
Corona Melonjak, Ini Fakta Mengerikan di Rumah Sakit Brazil
Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
24 May 2020 10:46

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Di salah satu kota terbesar di Brazil yang paling banyak korban terinfeksi virus Corona atau Covid-19, layanan kesehatan di sana sudah tak mampu mengatasi. Padahal penyebaran virus ini belum mencapai puncaknya.
Namun, saat para dokter berjuang dengan gagah berani untuk menyelamatkan nyawa, Presiden negaranya yakni Jair Bolsonaro, tampaknya lebih fokus pada ekonomi negaranya. Adapun Brazil minggu ini menjadi negara dengan infeksi terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat, dengan lebih dari 330.000 kasus dikonfirmasi.
Meski demikian Bolsonaro menganggap virus ini sebagai "flu kecil" sehingga mendesak semua bisni bisa segera kembali dibuka meskipun banyak Gubernur yang menolak dan meminta tetap dilakukan pembatasan sosial untuk memperlambat penyebaran.
Perkataan Bolsonaro tersebut membuat banyak doter di unit perawatan intensif besar (ICU) Institut Penyakit Menular Emilio Ribas di Sao Paulo, merah dan mengatakan "flu kecil" tersebut perkataan yang tidak relavan.
"Ini bukan flu. Itu hal terburuk yang pernah kita hadapi dalam kehidupan profesional kita," ujar salah satu Dokter, Jacques Sztajnbok yang dikutip dari CNN World, Minggu (24/5/2020).
Menurutnya, Covid-19 membunuh dalam kesunyian yang menyesakkan di balik tirai rumah sakit tersebut. Di dalam RS tersebut semua dokter sibuk berjuang menyelamatkan pasien terinfeksi agar tetap selamat bahkan tanpa berhenti. dalam diam tanpa bising yang terdengar ke dunia luar.
Di dalam RS tersebut terlihat faktanya mengerikannya bagaimana seorang dokter berjuang keras memberikan tekanan dada yang keras dan tak kenal ampun kepada seorang pasien berusia 40 tahun yang kecil kemungkinan selamat, namun terjadi keajaiban.
Di ruang ICU lainnya perawat lain masuk dan bergantian dengan temannya menangani pasien. Di koridor di luar, seorang dokter meraba-raba, dengan kikuk mengenakan gaunnya. Saat-saat seperti ini telah berkali-kali terjadi sebelumnya selama pandemi berlangsung dan hari ini, itu tidak menjadi lebih mudah. ICU ini penuh, dan masa puncak Covid-19 di Sao Paulo mungkin dua minggu lagi.
"Coronavirus telah merusak kehidupan kita secara luas, tetapi caranya membunuh tetap begitu sering tersembunyi di dalam ICU, di mana hanya petugas kesehatan yang gagah berani yang melihat trauma itu. Dan bagi staf di sini, rasanya semakin dekat setiap hari," ujar CNN.
Dua hari sebelum kunjungan CNN World, mereka kehilangan seorang rekan perawat Mercia Alves, 28 tahun dalam pekerjaan itu. Hari ini, mereka berdiri bersama di kaca ruang isolasi lain, di dalamnya ada seorang dokter di tim mereka, diintubasi. Kolega lain dinyatakan positif hari itu. Penyakit yang telah memenuhi rumah sakit tampaknya mulai menimpa mereka.
Rumah sakit Emilio Ribas penuh dengan kabar buruk tanpa ruang tempat tidur sebelum puncaknya melanda, dan staf sudah banyak yang sekarat karena virus ini. Dan itu adalah pertanda gelap selama beberapa minggu ke depan di Brasil.
Sao Paulo adalah kota terbesarnya dan yang terkaya, di mana Gubernur setempat bersikeras untuk melakuk lockdown. Karena jumlah kematian hampir 6.000 dan lebih dari 76.000 kasus yang dikonfirmasi merupakan indikasi tentang apa masih banyak lagi korban yang akan terkonfirmasi.
Bolsonaro yang tadinya lebih sibuk menyelamatkan perekonomian dibandingkan dengan Kesehatan, baru-baru ini mengatakan untuk berperang melawan virus corona. Tetapi pada 14 Mei, dia kembali berkata: "Kita harus berani menghadapi virus ini. Apakah orang-orang sekarat? Ya mereka, dan saya menyesal. Tetapi banyak lagi yang akan mati jika ekonomi terus dihancurkan karena tindakan (lockdown). "
(dob/dob) Next Article Pertamina Sulap Lapangan Bola Jadi RS Covid-19 Super Lengkap
Namun, saat para dokter berjuang dengan gagah berani untuk menyelamatkan nyawa, Presiden negaranya yakni Jair Bolsonaro, tampaknya lebih fokus pada ekonomi negaranya. Adapun Brazil minggu ini menjadi negara dengan infeksi terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat, dengan lebih dari 330.000 kasus dikonfirmasi.
Meski demikian Bolsonaro menganggap virus ini sebagai "flu kecil" sehingga mendesak semua bisni bisa segera kembali dibuka meskipun banyak Gubernur yang menolak dan meminta tetap dilakukan pembatasan sosial untuk memperlambat penyebaran.
"Ini bukan flu. Itu hal terburuk yang pernah kita hadapi dalam kehidupan profesional kita," ujar salah satu Dokter, Jacques Sztajnbok yang dikutip dari CNN World, Minggu (24/5/2020).
Menurutnya, Covid-19 membunuh dalam kesunyian yang menyesakkan di balik tirai rumah sakit tersebut. Di dalam RS tersebut semua dokter sibuk berjuang menyelamatkan pasien terinfeksi agar tetap selamat bahkan tanpa berhenti. dalam diam tanpa bising yang terdengar ke dunia luar.
Di dalam RS tersebut terlihat faktanya mengerikannya bagaimana seorang dokter berjuang keras memberikan tekanan dada yang keras dan tak kenal ampun kepada seorang pasien berusia 40 tahun yang kecil kemungkinan selamat, namun terjadi keajaiban.
Di ruang ICU lainnya perawat lain masuk dan bergantian dengan temannya menangani pasien. Di koridor di luar, seorang dokter meraba-raba, dengan kikuk mengenakan gaunnya. Saat-saat seperti ini telah berkali-kali terjadi sebelumnya selama pandemi berlangsung dan hari ini, itu tidak menjadi lebih mudah. ICU ini penuh, dan masa puncak Covid-19 di Sao Paulo mungkin dua minggu lagi.
"Coronavirus telah merusak kehidupan kita secara luas, tetapi caranya membunuh tetap begitu sering tersembunyi di dalam ICU, di mana hanya petugas kesehatan yang gagah berani yang melihat trauma itu. Dan bagi staf di sini, rasanya semakin dekat setiap hari," ujar CNN.
Dua hari sebelum kunjungan CNN World, mereka kehilangan seorang rekan perawat Mercia Alves, 28 tahun dalam pekerjaan itu. Hari ini, mereka berdiri bersama di kaca ruang isolasi lain, di dalamnya ada seorang dokter di tim mereka, diintubasi. Kolega lain dinyatakan positif hari itu. Penyakit yang telah memenuhi rumah sakit tampaknya mulai menimpa mereka.
Rumah sakit Emilio Ribas penuh dengan kabar buruk tanpa ruang tempat tidur sebelum puncaknya melanda, dan staf sudah banyak yang sekarat karena virus ini. Dan itu adalah pertanda gelap selama beberapa minggu ke depan di Brasil.
Sao Paulo adalah kota terbesarnya dan yang terkaya, di mana Gubernur setempat bersikeras untuk melakuk lockdown. Karena jumlah kematian hampir 6.000 dan lebih dari 76.000 kasus yang dikonfirmasi merupakan indikasi tentang apa masih banyak lagi korban yang akan terkonfirmasi.
Bolsonaro yang tadinya lebih sibuk menyelamatkan perekonomian dibandingkan dengan Kesehatan, baru-baru ini mengatakan untuk berperang melawan virus corona. Tetapi pada 14 Mei, dia kembali berkata: "Kita harus berani menghadapi virus ini. Apakah orang-orang sekarat? Ya mereka, dan saya menyesal. Tetapi banyak lagi yang akan mati jika ekonomi terus dihancurkan karena tindakan (lockdown). "
(dob/dob) Next Article Pertamina Sulap Lapangan Bola Jadi RS Covid-19 Super Lengkap
Most Popular