rabu (3/6/2020)
"Lalu lintas udara global telah macet dalam beberapa bulan terakhir. Ini telah mempengaruhi hasil kuartalan kami ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Dewan Komisaris Carsten Spohr dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip dari AFP.
"Mengingat pemulihan permintaan yang sangat lambat, kita sekarang harus mengambil langkah-langkah restrukturisasi yang luas untuk mengatasi ini."
Maskapai terbesar ketiga di dunia ini juga akan melakukan restrukturisasi. Ini merupakan langkah efisiensi paling logis, yang bisa dilakukan perusahaan sekarang ini.
Sebelumnya, pemerintah Jerman menyuntikkan dana talangan atau bailout sebesar 9 miliar euro (US$ 9,8 miliar atau Rp 146 triliun). Maskapai ini sudah melakukan pembicaraan dengan Berlin selama berminggu-minggu mengenai bantuan dana talangan yang bisa membantu mengatasi anjloknya pendapatan di tengah pandemi.
Hanya saja, manajemen juga sempat berkonflik dengan pemerintah mengingat bantuan ini tidak gratis. Terutama karena ada beberapa ketentuan kontrol terhadap maskapai tersebut sebagai imbalan atas bailout.
Selain Lufthansa, pesaing-pesaing juga tengah mengajukan permintaan bantuan pada pemerintah. Antara lain maskapai Prancis-Belanda Air France-KLM dan maskapai penerbangan AS, American Airlines, United Airlines dan Delta Air Lines.
(sef/sef) Next Article Terdampak Covid-19, Q2-2020 Lufthansa Rugi Rp 28 T
"Lalu lintas udara global telah macet dalam beberapa bulan terakhir. Ini telah mempengaruhi hasil kuartalan kami ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Dewan Komisaris Carsten Spohr dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip dari AFP.
Maskapai terbesar ketiga di dunia ini juga akan melakukan restrukturisasi. Ini merupakan langkah efisiensi paling logis, yang bisa dilakukan perusahaan sekarang ini.
Sebelumnya, pemerintah Jerman menyuntikkan dana talangan atau bailout sebesar 9 miliar euro (US$ 9,8 miliar atau Rp 146 triliun). Maskapai ini sudah melakukan pembicaraan dengan Berlin selama berminggu-minggu mengenai bantuan dana talangan yang bisa membantu mengatasi anjloknya pendapatan di tengah pandemi.
Hanya saja, manajemen juga sempat berkonflik dengan pemerintah mengingat bantuan ini tidak gratis. Terutama karena ada beberapa ketentuan kontrol terhadap maskapai tersebut sebagai imbalan atas bailout.
Selain Lufthansa, pesaing-pesaing juga tengah mengajukan permintaan bantuan pada pemerintah. Antara lain maskapai Prancis-Belanda Air France-KLM dan maskapai penerbangan AS, American Airlines, United Airlines dan Delta Air Lines.
(sef/sef) Next Article Terdampak Covid-19, Q2-2020 Lufthansa Rugi Rp 28 T
Most Popular