Internasional

Obati COVID-19, Gilead Siap Sebar 50 Ribu Remdesivir

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
30 April 2020 16:41
FILE PHOTO: A Gilead Sciences, Inc. office is shown in Foster City, California, U.S. May 1, 2018. REUTERS/Stephen Lam/File Photo
Foto: Gilead (REUTERS/Stephen Lam)

Jakarta, CNBC Indonesia - Obat antivirus buatan Gilead Sciences Inc, remdesivir, dikabarkan telah menunjukkan hasil positif dalam mengobati pasien terinfeksi virus corona (COVID-19) pada uji coba yang dilakukan perusahaan.

Tak lama setelahnya, Kepala Eksekutif Gilead Sciences Inc Daniel O'Day, mengatakan perusahaannya sudah memiliki lebih dari 50.000 obat hasil eksperimental yang siap untuk didistribusikan begitu otoritas Amerika Serikat (AS) mengeluarkan izin untuk penggunaan darurat.

O'Day juga mengatakan perusahaan telah menjalin komunikasi yang konstan dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS, dan komunikasi ini telah meningkat intensitasnya dalam beberapa hari terakhir ketika hasil uji coba besar mulai keluar.



"Tim kami bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mengembangkan persetujuan paling cepat yang masuk akal dengan FDA," kata O'Day, Rabu (29/4/2020). "Mereka sedang dalam proses peninjauan dan jelas itu adalah keputusan mereka, dan kami bekerja sama dengan mereka."

Sebelumnya, kabar remdesivir buatan Gilead yang mampu mempersingkat waktu pemulihan pasien COVID-19 telah diumumkan oleh direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Anthony Fauci.

Strait Times melaporkan, persetujuan formal untuk penggunaan obat itu kemungkinan akan memakan waktu berbulan-bulan. Hal itu juga telah diakui oleh O'Day. Namun O'Day tetap optimis dan menekankan bahwa obat itu harus bisa diproduksi untuk global jika telah mendapat izin.

"Perusahaan bekerja untuk membangun konsorsium global produsen farmasi dan kimia untuk memperluas kapasitas dan produksi global. Penting bagi negara-negara untuk bekerja sama menciptakan pasokan yang cukup bagi masyarakat di seluruh dunia." kata O'Day dalam sebuah surat yang diposting online pada Rabu malam.



Meski kabar baik itu disambut oleh masyarakat luas, namun banyak ilmuwan telah memperingatkan agar berhati-hati tentang hasil dari studi yang dilakukan cukup cepat di tengah wabah itu.

Di sisi lain, data remdesivir dianggap masih sangat awal. Data dari uji coba yang dijalankan AS hanya ditampilkan dalam siaran pers dan tidak ada detail yang telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah.

Sementara itu, dari hasil percobaan kedua yang lebih kecil yang dilakukan China atas obat itu, diketahui bahwa remdesivir tidak bisa membantu pasien menjadi lebih baik. Hasil percobaan yang dihentikan lebih awal setelah gagal mendaftarkan cukup banyak pasien itu telah diterbitkan di The Lancet.

[Gambas:Video CNBC]


(res) Next Article Diam-Diam RI Produksi Antivirus Corona yang Sudah Dipatenkan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular