
Cermati Plus-Minus Plasma Darah untuk Terapi Pasien Covid-19
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
29 April 2020 15:40

Sekilas metode ini relatif lebih murah dan praktis dibanding pengembangan vaksin yang membutuhkan investasi dengan target senilai US$ 2 miliar atau jika mengacu dengan kurs JISDOR hari ini (Rp 14.415/US$) angkanya mencapai Rp 28,83 triliun.
Namun, jika ditelisik lebih lanjut, masing-masing metode memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing sehingga menciptakan efek complementary.
Sekilas terapi plasma konvalesens lebih murah dan praktis dilakukan ketimbang membuat vaksin karena bahan (pasien Covid-19 yang sembuh) tersedia dan peralatannya sudah banyak dijumpai di berbagai fasilitas kesehatan.
Namun, yang menjadi tantangan adalah tidak semua pasien sembuh Covid-19 menghasilkan titer (jumlah) antibodi yang banyak dan seragam. Di sinilah kendalanya. Jika ingin scale up jelas tantangan teknis dan biaya yang ujung-ujungnya tidak sedikit juga menanti.
Di sisi lain penggunaan antibodi dari orang yang sembuh dari Covid-19 termasuk imunisasi pasif yang punya kelemahan. Kelemahan utama dari metode ini adalah efek yang terjadi bersifat temporer karena respons imun memori pasien tidak benar-benar terbentuk karena hanya mengandalkan antibodi donor.
Beralih ke vaksin, waktu pengembangan lama, nilai investasi besar, feasibilitas produksi yang mencukupi hingga mewujudkan imunisasi yang konklusif masih jadi tantangan terbesarnya.
Namun, vaksin membantu respons imun menjadi lebih kuat terhadap serangan patogen yang sama di kemudian hari karena membentuk respons imun memori (tentu dengan catatan virusnya tidak berevolusi dengan laju yang sangat cepat).
Sampai di sini kita melihat bahwa sebenarnya kombinasi vaksin, obat dan penggunaan plasma konvalesens adalah racikan yang pas karena satu dengan lainnya dapat saling mengisi gap atau celah kekurangan antar metode.
Penggunaan plasma konvalesens sebagai terapi memang cenderung digunakan untuk quick win strategy yang sifatnya jangka pendek. Sementara untuk vaksin dan obat lebih ke jangka panjang.
Bagaimanapun juga ketiganya punya satu persamaan. Harus uji klinis terlebih dahulu! Kita tetap berharap dan terus berupaya bahwa pandemi ini akan segera berakhir. Semoga metode apa pun itu bisa membawa kabar baik dan perubahan. Satu yang pasti adalah percayalah, this too shall pass!
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
Namun, jika ditelisik lebih lanjut, masing-masing metode memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing sehingga menciptakan efek complementary.
Sekilas terapi plasma konvalesens lebih murah dan praktis dilakukan ketimbang membuat vaksin karena bahan (pasien Covid-19 yang sembuh) tersedia dan peralatannya sudah banyak dijumpai di berbagai fasilitas kesehatan.
Di sisi lain penggunaan antibodi dari orang yang sembuh dari Covid-19 termasuk imunisasi pasif yang punya kelemahan. Kelemahan utama dari metode ini adalah efek yang terjadi bersifat temporer karena respons imun memori pasien tidak benar-benar terbentuk karena hanya mengandalkan antibodi donor.
Beralih ke vaksin, waktu pengembangan lama, nilai investasi besar, feasibilitas produksi yang mencukupi hingga mewujudkan imunisasi yang konklusif masih jadi tantangan terbesarnya.
Namun, vaksin membantu respons imun menjadi lebih kuat terhadap serangan patogen yang sama di kemudian hari karena membentuk respons imun memori (tentu dengan catatan virusnya tidak berevolusi dengan laju yang sangat cepat).
Sampai di sini kita melihat bahwa sebenarnya kombinasi vaksin, obat dan penggunaan plasma konvalesens adalah racikan yang pas karena satu dengan lainnya dapat saling mengisi gap atau celah kekurangan antar metode.
Penggunaan plasma konvalesens sebagai terapi memang cenderung digunakan untuk quick win strategy yang sifatnya jangka pendek. Sementara untuk vaksin dan obat lebih ke jangka panjang.
Bagaimanapun juga ketiganya punya satu persamaan. Harus uji klinis terlebih dahulu! Kita tetap berharap dan terus berupaya bahwa pandemi ini akan segera berakhir. Semoga metode apa pun itu bisa membawa kabar baik dan perubahan. Satu yang pasti adalah percayalah, this too shall pass!
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular