Vaksin Corona Ditemukan, Realita atau Desas-Desus Belaka?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
20 May 2020 08:17
Virus Outbreak US Testing
Foto: Vaksin (AP/John Minchillo)
Jelas kabar gembira tersebut disambut positif oleh banyak orang. Optimisme untuk hidup normal mulai kembali muncul. Di saat-saat genting seperti ini, timeline pengembangan vaksin memang dipercepat. 

Pada umumnya, vaksin membutuhkan waktu 8-15 tahun untuk dapat sampai ke tangan petugas medis. Namun untuk kasus pengembangan vaksin corona, timeline untuk berbagai tahap pengembangan vaksin dipadatkan bahkan berjalan secara overlap hingga diperkirakan membutuhkan waktu 12-18 bulan saja.

TahapanWaktu NormalAkselerasi*
Total/Keseluruhan8-15 tahun12-18 bulan
Riset 2-4 tahun6 bulan
Persiapan preklinis2 tahun6 bulan
Uji klinis5 tahun1,5 tahun
Persetujuan1 tahun 6 bulan
Produksi/Manufacturing2 tahun 3-6 bulan
Distribusi2-6 bulan1 bulan

Sumber : New York Times, John Hopkins University, Council on Foreign Relation, CNBC Indonesia Research.

Namun, banyak ahli melihat bahwa timeline pengembangan vaksin tersebut terlalu optimistis. Ada beberapa faktor yang jadi tantangan dalam pengembangan vaksin terutama dalam kondisi seperti sekarang ini.

Kalau pun masalah teknologi dan ongkos pengembangan fasilitas produksi vaksin masih bisa disiasati, tantangan utama pengembangan vaksin corona terletak pada uji klinis. Pada fase ini kandidat vaksin akan diuji keamanan dan efektivitasnya dalam menangkal Covid-19. 

Proses uji klinis dilakukan dalam beberapa tahap dan menggunakan pendekatan ilmiah serta seringkali melibatkan hewan model agar uji yang dilakukan benar-benar dapat menghasilkan vaksin yang ampuh.

Tantangan kedua yang dihadapi adalah, kandidat vaksin paling menjanjikan saat ini jenisnya adalah vaksin berbasis asam nukleat (RNA). Secara historis FDA belum pernah menyetujui vaksin DNA, sehingga ini akan jadi pertanyaan besar. Walau kandidat vaksin merupakan RNA yang berbeda dari DNA tetapi keduanya adalah tipe asam nukleat.

Lagipula kalaupun sudah ditemukan dan disetujui pertanyaan selanjutnya adalah apakah suplai vaksin dapat memenuhi kebutuhan global. Rasanya ini akan sangat sulit. Untuk melakukan vaksinasi terhadap tenaga medis satu kali saja setidaknya butuh miliaran dosis.

Sehingga kapasitas produksi vaksin di berbagai produsen sangat menentukan kecukupan suplai vaksin. Kalau pun tidak cukup maka vaksin akan lebih diprioritaskan untuk negara yang menemukan dan harganya pun mahal. Akhirnya akses setiap negara terhadap vaksin pun jadi tak merata.

Tantangan lain yang juga paling penting adalah menciptakan vaksin yang efektif. Namun efektivitas vaksin juga sangat tergantung dari karakteristik patogen itu sendiri. Apakah patogennya mudah lolos atau tidak. Jika laju mutasi virus tinggi dan patogen berevolusi dengan cepat maka efektivitas suatu vaksin cenderung rendah.

Virus corona merupakan virus yang tergolong ke dalam RNA virus karena memiliki materi genetik berupa RNA. Menurut berbagai publikasi yang dimuat di Journal Plos One dan kajian yang dilakukan oleh John Hopkins University virus RNA memiliki laju mutasi yang tinggi dan berevolusi dengan cepat. Hal ini membuat pengembangan vaksin yang efektif jadi pekerjaan yang sangat menantang. 

Dengan adanya kemajuan teknologi memang membuat pengembangan vaksin terjadi dengan pesat. Sampai saat ini belum ada vaksin corona yang efektif dan pengembangan vaksin masih terus dilakukan. Namun tantangan besar untuk mewujudkan vaksinasi global menanti di depan mata untuk dihadapi dan dicari solusinya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular