Washington DC Mencekam, Demonstran Dekati Gedung Putih

Redaksi, CNBC Indonesia
01 June 2020 08:15
People hold signs during a protest over the death of George Floyd in Chicago, Saturday, May 30, 2020. Protests were held throughout the country over the death of Floyd, a black man who died after being restrained by Minneapolis police officers on May 25.(AP Photo/Nam Y. Huh)
Foto: Demo Kematian George Floyd berujung ricuh (AP/Nam Y. Huh)
Jakarta, CNBC Indonesia - Jam malam akan diberlakukan di seluruh ibukota Amerika Serikat, Washington pada Minggu malam (31/5/2020), kata walikota Distrik Columbia, seperti dikutip dari AFP. Jam malam tersebut diberlakukan setelah para demonstran berkumpul lagi di dekat Gedung Putih.

Walikota Muriel Bowser mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa jam malam akan berlangsung dari pukul 23:00 sampai 06:00. Muriel juga mengatakan telah mengerahkan Garda Nasional untuk mendukung polisi setelah protes di seluruh negeri.

Kondisi Amerika Serikat (AS) kian mencekam. Protes yang berujung dengan kerusuhan terjadi di sejumlah kota di sejumlah negara bagian.

Protes tersebut merupakan buntut meninggalkan George Floyd, 46 tahun warga Amerika keturunan Afrika oleh seorang polisi kulit putih, 25 Mei lalu. Penangkapannya di negara bagian Minnesouta yakni kota Minneapolis, dengan tidak manusia yang berujung kematian, memicu kemarahan publik.

Setidaknya ada tiga negara bagian yang kini memberlakukan status darurat. Yakni Arizona, Texas, dan Virginia, sebagaimana dikutip CNN International.

Hampir 40 kota di Amerika Serikat (AS) kini memberlakukan jam malam. Mulai dari Minneapolis, Los Angeles County dan San Francisco di California, Denver di Colorado, Miami di Florida, Kansas City di Missouri, Chicago di Illinois, hingga Seattle di Washington.

Khusus negara bagian Arizona, jam malam diberlakukan di seluruh kota Khusus di Chicago, pemerintah menutup semua pusat bisnis, namun Chicago Loop masih bisa dimasuki karyawan dan penduduk yang tinggal di kawasan bisnis itu.

Pentagon mengirimkan 5.000 pasukan Garda Nasional, tentara cadangan AS. Tentara diaktifkan di 15 negara bagian dan Washington DC untuk mengamakan situasi bersama polisi.

Sebanyak 2.000 pasukan lain bersiaga jika diperlukan. Menurut Associated Press, dari Kamis (28/5/2020) hingga Minggu (31/5/2020) 2.383 orang ditangkap.

Gubernur negara bagian Minnesota, Tim Walz mengatakan protes yang terjadi bukan lagi tentang kematian George Floyd. Aksi demo sudah menjalar menjadi kerusuhan massal.

"Ini tentang menyerang masyarakat sipil, menanamkan rasa takut dan mengganggu kota-kota besar kita," kata Walz dalam sebuah pernyataan.
(hps/hps) Next Article AS Mencekam! 3 Negara Bagian Berstatus Darurat, Militer Turun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular