Trump Pede Vaksi Corona Ready Akhir Tahun Ini, Percaya?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
04 May 2020 13:04
President Donald Trump speaks during a coronavirus task force briefing in the Rose Garden of the White House, Sunday, March 29, 2020, in Washington. (AP Photo/Patrick Semansky)
Foto: Presiden AS Donald Trump (AP/Patrick Semansky)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Donald Trump yakin jika vaksin virus corona (COVID-19) yang saat ini sedang dikembangkan, bisa siap pada akhir tahun.

Tetapi, pernyataannya ini berbenturan dengan beberapa pakar kesehatan masyarakat.

"Saya pikir kita akan memiliki vaksin pada akhir tahun ini. Para dokter akan berkata, 'Yah, Anda seharusnya tidak mengatakan itu'," ujar Trump, pada Minggu (3/5/2020), dikutip dari Reuters.

"Tapi saya akan mengatakan apa yang saya pikirkan ... Saya pikir kita akan memiliki vaksin lebih cepat daripada nanti," lanjutnya.

Banyak ahli kesehatan termasuk Anthony Fauci, yakni direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS sekaligus Penasehat Kesehatan White House, memaparkan jika vaksin COVID-19 kemungkinan baru siap satu tahun hingga 18 bulan lagi.



Bahkan Kepala Medis Inggris, Chris Whitty mengatakan pada 22 April lalu kemungkinannya "sangat kecil" untuk memiliki vaksin yang sangat efektif atau pengobatan untuk virus corona dalam waktu dekat ini.

Selain membicarakan vaksin, Trump juga ingin para siswa dan mahasiswa kembali ke sekolah dan perguruan tinggi pada musim gugur nanti, dengan kemungkinan adanya gelombang kedua (second wave) dari virus ini.

"Kami akan memadamkan bara, kami akan memadamkan apa pun itu. Kita mungkin harus memadamkan api," katanya.

Trump mengatakan ada kemungkinan bahwa bantuan virus corona federal bisa naik menjadi US$ 6 triliun dari hampir US$ 3 triliun yang telah diloloskan Kongres untuk meringankan beban ekonomi akibat krisis.

Demokrat telah menjelaskan bahwa mereka ingin memberikan paket penyelamatan yang cukup besar bagi pemerintah negara bagian dan lokal, sebagai bagian dari rancangan undang-undang yang lebih luas, berjumlah lebih dari US$ 2 triliun. Namun beberapa Republikan mengkritik gagasan itu sebagai mahal tanpa alasan.

"Kami akan melakukan infrastruktur dan saya memberi tahu Steve (Menteri Keuangan Steven Mnuchin) hari ini bahwa kami tidak melakukan apa-apa kecuali kami mendapat pemotongan pajak gaji," kata Trump.

Trump, yang telah dikritik dinilai lamban dalam menghentikan penyebaran virus, berusaha untuk menyalahkan China. Trump mengatakan China telah membuat "kesalahan mengerikan" tanpa mengatakan dengan tepat informasi atau memberikan bukti spesifik atas pandemi COVID-19.

Sekretaris Negara Mike Pompeo juga mengatakan ada "sejumlah besar bukti" bahwa COVID-19 muncul dari laboratorium Tiongkok, tetapi ia tidak membantah kesimpulan badan intelijen AS bahwa virus corona bukan buatan manusia.

AS kini menjadi negara dengan kasus terjangkit tertinggi secara global. Per Senin (4/5/2020), AS memiliki 1.188.150 kasus positif, 68.599 kasus kematian, dan 178.263 kasus berhasil sembuh sejauh ini.

[Gambas:Video CNBC]





(gus/gus) Next Article Trump Siap Luncurkan Medsos Tandingan Twitter

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular