Internasional

Malaysia Memanas, Kala Mahathir Dipecat dari Partai Sendiri

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
31 May 2020 12:25
In this April 15, 2019, photo, Malaysian Prime Minister Mahathir Mohamad wave good bye to media after a press conference in Putrajaya. Malaysian Prime Minister Mahathir has tendered his resignation to the king, his office reported Monday, Feb. 24, 2020. (AP Photo/Vincent Thian)
Foto: Mahathir Mohamad (AP Photo/Vincent Thian)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad telah dipecat dari Partai Bersatu, partai politik yang ia dirikan.

Menurut sebuah pernyataan yang terungkap Kamis (28/5/2020) dari Partai Persatuan Adat Malaysia (Bersatu), Mahathir, yang adalah ketua partai, dipecat karena tidak mendukung pemerintah Malaysia yang dipimpin oleh Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, presiden Bersatu.



"Dalam sebuah surat yang beredar luas di media sosial, partai menyatakan bahwa Mahathir secara otomatis tidak lagi menjadi anggota setelah ia menunjukkan penolakan terhadap kepemimpinan Muhyiddin sebagai perdana menteri dan presiden partai dengan duduk bersama oposisi ketika parlemen bertemu pekan lalu," menurut laporan Al-Jazeera yang dikutip Minggu (31/5/2020).

Seorang staf di pemerintahan Muhyiddin telah mengkonfirmasi bahwa surat-surat itu asli. Namun, kantor Mahathir menolak memberi tanggapan karena belum melihat surat itu sendiri, kata seorang ajudan.

Banyak yang memandang langkah Muhyiddin sebagai upayanya untuk mengkonsolidasikan kekuasaan saat ia menghadapi tantangan yang mungkin terjadi selama menjabat sebagai perdana menteri baru.

Muhyiddin menjadi perdana menteri pada 1 Maret setelah ditunjuk oleh Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Mahathir pada Februari lalu.

Mahathir, yang kini berusia hampir 95 tahun, sebelumya telah menjabat sebagai perdana menteri dan menjadi pemimpin pemerintahan tertua di dunia. Pengunduran dirinya yang secara tiba-tiba pada Februari, memicu perebutan kekuasaan selama seminggu.



Namun, tak lama setelah mengundurkan diri, Mahathir mengatakan ingin menjadi perdana menteri lagi. Oleh karenanya ia dengan sengit menentang pemerintah baru dan mencela mantan sekutunya sebagai pengkhianat.

Sementara itu, dikutip The Star, Muhyiddin membantah pemecatan itu. Ia pun mendoakan yang terbaik untuk Mahathir, setelah meninggalkan partai.

"Mahathir dan para pengikutnya memutuskan untuk bekerja sama dengan Pakatan (Harapan) terlepas dari keputusan partai yang menentangnya. Jika itu keputusan Mahathir, saya berharap yang terbaik untuknya," jelas Muhyiddin seperti yang dilansir The Star.

Ia pun meminta partai Bersatu merapatkan barisan untuk mempertahankan pemerintahan saat ini.


[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Ini Muhyiddin Yasin, PM Baru Malaysia Berdarah Bugis & Jawa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular