Ini yang Dikhawatirkan Pengelola Saat Buka Mal di New Normal

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
26 May 2020 18:15
Pengunjung saat membeli makanan di Mall Summarecon Bekasi, Selasa (26/5). Pantauan CNBC Indonesia Summarecon Mall Bekasi hingga kini masih beroperasi secara terbatas imbas pandemi COVID-19. Hanya toko makanan dan farmasi yang buka di pusat perbelanjaan ini. Namun untuk gerai makanan tidak melayani makan di tempat. Usai Presiden RI Jokowi meninjau  mall Summarecon dalam waktu dekat siap beroperasi secara penuh karena kasus positif virus Corona di wilayah tersebut sudah landai dan dikategorikan zona hijau. Nantinya pengunjung mal bakal dibatasi hanya 50% dari kapasitas normal. Begitu pula dengan gerai-gerai yang ada di dalamnya, kapasitasnya hanya boleh 50% dari kondisi normal. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Pusat Perbelanjaan (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mal atau pusat perbelanjaan di DKI Jakarta akan kembali dibuka pada awal Juni mendatang. Pengelola mal memiliki kewenangan penuh dalam mengontrol jalannya aktivitas, termasuk membina penyewa atau tenant-tenant di dalamnya. Sebab bila ada pelanggaran, justru pengelola mal yang bakal kena getahnya.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan mengakui pengelola mal bisa saja mencabut izin terhadap tenant jika dirasa kurang memenuhi protokol pencegahan penyebaran Covid-19. Namun, ia menilai para tenant juga sudah memiliki kesadaran yang baik, sebab setiap pelanggaran akan berdampak pengelola dan ini tentu jadi kekhawatiran tersendiri.

"Bisa, bisa (dicabut izinnya). Tapi gini, kalau ada yang melanggar bahaya, dikhawatirkan nanti mal suruh tutup. Tapi enggak lah, semua mau kerja sama," kata Stefanus kepada CNBC Indonesia, Selasa (26/5).



Keyakinan itu diperolehnya karena hingga kini, banyak tenant di mal yang masih beroperasi, yakni selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Di antaranya adalah ritel kebutuhan pokok, apotik, sektor perbankan, serta restoran yang dikhususkan untuk delivery. Sejumlah tenant itu diyakini menjalankan operasi dengan protokol kesehatan yang memadai.

"Kalau di mal sudah pasti semua disiplin, pedagang juga gitu. Semua karyawan dari tenant wajib gitu. Lebih gampang diatur. Kalau nggak, ya mereka nggak usah buka. Kalau nggak bisa ikutin kan. Tapi semua mau kok mengikuti, semua sadar kalau kita langgar makin repot. Kalo membludak lagi penyakit ini, kita semua juga yang rugi," sebut Presiden Direktur PT Pakuwon Jati Tbk ini.

Persiapan harus dimatangkan oleh tiap pengelola mal. Karena sesuai rencana, pengelola mal di Jakarta akan membuka mal-mal pada 5 Juni 2020. Setidaknya ada 64 mal yang dibuka. "Saya kira semua udah siap-siap. Nggak ada yang mau terlambat. kalau tutup terus kan rugi banget. Nggak mungkin lah," katanya.



[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Tak Ada Lagi Mal Baru di Jakarta, Kota Ini Malah Tambah Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular