
Saat Prabowo Telepon Menhan Jepang Bahas Laut China Selatan
Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
23 May 2020 04:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertahanan Indonesia Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo mengadakan pembicaraan via telepon dengan Menteri Pertahanan Jepang Taro Kono, 19 Mei 2020.
Dalam keterangan tertulis Kemenhan Jepang seperti dikutip CNBC Indonesia, Jumat (22/5/2020), kedua menteri bertukar pikiran perihal peran Kemenhan masing-masing negara dalam merespons penyebaran Covid-19.
Kono menjelaskan perihal kegiatan Pasukan Kemenhan Jepang (JSDF) di kapal pesiar Diamond Pricess. Kono juga menjelaskan kegiatan-kegiatan lain yang sedang dilakukan JSDF untuk mencegah infeksi di dalam kota serta langkah-langkah pencegahan infeksi yang dilakukan dalam operasi mereka.
Tidak kalah penting adalah kedua menteri juga bertukar pandangan tentang masalah keamanan regional, termasuk Laut China Selatan dan Laut China Timur. Seperti diketahui, tensi di kedua kawasan itu belakangan menghangat seiring aksi unjuk kekuatan antara AS dan China.
"Menteri Prabowo menyatakan posisi Indonesia bahwa masalah klaim teritorial harus diselesaikan secara damai tanpa menggunakan kekerasan untuk menjaga stabilitas sesuai dengan tatanan internasional," tulis Kemenhan Jepang.
"Menteri Kono juga menyatakan bahwa Jepang sangat menentang upaya untuk secara sepihak mengubah status quo dengan paksa dan kegiatan apapun yang menambah ketegangan."
Lebih lanjut, kedua menteri juga bertukar pandangan tentang kerja sama antara Jepang dan Indonesia.
Kono menyatakan, di tengah pandemi Covid-19, kedua negara penting menjaga postur pertahanan kedua negara dan memperkuat kerja sama pertahanan bilateral untuk terus mengejar sinergi "ASEAN Outlook on the Indo-Pacific" yang dirilis ASEAN tahun lalu dan konsep Jepang terkait "Free and Open Indo-Pacific".
Berikut adalah tiga kesepakatan yang dicapai Kono dan Prabowo terkait Covid-19:
Pertama, berbagi informasi, pengetahuan, dan pelajaran yang diperoleh tentang langkah-langkah yang diambil oleh otoritas pertahanan untuk mengatasi Covid-19 pada tahap paling awal
Kedua, perlunya berbagi ancaman berdasarkan keadaan saat ini dan dampak potensial dari penyebaran Covid-19 terhadap kebijakan pertahanan masing-masing negara
Ketiga, mempromosikan kerja sama dan pertukaran pertahanan yang giat, termasuk pertemuan "2+2" secepat mungkin untuk menegakkan dan memperkuat "Free and Open Indo-Pacific" seraya menjaga komunikasi antara Kemenhan Jepang dan Kemenhan RI.
(miq/dru) Next Article LCS Panas Gara-gara AS-China, Menhan Jepang Telepon Prabowo
Dalam keterangan tertulis Kemenhan Jepang seperti dikutip CNBC Indonesia, Jumat (22/5/2020), kedua menteri bertukar pikiran perihal peran Kemenhan masing-masing negara dalam merespons penyebaran Covid-19.
Kono menjelaskan perihal kegiatan Pasukan Kemenhan Jepang (JSDF) di kapal pesiar Diamond Pricess. Kono juga menjelaskan kegiatan-kegiatan lain yang sedang dilakukan JSDF untuk mencegah infeksi di dalam kota serta langkah-langkah pencegahan infeksi yang dilakukan dalam operasi mereka.
"Menteri Prabowo menyatakan posisi Indonesia bahwa masalah klaim teritorial harus diselesaikan secara damai tanpa menggunakan kekerasan untuk menjaga stabilitas sesuai dengan tatanan internasional," tulis Kemenhan Jepang.
"Menteri Kono juga menyatakan bahwa Jepang sangat menentang upaya untuk secara sepihak mengubah status quo dengan paksa dan kegiatan apapun yang menambah ketegangan."
Lebih lanjut, kedua menteri juga bertukar pandangan tentang kerja sama antara Jepang dan Indonesia.
Kono menyatakan, di tengah pandemi Covid-19, kedua negara penting menjaga postur pertahanan kedua negara dan memperkuat kerja sama pertahanan bilateral untuk terus mengejar sinergi "ASEAN Outlook on the Indo-Pacific" yang dirilis ASEAN tahun lalu dan konsep Jepang terkait "Free and Open Indo-Pacific".
Berikut adalah tiga kesepakatan yang dicapai Kono dan Prabowo terkait Covid-19:
Pertama, berbagi informasi, pengetahuan, dan pelajaran yang diperoleh tentang langkah-langkah yang diambil oleh otoritas pertahanan untuk mengatasi Covid-19 pada tahap paling awal
Kedua, perlunya berbagi ancaman berdasarkan keadaan saat ini dan dampak potensial dari penyebaran Covid-19 terhadap kebijakan pertahanan masing-masing negara
Ketiga, mempromosikan kerja sama dan pertukaran pertahanan yang giat, termasuk pertemuan "2+2" secepat mungkin untuk menegakkan dan memperkuat "Free and Open Indo-Pacific" seraya menjaga komunikasi antara Kemenhan Jepang dan Kemenhan RI.
(miq/dru) Next Article LCS Panas Gara-gara AS-China, Menhan Jepang Telepon Prabowo
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular