
Babak Belur Bisnis Mobil Bekas Gara-gara COVID-19
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
19 May 2020 06:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Bisnis mobil bekas menjadi salah satu sektor yang paling terdampak dari masa pandemi virus corona (COVID-19). Penjualan benar-benar anjlok dalam dua hingga tiga bulan terakhir dan harga mobil bekas pun terjun bebas.
"Penurunan lumayan jauh, kita rata-rata minimal jual 30-40 unit per bulan. Sekarang turun jadi cuma tersisa 5% sekitar hanya 1-2 mobil per bulan. Terasa di pertengahan Maret mulai drop," kata pemilik Nava Sukses Motor yang berada di Jl. Madrasah No. 23, Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, Fahmi kepada CNBC Indonesia, Senin (18/5/2020).
Selain itu, faktor lainnya adalah adalah pengetatan regulasi dari perusahaan leasing atau pembiayaan. Ini karena dampak pandemi COVID-19 cukup memukul sektor pembiayaan karena permintaan yang anjlok parah.
"Kita sekarang tergantung gimana leasing. Biasanya akan membaik ketika leasing longgarin dari kredit itu sendiri. Sementara mereka masih ketat regulasinya segala macam," katanya.
Pengetatan yang dimaksud di antaranya dalam hal pembayaran down payment (DP). Biasanya leasing memperbolehkan pembeli untuk membayar uang muka dengan angka yang tergolong kecil, namun kini sudah harus berkali-kali lipat dari itu.
"Hari biasa rata-rata Rp 5 juta. Sekarang ikut aturan normal. Paling minim bisa DP Rp 15 juta per satu mobil, selebihnya Rp 20 juta, Rp 30 juta, bahkan Rp 40 juta. Itu pun kita Sudah menurunkan harga dari sebelumnya. Biar harga DP nggak terlalu besar. Namun proses kredit pengajuannya ketat banget sekarang," sebut Fahmi.
Fahmi menyebut nilai DP pada waktu normal yang dipatoknya tergolong murah dibanding showroom lain. Namun, ketika ada aturan ketat dari leasing, maka ia tetap harus mengikutinya.
Penurunan penjualan itu tidak lepas dari melemahnya daya beli masyarakat akibat tidak menentunya kondisi pandemi. Juga prioritas yang saat ini lebih mengutamakan kebutuhan pokok.
"Yang nanya-nanya dari kemarin selalu ada, tapi kadang-kadang uangnya ngga cukup. Jadi pasar sebenarnya masih ada pembelinya," sebut Fahmi.
Penurunan penjualan berdampak pada jatuhnya harga mobil bekas sangat dalam saat stok berlimpah. Saat bersamaan masyarakat banyak menjual aset mobilnya demi memenuhi kebutuhan sehari-hari di tengah krisis corona.
Sementara stok yang ada di showroom pun belum banyak terjual. Harga mobil bekas kini jatuh rata-rata Rp 30 jutaan untuk mobil seharga seratusan juta rupiah.
"Momentum untuk beli sekarang pas, kalau buat saya pribadi ya. Karena memang faktor pasar kan, demand juga menurun. Sedangkan orang jual mobil karena kebutuhan banyak. Harganya depresiasi bisa Rp 30 jutaan sekarang," sebutnya.
Akibat permintaan yang terus turun, sejumlah mobil harus mengalami penurunan harga yang cukup tajam. Hal itu dilakukan demi tetap menarik minat masyarakat untuk tetap berbelanja.
"Turunnya bisa 30 jutaan, misal Kijang Innova 2015, showroom biasa jual normal Rp 185 juta, sekarang paling showroom menjual di Rp 155 juta. Kemudian Mobilio 2014 lumayan juga, biasa jual Rp 120-125 juta, sekarang paling Rp 95 juta, di bawah Rp 100 juta udah punya Mobilio," paparnya.
(sef/sef) Next Article Ada Tanda-Tanda Penjualan Mobil Makin Ambles di Akhir Tahun
"Penurunan lumayan jauh, kita rata-rata minimal jual 30-40 unit per bulan. Sekarang turun jadi cuma tersisa 5% sekitar hanya 1-2 mobil per bulan. Terasa di pertengahan Maret mulai drop," kata pemilik Nava Sukses Motor yang berada di Jl. Madrasah No. 23, Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, Fahmi kepada CNBC Indonesia, Senin (18/5/2020).
"Kita sekarang tergantung gimana leasing. Biasanya akan membaik ketika leasing longgarin dari kredit itu sendiri. Sementara mereka masih ketat regulasinya segala macam," katanya.
Pengetatan yang dimaksud di antaranya dalam hal pembayaran down payment (DP). Biasanya leasing memperbolehkan pembeli untuk membayar uang muka dengan angka yang tergolong kecil, namun kini sudah harus berkali-kali lipat dari itu.
"Hari biasa rata-rata Rp 5 juta. Sekarang ikut aturan normal. Paling minim bisa DP Rp 15 juta per satu mobil, selebihnya Rp 20 juta, Rp 30 juta, bahkan Rp 40 juta. Itu pun kita Sudah menurunkan harga dari sebelumnya. Biar harga DP nggak terlalu besar. Namun proses kredit pengajuannya ketat banget sekarang," sebut Fahmi.
Fahmi menyebut nilai DP pada waktu normal yang dipatoknya tergolong murah dibanding showroom lain. Namun, ketika ada aturan ketat dari leasing, maka ia tetap harus mengikutinya.
Penurunan penjualan itu tidak lepas dari melemahnya daya beli masyarakat akibat tidak menentunya kondisi pandemi. Juga prioritas yang saat ini lebih mengutamakan kebutuhan pokok.
"Yang nanya-nanya dari kemarin selalu ada, tapi kadang-kadang uangnya ngga cukup. Jadi pasar sebenarnya masih ada pembelinya," sebut Fahmi.
Penurunan penjualan berdampak pada jatuhnya harga mobil bekas sangat dalam saat stok berlimpah. Saat bersamaan masyarakat banyak menjual aset mobilnya demi memenuhi kebutuhan sehari-hari di tengah krisis corona.
Sementara stok yang ada di showroom pun belum banyak terjual. Harga mobil bekas kini jatuh rata-rata Rp 30 jutaan untuk mobil seharga seratusan juta rupiah.
"Momentum untuk beli sekarang pas, kalau buat saya pribadi ya. Karena memang faktor pasar kan, demand juga menurun. Sedangkan orang jual mobil karena kebutuhan banyak. Harganya depresiasi bisa Rp 30 jutaan sekarang," sebutnya.
Akibat permintaan yang terus turun, sejumlah mobil harus mengalami penurunan harga yang cukup tajam. Hal itu dilakukan demi tetap menarik minat masyarakat untuk tetap berbelanja.
"Turunnya bisa 30 jutaan, misal Kijang Innova 2015, showroom biasa jual normal Rp 185 juta, sekarang paling showroom menjual di Rp 155 juta. Kemudian Mobilio 2014 lumayan juga, biasa jual Rp 120-125 juta, sekarang paling Rp 95 juta, di bawah Rp 100 juta udah punya Mobilio," paparnya.
(sef/sef) Next Article Ada Tanda-Tanda Penjualan Mobil Makin Ambles di Akhir Tahun
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular