Begini Kisah Ekonomi Asia Usai Pandemi Covid-19 Versi Fitch

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
29 May 2020 15:48
fitch ratings
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Tantangan keempat datang dari tingginya angka pengangguran. Lockdown dan segala bentuk kebijakan yang bersifat membatasi aktivitas sosial telah mengakibatkan ledakan jumlah pengangguran di berbagai negara. Akibatnya akan ada banyak negara yang menjadi proteksionis. Hal tersebut akhirnya berimbas pada low skilled worker yang berasal dari Asia Timur maupun Asia Tenggara. 

Pengangguran

Fitch menilai dengan tingginya angka pengangguran disertai dengan selisih pendapatan yang besar sangat berpotensi mengganggu stabilitas politik suatu negara. Berbagai langkah untuk menyelamatkan ekonomi dari pandemi ditempuh melalui koordinasi kebijakan fiskal muapun moneter. Namun efektivitas kebijakan ini berbeda-beda di setiap negara.

Politics

Ketika ekonomi bangkit dari goncangan pandemi Covid-19 dan pertumbuhan global berangsur pulih, langkah-langkah kebijakan luar biasa yang diambil untuk mendukung pertumbuhan kemungkinan akan dikurangi. Sejauh mana pembuat kebijakan harus memperketat kebijakan, atau mampu mempertahankan dukungan bagi ekonomi, akan berbeda secara signifikan dan sangat bergantung pada fundamental ekonomi suatu negara.

Fitch memberi tanda bahwa mereka yang memiliki surplus transaksi berjalan, kredibilitas kebijakan dengan investor, utang publik rendah, dan tekanan inflasi yang juga terbilang jinak umumnya akan dapat menjalankan kebijakan longgar longgar lebih lama. Ini jadi tantangan kelima yang harus dihadapi oleh berbagai negara di kawasan Asia termasuk Indonesia.

Kebijakan

Poin keenam yang disorot Fitch adalah peran China sebagai investor di kawasan Asia seiring dengan penurunan aliran modal dari Dunia Barat yang masuk ke Benua Kuning. Presiden Tiongkok Xi Jinping tidak mungkin meninggalkan begitu saja megaproyek China yaitu Belt and Road Initiative (BRI) dalam jangka menengah. Selanjutnya setelah Covid-19, akan ada kemungkinan penurunan investasi yang datang ke Asia dari Barat.

Ini menjadi peluang emas bagi China untuk memperluas investasi ke negara-negara berkembang di Asia dengan kesenjangan investasi yang parah. Wabah Covid-19 mungkin memberikan dorongan jangka panjang ke Digital Silk Road. Covid-19 telah menggarisbawahi pentingnya teknologi dan konektivitas digital dalam membantu beradaptasi dengan krisis yang saat ini terjadi.

Ini jadi peluang besar bagi China untuk mengambil pengaruh di wilayah Asia. Ketegangan geopolitik akan meningkat antara negara-negara yang jatuh ke dalam apa yang disebut kubu pro-Cina dan yang lebih pro dengan kekuatan Barat.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular