Jatim Jadi Hotspot Baru Corona & Kurva DKI Turun, Yakin Nih?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
22 May 2020 14:35
INFOGRAFIS, Mengenal Virus Corona dan Cara Mencegahnya
Foto: Ilustrasi virus corona baru penyebab Covid-19 (Edward Ricardo/CNBC Indonesia).
Jakarta, CNBC Indonesia - Sampai dengan Kamis (21/5/2020), jumlah orang di Indonesia yang positif terinfeksi virus corona baru penyebab Covid-19 telah mencapai lebih dari 20 ribu. Kini Jawa Timur menjadi hotspot baru. 

Dalam paparan perkembangan terkini perihal penanganan wabah corona, Achmad Yurianto selaku Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 mengumumkan jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 di dalam negeri sudah mencapai 20.162. Angka ini melonjak 973 kasus dalam sehari dan merupakan kenaikan tertinggi yang tercatat selama ini.

"Peningkatan ini luar biasa, ini tertinggi. Pertambahan tertinggi di Jawa Timur. Sementara itu kasus secara nasional sembuh 263 orang sehingga totalnya 4.838 orang dan meninggal 36 sehingga totalnya 1.278 orang," ujarnya.

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, penambahan kasus konfirmasi positif di Jatim hari ini jauh lebih tinggi dibandingkan Rabu (20/5/2020) sebanyak 119 kasus dan Selasa (19/5/2020) sebanyak 81 kasus. Total kasus saat ini 2.998.



Sebaliknya di DKI Jakarta, terjadi penurunan penambahan kasus konfirmasi positif dengan perincian 65 kasus (21 Mei 2020), 81 kasus (20 Mei 2020), dan 98 (19 Mei 2020). Total kasus saat ini 6.301.



Namun, jika dilihat lebih jauh, sebenarnya pertambahan jumlah kasus baik di Jatim maupun di DKI Jakarta masih cenderung fluktuatif. Itu artinya belum banyak yang bisa disimpulkan dari perkembangan kasus Covid-19 di kedua daerah tersebut.

Hal yang disayangkan sebenarnya adalah jumlah sampel tes Covid-19 yang sangat rendah di Indonesia. Bahkan merupakan yang terendah di Asia Tenggara walau wabah sudah merebak hampir dalam dua bulan terakhir. 



Padahal tes yang sensitif dan masif merupakan langkah awal yang krusial dalam mendeteksi seberapa banyak populasi yang terinfeksi virus. Masalahnya selama ini pada beberapa kasus, Covid-19 tak menimbulkan gejala apapun. Kasus seperti inilah yang dikhawatirkan terjadi dan berpotensi menjadi bom waktu ke depan.

[Gambas:Video CNBC]



Faktor lain yang juga sangat penting dalam penanganan wabah menular adalah dengan melakukan contact tracing. Metode ini digunakan untuk melacak siapa saja orang yang pernah berinteraksi dengan penderita. 

Tes Covid-19 yang sensitif secara masif dan contact tracing yang ketat dan disiplin terbukti berhasil di Korea Selatan. Pada pertengahan Februari lalu, Korea Selatan sempat menjadi negara dengan lonjakan kasus tertinggi di luar China.

Namun, karena pemerintah secara agresif melakukan tes dan contact tracing sejak dini kasus di Korea Selatan dapat ditekan sehingga gagal jadi episentrum wabah. Dengan tes dan contact tracing orang yang menderita dan berpotensi terinfeksi dapat diisolasi secara dini sehingga dapat memutus mata rantai penularan. 

Indonesia jika tidak menerapkan kebijakan lockdown seharusnya lebih agresif lagi dalam menggencarkan tes Covid-19. Lagipula sampai saat ini jika melihat dokumen kajian Kementerian PPN/Bappenas, angka reproduksi efektif (Rt) baik di DKI Jakarta maupun Jatim masih di atas 1. 

Perlu diketahui bersama Rt mengukur rata-rata jumlah infeksi yang terjadi dalam suatu waktu yang diakibatkan oleh infeksi tunggal. Jika angkanya masih lebih dari 1 maka penularan dalam populasi masih terjadi. Epidemi dikatakan terkendali jika setidaknya dalam kurun waktu 2 minggu Rt berada di bawah 1 secara konsisten.

Masalahnya angka Rt baik di DKI Jakarta dan Jatim masih berada di atas 1. Sehingga wacana pelonggaran PSBB sebetulnya kurang tepat untuk digulirkan di tengah minimnya tes secara agresif dan laju penularan yang tinggi. 

Angka Reproduksi Efektif (Rt) Covid-19 di Indonesia

Angka Reproduksi Efektif (Rt) Covid-19 di IndonesiaSumber : Kementerian PPN/Bappenas


Angka Reproduksi Efektif (Rt) Covid-19 di Indonesia

Angka Reproduksi Efektif (Rt) Covid-19 di IndonesiaSumber : Kementerian PPN/Bappenas

Fokus pemerintah dan seluruh elemen masyarakat sampai saat ini masih belum berubah, yakni fight to flatten the curve. Ke depan pemerintah baik pusat dan daerah harus lebih satu visi dan meningkatkan koordinasi dalam penanganan wabah.

Kebijakan yang jelas, tegas dan terukur mutlak diperlukan. Sementara untuk masyarakat hendaknya lebih menahan diri terlebih dahulu untuk tetap tinggal di rumah, memakai masker jika terpaksa keluar, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak aman guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular