Xi Jinping Mau Sebar Vaksin Corona, Dermawan atau Retorika?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
20 May 2020 15:39
INFOGRAFIS, Damai Perang Dagang As-China Berujung Kebuntuan
Foto: Infografis/Perang Dagang AS-China/Edward Ricardo
Terlepas dari permasalahan tadi, sebenarnya saat ini AS dan China tengah berpacu dengan waktu dan bahkan berlomba satu sama lain untuk segera menemukan vaksin virus corona yang efektif. 

Kandidat vaksin yang paling menjanjikan yang diproduksi oleh perusahaan farmasi AS yakni Moderna dikabarkan menunjukkan hasil yang positif saat uji klinis terhadap 45 sukarelawan. Namun ada juga yang menganggap laporan tersebut hanyalah harapan semu.

Dalam catatan World Health Organization (WHO) ada 8 vaksin corona yang sedang diujicobakan ke manusia. Empat vaksin tersebut dikembangkan di China. Sisanya, dua Amerika Serikat (AS), Satu di Jerman dan satu di Inggris.

Empat vaksin corona dari China adalah CanSino Biological Inc dan Beijing Institute of Biotechnology; Wuhan Institute of Biological Products dan Sinopham; dan Sinovac. Vaksin corona AS dikembangkan Inovio Pharmaceuticals dan Moderna. Inggris oleh University of Oxford dan Jerman oleh BioNTech menggandeng Fosun Pharma dan Pfizer.

Dari ke delapan vaksin ini yang terdepan adalah vaksin buatan CanSino Biological Inc dan Beijing Institute of Biotechnology. Vaksinnya bernama Ad5-nCoV.I ni satu-satunya vaksin yang sedang menjalani uji coba fase 2.

Vaksin ini menggunakan gabungan virus hidup dan protein rekombinan yang digunakan untuk menghasilkan protein antigen untuk memicu produksi antibodi terhadap virus corona.

Hingga kini CanSino belum menerbitkan hasil rinci dari uji coba fase 1, hanya mengumumkan menjalankan uji fase 2 berdasarkan 'data keamanan awal' dari fase 1, yang melibatkan 500 orang.

Namun CanSino sebagai yang terdepan di China pun masih menemui berbagai tantangan dalam pengembangan vaksinnya. Tantangan yang dihadapi oleh CanSino antara lain pada tahap uji klinis di saat wabah corona di China sudah mulai reda. China butuh kerja sama dengan negara lain untuk hal ini. 

Selain itu skenario pengembangan virus corona dalam waktu yang ketat yakni 12-18 bulan juga dinilai terlalu optimistis mengingat pengembangan vaksin saat normal membutuhkan waktu 8-15 tahun mulai dari riset, persiapan preklinis, uji klinis, persetujuan, produksi masal hingga distribusi. Pada akhirnya kita semua tetap harus bersabar. Jalan untuk menemukan sang penangkal masih panjang. (twg)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular