
Saking Saktinya, Corona Bisa Ubah Tatanan Dunia
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
20 May 2020 07:47

Dengan adanya lockdown di Provinsi Hubei yang merupakan sentra industri China, beberapa perusahaan multinasional bahkan memindahkan jaringan operasionalnya dari Negeri Tirai Bambu ke negara lain.
Mengutip Nikkei Asian Review, pada pertengahan Februari lalu saat lockdown masih diterapkan, beberapa perusahaan asal Jepang yang beroperasi di China ada yang memindahkan produksinya.
Pembuat peralatan konstruksi Komatsu, yang juga beroperasi di China, bahkan menggeser produksi komponen logam yang digunakan dalam tubuh kendaraan serta kawat harness ke Jepang dan Vietnam. Langkah ini diambil dengan tujuan untuk mencegah keterlambatan pengiriman Cina dari tumpah ke seluruh dunia.
Nasib serupa juga dialami Meiko Electronics sebuah perusahaan produsen papan sirkuit otomotif yang memiliki pusat produksi terbesar di Wuhan.
Dengan dihentikannya operasi hingga 20 Februari, perusahaan Jepang itu mempertimbangkan menggeser produksinya ke lokasi yang juga sesuai dengan kebutuhan seperti Guangzhou, Jepang atau Vietnam. Untuk produk yang hanya dapat dibuat di pabrik Wuhan, mereka bahkan meminta pelanggan untuk mencari pemasok lain.
Tak hanya perusahaan asal Jepang saja yang kena dampak dari penyebaran wabah di China. Perusahaan-perusahaan teknologi asal AS yang juga memiliki jaringan di China seperti Apple dan Tesla juga kena dampaknya.
Tesla bahkan sempat menutup pabriknya di Shang Hai selama sepekan setengah di awal Maret lalu untuk membantu menekan penyebaran virus corona.
Dari fenomena ini investor dan perusahaan multinasional kembali diingatkan bahwa diversifikasi juga memegang peranan penting dalam pengelolaan risiko.
Walau China terkenal dengan suplai tenaga kerja yang banyak, iklim bisnis yang mendukung karena tidak terlalu ketat hingga logistik dan infrastruktur yang memadai, ke depan perusahaan multinasional akan terus mengevaluasi apakah ada kesempatan untuk relokasi ke tempat lain yang memberikan keunggulan kompetitif dari segi ongkos.
Ini jelas jadi ancaman untuk China. Namun di saat yang sama juga menjadi peluang bagi negara lain seperti India, Vietnam bahkan Indonesia. Tinggal siapa yang terlebih dahulu mau ambil kesempatan ini.
Namun satu hal yang pasti, ternyata agen penginfeksi ultra mikroskopik ini (virus corona) memiliki dampak yang sangat luar biasa. Saking saktinya ekonomi global tidak hanya terbatuk-batuk, tetapi tatanan dunia juga berpeluang berubah.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Mengutip Nikkei Asian Review, pada pertengahan Februari lalu saat lockdown masih diterapkan, beberapa perusahaan asal Jepang yang beroperasi di China ada yang memindahkan produksinya.
Pembuat peralatan konstruksi Komatsu, yang juga beroperasi di China, bahkan menggeser produksi komponen logam yang digunakan dalam tubuh kendaraan serta kawat harness ke Jepang dan Vietnam. Langkah ini diambil dengan tujuan untuk mencegah keterlambatan pengiriman Cina dari tumpah ke seluruh dunia.
Dengan dihentikannya operasi hingga 20 Februari, perusahaan Jepang itu mempertimbangkan menggeser produksinya ke lokasi yang juga sesuai dengan kebutuhan seperti Guangzhou, Jepang atau Vietnam. Untuk produk yang hanya dapat dibuat di pabrik Wuhan, mereka bahkan meminta pelanggan untuk mencari pemasok lain.
Tak hanya perusahaan asal Jepang saja yang kena dampak dari penyebaran wabah di China. Perusahaan-perusahaan teknologi asal AS yang juga memiliki jaringan di China seperti Apple dan Tesla juga kena dampaknya.
Tesla bahkan sempat menutup pabriknya di Shang Hai selama sepekan setengah di awal Maret lalu untuk membantu menekan penyebaran virus corona.
Dari fenomena ini investor dan perusahaan multinasional kembali diingatkan bahwa diversifikasi juga memegang peranan penting dalam pengelolaan risiko.
Walau China terkenal dengan suplai tenaga kerja yang banyak, iklim bisnis yang mendukung karena tidak terlalu ketat hingga logistik dan infrastruktur yang memadai, ke depan perusahaan multinasional akan terus mengevaluasi apakah ada kesempatan untuk relokasi ke tempat lain yang memberikan keunggulan kompetitif dari segi ongkos.
Ini jelas jadi ancaman untuk China. Namun di saat yang sama juga menjadi peluang bagi negara lain seperti India, Vietnam bahkan Indonesia. Tinggal siapa yang terlebih dahulu mau ambil kesempatan ini.
Namun satu hal yang pasti, ternyata agen penginfeksi ultra mikroskopik ini (virus corona) memiliki dampak yang sangat luar biasa. Saking saktinya ekonomi global tidak hanya terbatuk-batuk, tetapi tatanan dunia juga berpeluang berubah.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Pages
Most Popular