
Berwajah Boyband, Ini Keponakan & Pesaing Kim Jong Un!
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
29 April 2020 15:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Telinganya ditindik anting dua buah, menggunakan kacamata hitam tebal, dan perawakan tubuhnya tidak segemuk sang paman yakni Kim Jong Un. Dipoles sedikit saja, pemuda ini bisa jadi aktor atau anggota boyband di Korea Selatan.
Namanya adalah Kim Han Sol, usianya sekitar 25 tahun. Media-media asing seperti New York Times dan BBC hanya menyebut ia berusia kisaran 20 tahunan. Tahun 2017 lalu, banyak media mengulas Kim Han Sol bukan cuma gegara pemuda itu adalah keponakan Kim Jong Un. Tetapi juga karena Kim Han Sol diyakini salah satu calon pemimpin Korea Utara yang bisa menggeser pamannya.
Nama Kim Han Sol mencuat di 2017 setelah peristiwa pembunuhan ayahnya di Malaysia ramai diberitakan, sejak saat itu tidak ada yang tahu keberadaan pemuda ini. Namun, namanya kembali disebut-sebut belakangan ini terkait kabar Kim Jong Un yang terus melemah kesehatannya dan isu pergantian pimpinan Korea Utara.
Pemerintah Korea Utara memang tidak pernah mengumumkan siapa saja yang akan menggantikan posisi pemimpin jika Kim Jong Un dalam keadaan tidak stabil atau meninggal dunia.
Kim Jong Un, pemimpin Korut keturunan generasi ketiga, diisukan meninggal setelah menjalani prosedur kardiovaskular (jantung) beberapa waktu lalu.
Banyak laporan media yang memicu pertanyaan mengenai siapa yang akan mengambil alih posisi tersebut jika Kim memang benar-benar meninggal dunia. Setidaknya ada beberapa nama yang muncul, salah satunya adalah adik perempuan Kim, yakni Kim Yo Jong.
Han Sol merupakan salah satu cucu dari Kim Jong Il dan keponakan Jong Un.
Lahir di Pyongyang pada 16 Juni 1995, nama Han Sol hampir masuk ke dalam daftar pewaris tahta jika ayahnya, Kim Jong Nam tidak berselisih paham dengan Jong Il dan pergi ke pengasingan di pusat perjudian China di Macau pada awal tahun 2000-an.
Jong Nam adalah saudara tiri Jong Un dan keduanya merupakan saingan atau rival. Jong Nam hidup bebas sebab sering mengunjungi kasino dan kadang-kadang mengkritik rezim adik tirinya tersebut.
Sayangnya, harapan Han Sol untuk kembali ke Pyongyang, hancur pada tahun 2017, ketika ayahnya dibunuh di bandara Kuala Lumpur oleh dua wanita yang mengolesi senyawa kimia sintetis beracun bernama VX di wajahnya.
Setelah peristiwa tersebut, hidup Han Sol juga berada dalam bahaya. Diketahui jika polisi China menangkap beberapa warga Korut yang dikirim ke Beijing karena dicurigai berencana membunuh Han Sol, menurut laporan surat kabar JoongAng Ilbo di Korea Selatan.
Dalam sebuah wawancara untuk televisi Finlandia tahun 2012 yang dikutip BBC Internasional, Han Sol sempat berkata, "Saya selalu bermimpi bahwa suatu hari saya akan kembali dan membuat segalanya lebih baik, dan membuat segalanya lebih mudah bagi orang-orang di sana. Saya juga bermimpi penyatuan."
Han Sol berbeda dari orang Korut kebanyakan, ia berpikiran terbuka sebab sudah tinggal di luar negeri dibandingkan tempat kelahirannya. Ia juga berpendidikan tinggi, sempat mengenyam sekolah di United World College di Mostar di Bosnia, di mana dia mengatakan dia menjadi lebih terbuka pada budaya dan pendapat yang berbeda.
Han Sol, dalam wawancara tersebut menambahkan bahwa ia telah berteman dengan orang Amerika dan Korea Selatan. "Ini adalah negara-negara yang kami pernah mengalami konflik dan banyak ketegangan, tetapi kami ternyata benar-benar teman baik. Itu hanya memicu keingintahuan bagi saya," katanya.
Pada 2013, Han Sol dikabarkan pindah ke kota Le Havre di Perancis tempat ia mendaftar di universitas bergengsi Sciences Po guna belajar ilmu sosial. Ada laporan bahwa ia sempat belajar di Universitas Oxford pada 2017, namun tidak jelas apakah ia melanjutkannya setelah kematian ayahnya.
Beberapa waktu setelah pembunuhan ayahnya, Han Sol muncul di sebuah video dan mengatakan: "Ayah saya telah terbunuh beberapa hari yang lalu. Saya saat ini bersama ibu dan saudara perempuan saya" sambil menunjukkan paspor diplomatik Korea Utara untuk mengkonfirmasi identitasnya.
Walaupun masuk ke dalam daftar pengganti Jong Un, keberadaan Han Sol dan keluarganya tetap tidak diketahui hingga kini.
Spekulasi bahwa ada sesuatu yang salah dengan kesehatan Jong Un mulai muncul sejak ia absen dari acara perayaan ulang tahun sang ayah Kim Jong Il dan kakek Kim Il Sung pada 15 April lalu, yang juga menjadi hari libur nasional di Korut.
Dengan banyaknya laporan media mengenai Kim yang dikabarkan meninggal, pihak Korea Selatan membantah hal tersebut. Moon Chung-In, penasihat presiden Korea Selatan mengatakan bahwa "Kim Jong Un masih hidup dan sehat. Dia telah tinggal di daerah Wonsan sejak 13 April. Sejauh ini tidak ada gerakan mencurigakan yang terdeteksi."
Namun laporan berbagai media yang ada juga mengatakan masih sulit untuk memverifikasi laporan-laporan yang beredar kini. Berita mengenai kesehatan pemimpin Korut adalah salah satu rahasia negara yang paling dijaga ketat. Hal ini biasanya hanya diketahui oleh segelintir orang di lingkaran dalam kepemimpinan Jong Un.
(gus) Next Article Korut Hukum Mati karena Sekolah Online, Ini Fakta Lainnya
Namanya adalah Kim Han Sol, usianya sekitar 25 tahun. Media-media asing seperti New York Times dan BBC hanya menyebut ia berusia kisaran 20 tahunan. Tahun 2017 lalu, banyak media mengulas Kim Han Sol bukan cuma gegara pemuda itu adalah keponakan Kim Jong Un. Tetapi juga karena Kim Han Sol diyakini salah satu calon pemimpin Korea Utara yang bisa menggeser pamannya.
Nama Kim Han Sol mencuat di 2017 setelah peristiwa pembunuhan ayahnya di Malaysia ramai diberitakan, sejak saat itu tidak ada yang tahu keberadaan pemuda ini. Namun, namanya kembali disebut-sebut belakangan ini terkait kabar Kim Jong Un yang terus melemah kesehatannya dan isu pergantian pimpinan Korea Utara.
Kim Jong Un, pemimpin Korut keturunan generasi ketiga, diisukan meninggal setelah menjalani prosedur kardiovaskular (jantung) beberapa waktu lalu.
Banyak laporan media yang memicu pertanyaan mengenai siapa yang akan mengambil alih posisi tersebut jika Kim memang benar-benar meninggal dunia. Setidaknya ada beberapa nama yang muncul, salah satunya adalah adik perempuan Kim, yakni Kim Yo Jong.
Han Sol merupakan salah satu cucu dari Kim Jong Il dan keponakan Jong Un.
Lahir di Pyongyang pada 16 Juni 1995, nama Han Sol hampir masuk ke dalam daftar pewaris tahta jika ayahnya, Kim Jong Nam tidak berselisih paham dengan Jong Il dan pergi ke pengasingan di pusat perjudian China di Macau pada awal tahun 2000-an.
Jong Nam adalah saudara tiri Jong Un dan keduanya merupakan saingan atau rival. Jong Nam hidup bebas sebab sering mengunjungi kasino dan kadang-kadang mengkritik rezim adik tirinya tersebut.
Sayangnya, harapan Han Sol untuk kembali ke Pyongyang, hancur pada tahun 2017, ketika ayahnya dibunuh di bandara Kuala Lumpur oleh dua wanita yang mengolesi senyawa kimia sintetis beracun bernama VX di wajahnya.
Setelah peristiwa tersebut, hidup Han Sol juga berada dalam bahaya. Diketahui jika polisi China menangkap beberapa warga Korut yang dikirim ke Beijing karena dicurigai berencana membunuh Han Sol, menurut laporan surat kabar JoongAng Ilbo di Korea Selatan.
Dalam sebuah wawancara untuk televisi Finlandia tahun 2012 yang dikutip BBC Internasional, Han Sol sempat berkata, "Saya selalu bermimpi bahwa suatu hari saya akan kembali dan membuat segalanya lebih baik, dan membuat segalanya lebih mudah bagi orang-orang di sana. Saya juga bermimpi penyatuan."
Han Sol berbeda dari orang Korut kebanyakan, ia berpikiran terbuka sebab sudah tinggal di luar negeri dibandingkan tempat kelahirannya. Ia juga berpendidikan tinggi, sempat mengenyam sekolah di United World College di Mostar di Bosnia, di mana dia mengatakan dia menjadi lebih terbuka pada budaya dan pendapat yang berbeda.
Han Sol, dalam wawancara tersebut menambahkan bahwa ia telah berteman dengan orang Amerika dan Korea Selatan. "Ini adalah negara-negara yang kami pernah mengalami konflik dan banyak ketegangan, tetapi kami ternyata benar-benar teman baik. Itu hanya memicu keingintahuan bagi saya," katanya.
Pada 2013, Han Sol dikabarkan pindah ke kota Le Havre di Perancis tempat ia mendaftar di universitas bergengsi Sciences Po guna belajar ilmu sosial. Ada laporan bahwa ia sempat belajar di Universitas Oxford pada 2017, namun tidak jelas apakah ia melanjutkannya setelah kematian ayahnya.
Beberapa waktu setelah pembunuhan ayahnya, Han Sol muncul di sebuah video dan mengatakan: "Ayah saya telah terbunuh beberapa hari yang lalu. Saya saat ini bersama ibu dan saudara perempuan saya" sambil menunjukkan paspor diplomatik Korea Utara untuk mengkonfirmasi identitasnya.
Walaupun masuk ke dalam daftar pengganti Jong Un, keberadaan Han Sol dan keluarganya tetap tidak diketahui hingga kini.
Spekulasi bahwa ada sesuatu yang salah dengan kesehatan Jong Un mulai muncul sejak ia absen dari acara perayaan ulang tahun sang ayah Kim Jong Il dan kakek Kim Il Sung pada 15 April lalu, yang juga menjadi hari libur nasional di Korut.
Dengan banyaknya laporan media mengenai Kim yang dikabarkan meninggal, pihak Korea Selatan membantah hal tersebut. Moon Chung-In, penasihat presiden Korea Selatan mengatakan bahwa "Kim Jong Un masih hidup dan sehat. Dia telah tinggal di daerah Wonsan sejak 13 April. Sejauh ini tidak ada gerakan mencurigakan yang terdeteksi."
Namun laporan berbagai media yang ada juga mengatakan masih sulit untuk memverifikasi laporan-laporan yang beredar kini. Berita mengenai kesehatan pemimpin Korut adalah salah satu rahasia negara yang paling dijaga ketat. Hal ini biasanya hanya diketahui oleh segelintir orang di lingkaran dalam kepemimpinan Jong Un.
(gus) Next Article Korut Hukum Mati karena Sekolah Online, Ini Fakta Lainnya
Most Popular