
Internasional
Bendung Dampak COVID-19, India Gelontorkan Rp 3.965 T
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
13 May 2020 08:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri India Narendra Modi akan mengucurkan dana 20 triliun rupee (setara dengan Rp 3.965 triliun atau US$ 266 miliar) guna mendukung langkah fiskal dan moneter akibat pandemi virus corona (COVID-19).
Dalam sebuah pidato pada Selasa (12/5/2020), Modi mengatakan paket itu setara dengan 10% dari produk domestik bruto India. Dana ini ditujukan untuk masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan bisnis yang terpuruk akibat aturan penguncian (lockdown) berkepanjangan.
Pada bulan Maret lalu, pemerintah mengatakan menyediakan sekitar 1,7 triliun rupee (US$ 2,6 miliar) dalam bentuk bantuan tunai langsung dan pangan untuk masyarakat miskin. Namun pemberian tersebut tidak dibagi secara rata.
Modi mengatakan rincian paket baru tersebut, serta reformasi pasar tanah dan tenaga kerja, akan dirilis dalam beberapa hari.
"Paket ini juga akan fokus pada tanah, tenaga kerja, likuiditas, dan hukum. Ini akan melayani berbagai bagian termasuk industri rumahan, perusahaan menengah dan kecil, buruh, kelas menengah, industri, antara lain," kata Modi, dikutip dari Reuters.
Ekonom mengatakan paket baru termasuk alokasi Maret serta langkah likuiditas yang diumumkan oleh bank sentral senilai 6,5 triliun rupee.
"Pengumuman judul terlihat positif. Ini akan mencakup sekitar 6,5 triliun rupee yang sudah dilakukan oleh RBI (Reserve Bank of India) dan paket pertama. Jadi tambahannya adalah 13,5 triliun rupee," kata Sandip Sabharwal, fund manager yang berbasis di Mumbai.
"Ini tidak cocok dengan rincian pinjaman pemerintah yang kotor sehingga kami perlu melihat detailnya. Namun, jumlah judul harus menggairahkan pasar dalam waktu dekat."
Pekan lalu, India meningkatkan program pinjaman untuk tahun ini menjadi 12 triliun rupee dari 7,8 triliun untuk mendanai sebagian pengeluaran.
Bahkan sebelum pandemi, pertumbuhan ekonomi India melambat dan keuangan publik tegang karena adanya pengumpulan pajak yang buruk dan pengeluaran yang lebih tinggi.
Bulan lalu, lembaga pemeringkat Fitch mengatakan peringkat pemerintah India dapat berada di bawah tekanan jika prospek fiskal memburuk karena pemerintah berusaha untuk mengatasi krisis corona.
India kini memiliki lebih dari 70.000 kasus di antara 1,3 miliar penduduknya diprediksi akan melampaui angka kasus China dalam waktu seminggu. Modi mengatakan aturan tinggal di rumah yang ketat akan diperpanjang melampaui 17 Mei dengan beberapa aturan baru.
(sef/sef) Next Article Demo Menentang UU Kewarganegaraan di India Meluas
Dalam sebuah pidato pada Selasa (12/5/2020), Modi mengatakan paket itu setara dengan 10% dari produk domestik bruto India. Dana ini ditujukan untuk masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan bisnis yang terpuruk akibat aturan penguncian (lockdown) berkepanjangan.
Modi mengatakan rincian paket baru tersebut, serta reformasi pasar tanah dan tenaga kerja, akan dirilis dalam beberapa hari.
"Paket ini juga akan fokus pada tanah, tenaga kerja, likuiditas, dan hukum. Ini akan melayani berbagai bagian termasuk industri rumahan, perusahaan menengah dan kecil, buruh, kelas menengah, industri, antara lain," kata Modi, dikutip dari Reuters.
Ekonom mengatakan paket baru termasuk alokasi Maret serta langkah likuiditas yang diumumkan oleh bank sentral senilai 6,5 triliun rupee.
"Pengumuman judul terlihat positif. Ini akan mencakup sekitar 6,5 triliun rupee yang sudah dilakukan oleh RBI (Reserve Bank of India) dan paket pertama. Jadi tambahannya adalah 13,5 triliun rupee," kata Sandip Sabharwal, fund manager yang berbasis di Mumbai.
"Ini tidak cocok dengan rincian pinjaman pemerintah yang kotor sehingga kami perlu melihat detailnya. Namun, jumlah judul harus menggairahkan pasar dalam waktu dekat."
Pekan lalu, India meningkatkan program pinjaman untuk tahun ini menjadi 12 triliun rupee dari 7,8 triliun untuk mendanai sebagian pengeluaran.
Bahkan sebelum pandemi, pertumbuhan ekonomi India melambat dan keuangan publik tegang karena adanya pengumpulan pajak yang buruk dan pengeluaran yang lebih tinggi.
Bulan lalu, lembaga pemeringkat Fitch mengatakan peringkat pemerintah India dapat berada di bawah tekanan jika prospek fiskal memburuk karena pemerintah berusaha untuk mengatasi krisis corona.
India kini memiliki lebih dari 70.000 kasus di antara 1,3 miliar penduduknya diprediksi akan melampaui angka kasus China dalam waktu seminggu. Modi mengatakan aturan tinggal di rumah yang ketat akan diperpanjang melampaui 17 Mei dengan beberapa aturan baru.
(sef/sef) Next Article Demo Menentang UU Kewarganegaraan di India Meluas
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular