20 Obat, Vaksin & Eksperimen Ini Tengah Diuji untuk Covid-19

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
25 April 2020 08:01
Infografis/ini deretan  emiten yang mau rilis obat corona/Aristya Rahadian Krisabella
Foto: Infografis/Hampir 100 Ribu Kasus, Adakah Vaksin Obat Corona?/Arie Pratama
1. Remdesivir

Perusahaan biofarmasi Amerika Serikat, Gilead Sciences mengatakan bahwa obat Remdesivir bisa sebagai obat penangkal antivirus corona. Namun setelah dilakukan eksperimen terhadap pasien di China, obat ini gagal dan malah menelan korban jiwa.

Remdisivir awalnya dikembangkan untuk memerangi virus RNA dan virus syncytial yang menyerang pernapasan. Namun sayang, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, obat itu justru menelan korban jiwa.

WHO merinci, peneliti mempelajari 237 pasien yang diberikan remdesivir. Pasien yang diberikan obat sebanyak 158 dan 79 pasien yang tersesisa diberikan obat yang bukan remdesivir atau dalam istilah kedokteran disebut sebagai plasebo.

"Setelah sebulan 13,9% dari pasien yang memakai obat itu meninggal dan 12,8% dari mereka yang menerima plasebo. Remdesivir tidak dikaitkan dengan manfaat klinis atau virologi," seperti dikutip ringkasan yang ditulis WHO tersebut, Jumat (24/4/2020).

2. Hydroxychloroquine / chloroquine

Jenis obat ini merupakan obat jenis malaria, yang diyakini memiliki penangkal virus. Penelitian kecil di Perancis, beberapa pasien covid-19 berangsur pulih, tapi tidak diketahui secara jelas, apakah berasal dari mengonsumsi obat tersebut atau bukan.

Pasalnya, penelitian yang baru dipublikasikan beberapa waktu lalu pada bulan April di Perancis dan China, tidak ditemui adanya manfaat pada pasien yang mengonsumsi obat jenis ini.

3. Actemra (tocilizumab)

Sebuah perusahaan bioteknologi Roche, asal Basel, Switzerland mengembangkan obat atibodi bernama actemra. Antibodi ini biasa digunakan sebagai obat pereda peradangan sendi (Rheumatoid arthritis) dan sebagai obat kekebalan sitokin (Cytokine strom) pada penyakit kanker.

Sudah ada 15 uji coba yang dilakukan di Cina, Eropa, dan Amerika Serikat. Obat ini diberikan kepada pasien positif covid-19, yang juga dibandingkan dengan pasien covid-19 yang rutin menjalani terapi lain.

Satu percobaan di Perancis teramati memberikan efek kepada pasien covid-19 pada hari ke-28 yang mana pasien juga merupakan pasien dengan kanker stadium lanjut atau metastasis.

4. Kevzara (sarilumab)

Perusahaan bioteknologi Amerika, Sanofi and Regeneron Pharmaceuticals sedang melakukan penelitian obat kevzara. Kevzara ini merupakan jenis obat antibodi monoklonal atau pereda randang sendi atau obat imun kekebalan cytokine strome.

Uji coba sudah dilakukan, dan obat diberikan pada pasien positif covid-19. Kepala Peneliti Regeneron mengatakan, data awal tentang efektivitas obat ini akan keluar hasilnya pada akhir April mendatang.

5. Jakavi (ruxolitinib)

Jakavi (Ruxolitinib) diproduksi oleh Novartis, Incyte. Merupakan obat untuk menyembuhkan radang atau sebagai autoimun. Uji coba sudah dilakukan kepada pasien positif covid-19 di Kanada dan Meksiko.

Obat Jakavi di Meksiko dan Kanada diberikan kepada pasien covid-19 yang memiliki gejala pernapasan yang parah dan memiliki cytokine strome. Sementara di Amerika, Novarits melakukan juga uji coba kepada penderita covid-19 yang menderita cukup parah, yang dilakukan pada 7 April.

