Nih, Bukti Terbaru Warga RI Bandel Tak Patuh Jaga Jarak!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 May 2020 13:37
Penumpang KRL (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Penumpang KRL (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CBC Indonesia - Dalam beberapa hari terakhir, jumlah kasus virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia meningkat agak pesat. Kemungkinan ini akibat masyarakat yang kurang disiplin dalam menjaga jarak.

Data Kementerian Kesehatan menyebutkan jumlah pasien positif corona per 25 Mei adalah 22.750 orang. Bertambah 479 orang atau 2,15% dari posisi per hari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pertumbuhan kasus corona di Tanah Air adalah 3,39% per hari. Lumayan jauh di atas rata-rata global yaitu 2,05% per hari.



Coba bandingkan dengan negara-negara tetangga. Berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pertumbuhan kasus corona di Malaysia dalam 14 hari terakhir adalah 0,62% per hari. Sementara di Singapura adalah 2,35%, Filipina 1,88%, Thailand 0,07%, dan Vietnam 0,89%. Indonesia jauh di atas negara-negara ASEAN-6.


Mengapa kasus corona di Indonesia masih sulit ditekan? Mungkin jawabannya adalah kedisiplinan dalam menjaga jarak.

Mengutip Social Distancing Index keluaran Citi, skor Indonesia per 16 Mei adalah -30. Sepekan sebelumnya, angka Indonesia adalah -39.

Social Distancing Index menggunakan angka nol sebagai patokan. Semakin menjauhi nol berarti masyarakat semakin berjarak. Dalam kasus Indonesia, berarti masyarakat bukannya semakin berjarak tetapi malah semakin intim.



HALAMAN SELANJUTNYA >> NEXT

Mayoritas negara juga mengalami peningkatan Social Distancing Index. Namun Indonesia menjadi salah satu dengan peningkatan tertinggi yaitu 9 poin. Hanya kalah dari Selandia Baru, Rumania, dan Korea Selatan.

Akan tetapi, negara-negara tersebut memang secara resmi sudah mengendurkan pembatasan sosial (social distancing) seiring perlambatan penyebaran virus corona. Selandia Baru beberapa waktu lalu sudah mencabut status karantina wilayah (lockdown). Sesuatu yang disebut oleh Perdana Menteri Jacynda Ardern sebagai sebuah kemenangan.




Nah, Indonesia sebenarnya masih menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBBB). Bahkan PSBB di Provinsi DKI Jakarta diperpanjang sampai 2 Juni.

Namun yang terjadi malah masyarakat sepertinya semakin rajin keluyuran. Citi melihat terjadi penurunan social distancing di stasiun serta lokasi perbelanjaan ritel dan rekreasi.

Pada 16 Mei, kepadatan di stasiun kereta api berkurang 53% dibandingkan kondisi normal. Penurunan kepadatan itu berkurang dari posisi 29 Maret yaitu 54%.

Sementara di lokasi perbelanjaan ritel dan rekreasi, terjadi penurunan kepadatan 37% dari hari-hari biasa. Meski turun, tetapi lebih kecil dibandingkan posisi 29 Maret yang turun 53%.

coronaCiti

Data ini menggambarkan bahwa pembatasan sosial di masyarakat semakin mengendur. Malah yang ada malah tercipta kerumunan sehingga memperbesar ruang gerak penyebaran virus corona.



TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular