
Kebutuhan Garam 2020 Naik Jadi 4,5 Juta Ton, Kok Bisa?
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
31 May 2020 17:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) mengatakan, terjadi kenaikan kebutuhan garam di 2020, yang tadinya hanya berkisar 3 juta - 4,2 juta ton kini menjadi 4,5 juta ton.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves, Safri Burhanudin mengatakan Indonesia sebenarnya sudah berhasil dalam melakukan swasembada garam.
Safri menjelaskan, target produksi garam nasional pada 2020 badalah sekitar 3 juta sampai 4 juta ton, dan kemudian Indonesia berhasil melakukan produksi sebesar 3,5 juta ton. Artinya, Indonesia sudah bisa memenuhi target produksinya.
"Kalau kita bicara swasembada, kita sudah swasembada, kita sudah capai target. Hanya saja sekarang kebutuhan produksinya meningkat," kata Safri dalam video conference, Minggu (31/5/2020).
"Sekarang kebutuhannya 4,5 juta ton. Ini kan menarik, karena kita bicara kebutuhan waktu itu 3 juta ton, kita sudah bisa produksi 3,5 juta ton," kata Safri melanjutkan.
Saat ini, Kemenko Marves mengatakan, jumlah lahan produktif yang tersedia mencapai 30.000 hektar, dari sebelumnya hanya 25.000 hektar.
Sayanganya, meningkatnya perluasan lahan yang produktif ini, dinilai Safri belum mampu untuk bisa mencapai kebutuhan garam yang sebesar 4,5 juta di tahun ini.
PT Garam, yang merupakan perusahaan tertua dalam menghasilkan garam, dinilai Safri juga masih tidak begitu produktif, karena masih menggunakan teknik yang tradisional. Maka dari itu, dia meminta kepada PT Garam agar teknik dalam menghasilkan garamnya bisa dilakukan secara modern.
"PT Garam sudah lebih dari 75 tahun berproduksi dan kami sampaikan, penggaraman jangan lagi dilakukan dengan cara tradisional. Kalau dengan cara tradisional, gram yang dihasilkan hanya bisa menghasilkan 50 ton - 60 ton per hektar. Padahal kalau bisa intensif, PT Garam itu bisa menghasilkan 100 ton sampai 150 tin per hektar," jelas Safri.
"Kalau kita punya 30.000 hektar, kita bisa hasilkan 100 sampai 150 ton per hektar, dan harusnya kita bisa swasembada," ujarnya melanjutkan.
(dob/dob) Next Article Ini Alasan RI Belum Juga Bebas dari Cengkeraman Garam Impor!
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves, Safri Burhanudin mengatakan Indonesia sebenarnya sudah berhasil dalam melakukan swasembada garam.
Safri menjelaskan, target produksi garam nasional pada 2020 badalah sekitar 3 juta sampai 4 juta ton, dan kemudian Indonesia berhasil melakukan produksi sebesar 3,5 juta ton. Artinya, Indonesia sudah bisa memenuhi target produksinya.
"Sekarang kebutuhannya 4,5 juta ton. Ini kan menarik, karena kita bicara kebutuhan waktu itu 3 juta ton, kita sudah bisa produksi 3,5 juta ton," kata Safri melanjutkan.
Saat ini, Kemenko Marves mengatakan, jumlah lahan produktif yang tersedia mencapai 30.000 hektar, dari sebelumnya hanya 25.000 hektar.
Sayanganya, meningkatnya perluasan lahan yang produktif ini, dinilai Safri belum mampu untuk bisa mencapai kebutuhan garam yang sebesar 4,5 juta di tahun ini.
PT Garam, yang merupakan perusahaan tertua dalam menghasilkan garam, dinilai Safri juga masih tidak begitu produktif, karena masih menggunakan teknik yang tradisional. Maka dari itu, dia meminta kepada PT Garam agar teknik dalam menghasilkan garamnya bisa dilakukan secara modern.
"PT Garam sudah lebih dari 75 tahun berproduksi dan kami sampaikan, penggaraman jangan lagi dilakukan dengan cara tradisional. Kalau dengan cara tradisional, gram yang dihasilkan hanya bisa menghasilkan 50 ton - 60 ton per hektar. Padahal kalau bisa intensif, PT Garam itu bisa menghasilkan 100 ton sampai 150 tin per hektar," jelas Safri.
"Kalau kita punya 30.000 hektar, kita bisa hasilkan 100 sampai 150 ton per hektar, dan harusnya kita bisa swasembada," ujarnya melanjutkan.
(dob/dob) Next Article Ini Alasan RI Belum Juga Bebas dari Cengkeraman Garam Impor!
Most Popular