Hasil uji coba ini kemungkinan baru akan diketahui pada Juni 2020.

6. mRNA 1273

Vaksin ini dikembangkan oleh para ilmuwan dari Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH), berkolaborasi dengan perusahaan bioteknologi asal Cambridge, Amerika Serikat. Vaksin ini dibuat dengan messenger-RNA (mRNA). Di mana terdapat kode yang mengandung protein dari SARS-CoV-2 yang dikemas dalam lipid nanoparticle.

Uji coba fase 1 dilakukan kepada 45 orang yang berusia 18-55 tahun di tiga lokasi di Amerika Serikat. Hasil uji coba awal dari respon pemberian vaksin ini baru akan diketahui pada 1 Juni 2020.

7. Convalescent Plasma atau Pemulihan Melalui Plasma Darah

Pemulihan plasma ini merupakan teknik dari plasma darah pasien covid-19 yang sudah sembuh, ditransfusikan ke pasien yang baru mengalami gejala covid-19. Cara ini diharapkan bisa membentuk satu antibodi baru yang bisa menetralisir virus.

Metode ini telah digunakan selama lebih dari 100 tahun dan memiliki risiko atau efek samping yang minim atau sedikit. Pada studi kasus kecil, mebantu mengurangi tingkat pertahanan virus di dalam tubuh.

Uji coba terkontrol sudah berlangsung di Cina, Eropa, dan Amerika Serikat. Hasilnya, 10 pasien dengan tikat kepaahan di China mengalami pemulihan signifikan, dibandingkand engan pasien serupa yang tidak menerima pengobatan.

Catatannya dari uji coba ini adalah, pasien yang pulih untuk menjadi pendonor harus dipilih secara hat-hati, atau hanya boleh bagi mereka yang memiliki respon imun yang kuat atau mampu mentralisir virus pada tingkat yang cukup tinggi.

8. Kaletra (lopinavir/rotonavir)

Perusahaan biofarmasi AbbVie, asal Amerika Serikat mengembangkan kombinasi obat antivirus yang digunakan untuk mengobati dan mencegah infeksi HIV, yang kemudian diberi nama kaletra.

Obat ini telah diuji coba di seluruh dunia sebagai pengobatan kepada pasien covid-19 atau orang yang telah berkontak dengan pasien positif atau orang yang memiliki risiko tinggi tertular covid-19. Hasil awal ujicoba ini diharapkan bisa selesai pada awal Mei 2020.

9. NKG2D-ACE2 CAR-NK cells

Chongqing Public Health Medical Center, Chongqing Sidemu Biotechnology Technology mengembangkan terapi ini.

Respepoter untuk imun pembunuh alami (natural killer/NK) dipasangkan dengan sistem kekebalan tubuh yang merupakan reseptor ACE-2 yang merupakan virus corona untuk bisa masuk ke sel-sel tubuh manusia.

Uji coba fase 1/2 pada 90 pasien ini untuk membuktikan apakah terapi ini dapat mencegah virus covod-19 yang memasuki tubuh dan berkembang biak.

Hail ujicoba tersebut baru akan terlihat ekfektivitasnya selama 28 hari pada pasien pneumonia covid-19 atau pasien yang parah atau kritis.

10. NVX-CoV2373

Novavax tengah mengembangkan vaksin untuk virus covid-19, bernama NVX-CoV2373.

Perusahaan bioteknologi asal Swedia itu mengatakan, vaksin ini diharapkan untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada penderita pasien covid-19.

Uji coba telah dilakukan kepada 130 orang dewasa, yang baru akan dilakukan pada pertengahan Mei, dengan hasil berupa imunogenisitas dan kelayakan awal pada bulan Juli 2020 mendatang.

Catatan untuk uji coba ini, adalah imunogenisitas yang kuat sebenarnya dilakukan pada hewan. Kemungkinan memerlukan dosis dua kali lipatnya untuk dilakukan uji coba kepada manusia.
NEXT > Vaksin BCG Sampai Aspirin
(dru)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular