
Cerita Dahlan Krisis 2008: Bank BUMN Nyaris Dikuasai Asing
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
18 May 2020 13:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan buka suara mengenai krisis global yang terjadi pada 2008. Saat itu, Dahlan menjelaskan bahwa asing nyaris menguasai semua bank Indonesia.
Untungnya, menurut Dahlan bank BUMN ambil peran sehingga perbankan Indonesia masih terselamatkan. Cerita itu disampaikan Dahlan di sela diskusi virtual bersama LP3ES, Senin (18/5/20).
"Meskipun saya termasuk golongan yang tak setuju BUMN dominan, tetapi pada 2008 ketika terjadi krisis perbankan dan moneter, maka ternyata saya harus bersyukur," kata Dahlan.
Seandainya bank-bank besar di Indonesia tak dimiliki BUMN, dia menyebut, mungkin semua bank di Indonesia sekarang sudah jadi milik asing.
"Jadi ternyata ada baiknya juga ada BUMN. Cuma menurut pendapat saya tetap harus selektif, mana atau apa yang BUMN harus menyerahkan kepada swasta," kata Dahlan.
Dahlan sendiri terang-terangan, sebenarnya tidak setuju perusahaan BUMN mendominasi dunia industri. Hal itulah yang membuatnya pernah mengeluh ketika diangkat sebagai Menteri BUMN oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Sebetulnya saya dulu pernah bicara waktu diangkat menteri BUMN. Bahwa sebetulnya Presiden salah mengangkat saya menjadi menteri BUMN, karena pada dasarnya saya kurang setuju BUMN itu terlalu dominan," katanya.
Menurutnya, negara didirikan untuk menyejahterakan rakyat, bukan untuk berbisnis. Namun, di sisi lain negara memiliki perusahaan BUMN yang menjalankan bisnis.
"Seolah negara bersaing dengan rakyat. Yang berbisnis kan seharusnya rakyatnya, bukan negara. Lha kok rakyatnya yang mau sejahtera lewat bisnis disaingi oleh negara, pasti rakyatnya kalah," tandasnya.
Namun Dahlan akhirnya luluh ketika diberikan penjelasan, dengan catatan ia punya misi tersendiri agar menjadikan perusahaan go public. Asumsinya, BUMN harus jadi perusahaan publik agar dimiliki rakyat.
"Tetapi tidak bisa begitu saja. Harus diperbaiki dulu, performance harus lebih baik. Semua harus lebih baik baru kemudian go public," urainya.
(gus) Next Article BUMN RI Kalah dari Singapura, Ini Jawaban Dahlan Iskan
Untungnya, menurut Dahlan bank BUMN ambil peran sehingga perbankan Indonesia masih terselamatkan. Cerita itu disampaikan Dahlan di sela diskusi virtual bersama LP3ES, Senin (18/5/20).
"Meskipun saya termasuk golongan yang tak setuju BUMN dominan, tetapi pada 2008 ketika terjadi krisis perbankan dan moneter, maka ternyata saya harus bersyukur," kata Dahlan.
"Jadi ternyata ada baiknya juga ada BUMN. Cuma menurut pendapat saya tetap harus selektif, mana atau apa yang BUMN harus menyerahkan kepada swasta," kata Dahlan.
Dahlan sendiri terang-terangan, sebenarnya tidak setuju perusahaan BUMN mendominasi dunia industri. Hal itulah yang membuatnya pernah mengeluh ketika diangkat sebagai Menteri BUMN oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Sebetulnya saya dulu pernah bicara waktu diangkat menteri BUMN. Bahwa sebetulnya Presiden salah mengangkat saya menjadi menteri BUMN, karena pada dasarnya saya kurang setuju BUMN itu terlalu dominan," katanya.
Menurutnya, negara didirikan untuk menyejahterakan rakyat, bukan untuk berbisnis. Namun, di sisi lain negara memiliki perusahaan BUMN yang menjalankan bisnis.
"Seolah negara bersaing dengan rakyat. Yang berbisnis kan seharusnya rakyatnya, bukan negara. Lha kok rakyatnya yang mau sejahtera lewat bisnis disaingi oleh negara, pasti rakyatnya kalah," tandasnya.
Namun Dahlan akhirnya luluh ketika diberikan penjelasan, dengan catatan ia punya misi tersendiri agar menjadikan perusahaan go public. Asumsinya, BUMN harus jadi perusahaan publik agar dimiliki rakyat.
"Tetapi tidak bisa begitu saja. Harus diperbaiki dulu, performance harus lebih baik. Semua harus lebih baik baru kemudian go public," urainya.
(gus) Next Article BUMN RI Kalah dari Singapura, Ini Jawaban Dahlan Iskan
Most Popular