Pandemic Bond Batal, Ini Strategi Pembiayaan APBN Kemenkeu

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
08 May 2020 18:55
Ini Penjelasan DJPPR Soal Peningkatan Capital Outflow Akibat Coroan(CNBC TV )
Foto: Ini Penjelasan DJPPR Soal Peningkatan Capital Outflow Akibat Coroan(CNBC TV )
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah membatalkan rencana penerbitan Pandemic Bond, Pemerintah memilih emisi Surat Berharga Negara (SBN) reguler baik dalam bentuk rupiah maupun valuta asing.

Dirjen Pengelolaan Pembiayaan & Risiko Kementerian Keuangan RI, Luky Alfirman mengatakan bahwa strategi yang digunakan dalam penerbitan SBN adalah oportunistik tetapi tetap terukur dan prudent.

"Awal april, dalam ketidakpastian pemerintah menerbitkan global bond US$ 4,3 miliar dengan hasil luar biasa cukup bagus. Hari berikutnya Qatar menerbitkan juga global bond. Qatar rating notes di atas Indoensia tetapi ternyata hasilnya punya Indonesia lebih baik," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (8/5/2020).

"Nah, di sini fleksibel bagaimana mendapatkan window di tengah kondisi ini. di tengah kondisi ini bisa dapat deal," tambahnya.


Sejak Januari hingga akhir April, Pemerintah telah menerbitkan SBN dengan nilai sekitar Rp 376 triliun. Untuk 8 bulan terakhir, Kementerian Keuangan akan menerbitkan SBN dengan kisaran Rp 35 triliun sampai Rp 45 triliun per minggu,

"Ke depan 8 bulan nanti akan menerbitkan valas. samurai bond, Japanese Yen, US$ global bond dan Euro bond. Sisanya lelang SBN domestik baik Konvensional dan sukuk," ujarnya.

"Targetnya 1/3 atau 1/4 sukuk. Setiap minggu antara Rp 35-45 triliun kombinasi sukuk dan SUN tadi, itu rencana kami 8 bulan ke depan," tambahnya.


Kondisi saat ini menurutnya sebagai kondisi luar biasa. Ditambah lagi adanya tekanan dari pasar keuangan serta capital outflow karena investor banyak memburu safe haven aset. Seolah belum selesai, tak ada angin tak ada hujan harga minyak juga harus turun akibat tak adanya kesepakatan OPEC.

"Di situ pemerintah membutuhkan Perppu, bagaimana kita fleksibel menghadapi kondisi ini. Kita butuh fleksibilitas, termasuk sisi pembiayaan, menghadapi kondisi seperti ini. Karena kalau tak begini, tak bisa bergerak cepat," terangnya.


(dob/dob) Next Article Live! Luky Alfirman Buka-bukaan Soal SBN di Tengah COVID-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular