
Bahaya! Dunia Terancam Perang Dunia III AS-China
Redaksi, CNBC Indonesia
17 May 2020 06:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Wabah corona atau COVID-19 bukan saja membuat sakit manusia tapi dunia. Setidaknya kelumpuhan ekonomi diderita banyak negara.
Selain itu, ada lagi ancaman lain yang mengganggu. Yakni makin panasnya hubungan AS dan China karena asal usul virus corona.
Dalam pernyataannya kepada media, Presiden AS Donal Trump tak segan menyebut kemungkinan memutus hubungan dengan China. Alasannya, karena China gagal menahan pandemi COVID-19.
"Mereka seharusnya tidak membiarkan ini terjadi," kata Trump dikutip Reuters.
"Ada banyak hal yang bisa kita lakukan. Kita bisa memutus seluruh hubungan (dengan China)," tegasnya.
Pernyataan Trump mengundang kritik dari orang-orang dekat Xi Jinping. Pemimpin redaksi tabloid Global Times Hu Xijin yang terafiliasi dengan pemerintah China mengolok Trump dengan komentarnya itu.
"Presiden ini pernah menyarankan pasien COVID-19 untuk menyuntikkan disinfektan," kata Hu di Twitter.
"Ingat ini dan kamu tidak akan terkejut ketika dia mengatakan dia bisa memutus seluruh hubungan dengan China."
Bukan hanya itu, kedua negara juga makin intensif menerjunkan militer di Laut China Selatan. China memang dikabarkan bersitegang dengan sejumlah negara karena tumpang tindih kepemilikan kawasan ini.
Sementara AS masuk dan beroperasi dengan dalih mempertahankan eksistensi kawasan tersebut dari tekanan China. AS mengatakan China memanfaatkan isu corona untuk menginvasi kawasan itu.
"Republik Rakyat China berusaha menggunakan fokus regional pada COVID-19 untuk secara tegas memajukan kepentingannya sendiri," kata Kapten Angkatan Laut AS dan Juru Bicara Komando Indo-Pasifik militer AS Michael Kafka dikutip CNN International.
Apabila hubungan China dengan AS (dan negara-negara lainnya) terus memburuk, maka risiko perang terbuka memang sulit untuk dikesampingkan. Hal ini setidaknya diutarakan seorang profesor hukum Turki, mengutip Anadolu Agency.
Epidemi, kata dia, telah membangkitkan konflik perdagangan AS-China. Ini bisa saja tereskalasi ke ranah militer.
"Jadi Perang Dunia III dimulai antara kekuatan besar, dan duel abad ke-21 akan menjadi duel terakhir antara Washington dan Beijing," ujarnya.
Dalam laporan lain, Reuters, sempat membuat laporan China Institutes of Contemporary International Relations (CICIR). Lembaga itu adalah think tank yang terafiliasi ke Kementerian Pertahanan Negeri Tirai Bambu.
Mereka membuat laporan bahwa Beijing berisiko diterpa sentimen kebencian dari berbagai negara. Skenario terburuknya, China harus bersiap dengan kemungkinan terjadinya konfrontasi bersenjata alias perang.
Sejauh ini pemerintah China belum memberikan konfirmasi mengenai laporan CICIR tersebut. "Saya tidak punya informasi yang relevan," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China kala dikonfirmasi.
(sef/sef) Next Article Bahaya Nih! Tensi AS-China Makin Tinggi, PLA Usir US Navy
Selain itu, ada lagi ancaman lain yang mengganggu. Yakni makin panasnya hubungan AS dan China karena asal usul virus corona.
"Mereka seharusnya tidak membiarkan ini terjadi," kata Trump dikutip Reuters.
"Ada banyak hal yang bisa kita lakukan. Kita bisa memutus seluruh hubungan (dengan China)," tegasnya.
Pernyataan Trump mengundang kritik dari orang-orang dekat Xi Jinping. Pemimpin redaksi tabloid Global Times Hu Xijin yang terafiliasi dengan pemerintah China mengolok Trump dengan komentarnya itu.
"Presiden ini pernah menyarankan pasien COVID-19 untuk menyuntikkan disinfektan," kata Hu di Twitter.
"Ingat ini dan kamu tidak akan terkejut ketika dia mengatakan dia bisa memutus seluruh hubungan dengan China."
Bukan hanya itu, kedua negara juga makin intensif menerjunkan militer di Laut China Selatan. China memang dikabarkan bersitegang dengan sejumlah negara karena tumpang tindih kepemilikan kawasan ini.
Sementara AS masuk dan beroperasi dengan dalih mempertahankan eksistensi kawasan tersebut dari tekanan China. AS mengatakan China memanfaatkan isu corona untuk menginvasi kawasan itu.
"Republik Rakyat China berusaha menggunakan fokus regional pada COVID-19 untuk secara tegas memajukan kepentingannya sendiri," kata Kapten Angkatan Laut AS dan Juru Bicara Komando Indo-Pasifik militer AS Michael Kafka dikutip CNN International.
Apabila hubungan China dengan AS (dan negara-negara lainnya) terus memburuk, maka risiko perang terbuka memang sulit untuk dikesampingkan. Hal ini setidaknya diutarakan seorang profesor hukum Turki, mengutip Anadolu Agency.
Epidemi, kata dia, telah membangkitkan konflik perdagangan AS-China. Ini bisa saja tereskalasi ke ranah militer.
"Jadi Perang Dunia III dimulai antara kekuatan besar, dan duel abad ke-21 akan menjadi duel terakhir antara Washington dan Beijing," ujarnya.
Dalam laporan lain, Reuters, sempat membuat laporan China Institutes of Contemporary International Relations (CICIR). Lembaga itu adalah think tank yang terafiliasi ke Kementerian Pertahanan Negeri Tirai Bambu.
Mereka membuat laporan bahwa Beijing berisiko diterpa sentimen kebencian dari berbagai negara. Skenario terburuknya, China harus bersiap dengan kemungkinan terjadinya konfrontasi bersenjata alias perang.
Sejauh ini pemerintah China belum memberikan konfirmasi mengenai laporan CICIR tersebut. "Saya tidak punya informasi yang relevan," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China kala dikonfirmasi.
(sef/sef) Next Article Bahaya Nih! Tensi AS-China Makin Tinggi, PLA Usir US Navy
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular