
Ketua Asbanda Buka-Bukaan Kondisi BPD di Tengah Covid-19
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
28 April 2020 15:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Supriyatno mengatakan, hingga akhir Januari 2020, dari 27 Bank Pembangunan Daerah (BPD)di seluruh Indonesia kinerjanya masih tercatat baik. Kinerja tersebut termasuk Bank Banten yang masih membukukan rugi bersih.
"Akhir Januari 2020, total aset, dana pihak ketiga [DPK], kredit yang disalurkan BPD se-Indonesia berkontribusi pada kisaran 8% sampai 9% terhadap industri perbankan nasional. Sedangkan modal BPD pada kisaran 6%," kata Supriyatno dalam video conference, Selasa (28/4/2020).
Supriyatno merinci, total aset seluruh BPD per akhir Januari senilai Rp 687 triliun dan DPK Rp 530 triliun dan kredit yang disalurkan kurang lebih Rp 458 triliun dan modal inti sebesar Rp 48 triliun.
"Kinerja keuangannya per Januari 2020, terbilang masih baik. Meskipun rasio NPL meningkat atau sekitar 2,2%. Namun masih berada pada kisaran di bawah 3%," jelas dia.
Covid-19 saat ini, kata Supriyatno membuat industri perbankan khawatir, karena terjadi penurunan harga komoditas, yang pada akhirnya membuat perusahaan menurunkan produktivitas dan terjadi penurunan permintaan jasa dan produk.
Tapi di satu sisi, ada perusahan garmen dan tekstil yang saat ini melakukan shifting produksi dari pakaian menjadi produk masker dan APD, yang terbilang cukup tinggi permintaannya.
Maka dari itu, Supriyatno berharap agar perbankan bisa terus menyalurkan kreditnya. Menurut Supriyanto digitalisasi merupakan suatu keharusan, di saat PSBB ini berlaku di banyak daerah.
"Jangan sampai pasar keuangan ke arah yang lebih parah. Perbankan juga semakin sadar, kompetitor kami bukan hanya dari fintech saja. Tapi dengan covid-19 ini akhirnya agenda teknologi yang tadinya terbelakang dan tertunda, harus di speed up untuk kebutuhan digitalisasi," jelasnya.
(dob/dob) Next Article Gandeng Bank DKI, Asbanda Gelar Undian Tabungan Simpeda ke 30
"Akhir Januari 2020, total aset, dana pihak ketiga [DPK], kredit yang disalurkan BPD se-Indonesia berkontribusi pada kisaran 8% sampai 9% terhadap industri perbankan nasional. Sedangkan modal BPD pada kisaran 6%," kata Supriyatno dalam video conference, Selasa (28/4/2020).
Supriyatno merinci, total aset seluruh BPD per akhir Januari senilai Rp 687 triliun dan DPK Rp 530 triliun dan kredit yang disalurkan kurang lebih Rp 458 triliun dan modal inti sebesar Rp 48 triliun.
Covid-19 saat ini, kata Supriyatno membuat industri perbankan khawatir, karena terjadi penurunan harga komoditas, yang pada akhirnya membuat perusahaan menurunkan produktivitas dan terjadi penurunan permintaan jasa dan produk.
Tapi di satu sisi, ada perusahan garmen dan tekstil yang saat ini melakukan shifting produksi dari pakaian menjadi produk masker dan APD, yang terbilang cukup tinggi permintaannya.
Maka dari itu, Supriyatno berharap agar perbankan bisa terus menyalurkan kreditnya. Menurut Supriyanto digitalisasi merupakan suatu keharusan, di saat PSBB ini berlaku di banyak daerah.
"Jangan sampai pasar keuangan ke arah yang lebih parah. Perbankan juga semakin sadar, kompetitor kami bukan hanya dari fintech saja. Tapi dengan covid-19 ini akhirnya agenda teknologi yang tadinya terbelakang dan tertunda, harus di speed up untuk kebutuhan digitalisasi," jelasnya.
(dob/dob) Next Article Gandeng Bank DKI, Asbanda Gelar Undian Tabungan Simpeda ke 30
Most Popular