Gelombang PHK

Survei ILO: 90% Peusahaan RI Keuangannya Megap-Megap

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
18 May 2020 17:39
Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merilis survei dampak pandemi covid-19 bagi perusahaan dan pekerja di Indonesia. Hasilnya juga mengejutkan yang menggambarkan porak porandanya bisnis akibat covid, dan tentu saja pekerja yang jadi korbannya.

ILO mencatat dua dari tiga perusahaan yang disurvei di Indonesia telah menghentikan operasi usahanya baik secara sementara maupun permanen. Saat bersamaan pendapatan perusahaan pun anjlok. Selain itu, lebih dari seperempat perusahaan melaporkan kehilangan lebih dari setengah pendapatan.
 
Laporan berjudul "Ketahanan hidup perusahaan hampir habis, pekerjaan semakin terancam" mengungkapkan 90 persen perusahaan mengalami masalah keuangan, yang membutuhkan dukungan mendesak dari pemerintah dalam arus kas agar dapat bertahan.

Selain itu, tercatat sekitar 63 persen perusahaan yang disurvei telah mengurangi jumlah pekerja dan banyak perusahaan lainnya berencana melakukan hal yang sama.


 
Survei ini dilakukan oleh Program ILO mengenai Kesinambungan Daya Saing dan Tanggung Jawab Perusahaan (SCORE) Indonesia bekerja sama dengan para konstituen dan mitra pelaksananya, meliputi 571 perusahaan pada April 2020. Prakarsa ini dilakukan untuk memahami dampak wabah COVID-19 terhadap perusahaan dan bantuan yang mereka perlukan di Indonesia.
 
"Karena para pekerja harus menjalani cuti atau kehilangan pekerjaan, pandemi telah menghilangkan pendapatan jutaan rumah tangga, yang mengancam kesejahteraan mereka. Kita memerlukan tindakan tripartit yang terkoordinasi untuk membantu mengurangi dampak pandemi terhadap perusahaan, pekerja dan keluarga mereka," kata Direktur ILO untuk Indonesia Michiko Miyamoto dalam pernyataan resminya, Senin (18/5).

Manajer program SCORE Januar Rustandie menjelaskan sejumlah perusahaan telah melakukan diversifikasi produk dan lainnya mengalihkan usaha mereka menjadi usaha daring. Perusahaan membutuhkan dukungan dalam mengadaptasi model dan operasi usaha 'setelah corona'.

Saat ini kurang dari 40 persen perusahaan melakukan pemeriksaan suhu tubuh. Lebih dari 30 persen usaha tidak dapat memastikan jarak fisik yang memadai di antara para pekerjanya.

"Hingga pengobatan dan vaksinasi tersedia, pencegahan penyebaran COVID-19 dan perlindungan pekerja dari infeksi di tempat kerja menjadi permasalahan penting. Panduan yang jelas menjadi krusial," jelas laporan ILO.
 
Jika permintaan terus menurun, perusahaan tidak mampu bertahan tanpa dukungan memadai, yang membawa dampak berkelanjutan terhadap pasar kerja. Laporan ini menegaskan perlunya paket stimulus ekonomi yang terfokus pada usaha kecil dan menengah, akses terhadap tunai dan keuangan jangka pendek serta dukungan terhadap upaya pengusaha untuk mengadaptasi model dan operasi usaha di masa menjaga jarak sosial ini melalui peningkatan kemampuan daring.

[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Parah! Aktivitas Manufaktur RI Terendah Sepanjang Sejarah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular