Cashflow Seret, Bisnis Kurir Putar Otak Bayar Tagihan

Savira Wardoyo, CNBC Indonesia
19 May 2020 09:48
Pekerja melakukan penyortiran paket yang datang dari luar negeri di Kantor Regional IV PT. Pos Indonesia (Persero) di Jln. Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (6/2/2019). Meskipun sejumlah pekerja dari Serikat Pekerja Pos Indonesia (SPPIKB) menggelar aksi demo aktivitas pengiriman tetap berjalan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pekerja melakukan penyortiran paket yang datang dari luar negeri di Kantor Regional IV PT. Pos Indonesia (Persero) di Jln. Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (6/2/2019). Meskipun sejumlah pekerja dari Serikat Pekerja Pos Indonesia (SPPIKB) menggelar aksi demo aktivitas pengiriman tetap berjalan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo), kini berupaya mencari cara terbaik guna memenuhi kewajiban pembayaran karyawan, meskipun saat ini pelaku usaha mulai kesulitan dalam penanganan arus kas atau cashflow.

Kendati demikian, saat ini memang terjadi peralihan bagi pengguna offline ke online yang juga berpengaruh. Kondisi ini membuat teknologi menjadi topik yang menarik bagi industri jasa pengiriman sehingga perlu ada penyesuaian dari para pelaku pasar agar tidak mengalami penurunan kinerja.

"Tentu harus mencari strategi-strategi baru, karena kalau tidak, akan mengalami penurunan yang signifikan," kata Ketua Asperindo, M Feriadi, dalam perbincangan dengan CNBC Indonesia, Senin (18/5/2020).

Dia mengatakan kinerja industri jasa pengiriman belum terlihat tumbuh signifikan akibat pandemi Covid-19. Sebab itu pihaknya berkomitmen penuhi kewajiban karyawan, termasuk pemenuhan biaya operasional dan juga pemberian Tunjangan Hari Raya (THR).


"Sejauh ini belum ada laporan yang melakukan lay off [merumahkan] karyawannya. Beberapa memang mengalami kesulitan soal cashflow, karena perusahaan harus membayar kewajiban gaji, menutupi biaya operasional termasuk membayar THR. Sebagian sudah ada yang membayarnya dengan dicicil," katanya.

Sebab itu, Feriadi mengimbau, bagi anggotanya untuk segera melakukan perubahan bisnis model, agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di masa yang akan datang.

"Saya mendorong, perusahaan di bawah Asperindo yang belum tersentuh dengan teknologi, saat ini adalah momen untuk memperbaiki model bisnis dari sisi teknologi, supaya mereka ke depan lebih siap untuk mendapatkan peluang-peluang bisnis," jelasnya.



[Gambas:Video CNBC]




(tas/tas) Next Article Logika Cashflow Rumah Sakit Terganggu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular