Saat Jokowi Tak Tahu Kapan COVID-19 Berakhir

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
01 May 2020 06:34
perluasan tes PCR (CNBC Indonesia TV)
Foto: perluasan tes PCR (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pembukan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2020 di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Musrenbangas yang biasa digelar secara langsung dan terbuka kepada publik, kini dilakukan melalui video conference karena wabah COVID-19 yang meluas secara nasional maupun global.

"Memang belum ada kepastian [COVID-19] ini akan berakhir," kata Jokowi saat membuka Musrenbangnas 2020, Kamis (30/4/2020).


Kepala negara mengemukakan setiap ahli yang tersebar di berbagai belahan dunia masing-masing memiliki hitungan berbeda terkait pandemi COVID-19. Bahkan sampai saat ini, belum semua negara pulih dari dampaknya.

"Negara yang sudah menyatakan recovery, justru mengalami gelombang kedua. Kita harus siapkan diri dengan berbagai skenario," ujar Jokowi.

Jokowi menegaskan pada tahun ini pemerintah telah melakukan berbagai macam penyesuaian untuk menghadapi pandemi COVID-19. Alokasi anggaran pembangunan, digeser secara besar-besaran ke sektor kesehatan, bantuan sosial, hingga stimulus.

"Saya meyakini, Insya Allah dengan kedisiplinan, dengan kecepatan dan langkah-langkah kita akan bisa melalui situasi yang berat ini," kata Jokowi.

Eks Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan bahwa tidak ada satupun negara di dunia ini yang siap menghadapi pandemi Covid-19. Tak terkecuali di Indonesia.


"Dalam situasi seperti ini, tidak ada satupun negara di dunia dari 213 negara yang betul-betul siap," kata Jokowi.

Jokowi memandang bahwa saat ini pemerintah tengah bekerja dalam tekanan luar biasa. Maka dari itu, dibutuhkan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun pemangku kepentingan lainnya.

"Harus berjalan dalam satu visi, satu arah, satu kebijakan yang solid. Kalau ada masalah di lapangan segera kita perbaiki, sempurnakan bersama," katanya.

"Saya meyakini dengan sinergi itu berbagai dampak pandemi global ini Insya Allah dapat segera kita atasi. Masyarakat rentan bisa tertangani dengan baik, dan kita bisa melewati badai ini dengan selamat," jelasnya.

RI sendiri mencatat ada 10.118 kasus positif secara akumulatif. Ada 7.774 pasien dalam perawatan, di mana 1.552 sembuh dan 792 meninggal.

Sementara secara global, kasus COVID-19 sudah mencapai 3 juta lebih. Ada 212 negara yang mengonfirmasi terinfeksi virus ini.

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Covid-19 Masih Mengganas, Jokowi Terus Tambah Tempat Isolasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular