
Terungkap! Alasan Jokowi Pilih PSBB Bukan Lockdown
Hidayat Arif Surbakti, CNBC Indonesia
23 April 2020 08:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan pemerintah untuk menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dibandingkan "karantina wilayah" sampai saat ini memang masih menjadi perdebatan. Apalagi soal efektivitasnya memutus rantai penyebaran corona (COVID-19).
Lalu apa kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal ini? Dalam program Mata Najwa yang ditayangkan Trans7, Rabu (22/4/2020) malam, Jokowi memaparkan alasannya.
"Karantina wilayah itu kan sama dengan lockdown," ujarnya.
"Artinya apa, masyarakat harus hanya di rumah, bus berhenti gak boleh keluar, taxi berhenti, ojek berhenti pesawat berhenti, MRT berhenti KRL semuanya berhenti, hanya di rumah."
"Untuk Jakarta saja pernah kami hitung hitungan, perhari meMbutuhkan Rp 550 miliar, hanya Jakarta saja ... Kalau Jabodetabek itu tiga kali lipatnya itu per hari."
Jokowi menegaskan bahwa pemerintah memandang masalah kesehatan jauh penting. Namun masalah ekonomi tetap harus diperhatikan.
Karena, ujarnya, ini akan menyangkut hajat hidup orang banyak. Dalam kondisi saat ini, ekonomi memiliki peran penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kedepannya.
Lagipula, karantina atau lockdown tidak menjadi jaminan bahwa masalah COVID-19 akan cepat selesai. Bahkan, kata Jokowi, sampai saat ini banyak negara yang telah melakukan karantina wilayah namun belum dapat menyelesaikan masalah COVID-19.
Hingga hari ini masih belum ada formula kebijakan yang efektif untuk menanggulangi masalah pandemi. Indonesia juga tidak bisa mengikuti kebijakan negara lain karena kondisi setiap negara yang berbeda beda.
"Sekali lagi bahwa, setiap negara itu berbeda beda, karena karakternya berbeda, tingkat kesejahteraan berbeda, tingkat pendidikan berbeda, tingkat kedisiplinan berbeda, geografis berbeda kemampuan fiskal juga berbeda," katanya.
"Jadi kita tidak bisa disuruh meniru niru negara lain, sampai saat ini tidak ada formula yang pasti yang bisa menyelesaikan masalah COVID-19 ini."
(sef/sef) Next Article Be Strong! Jokowi: Kita Masih Harus Hadapi Ujian Berat
Lalu apa kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal ini? Dalam program Mata Najwa yang ditayangkan Trans7, Rabu (22/4/2020) malam, Jokowi memaparkan alasannya.
"Karantina wilayah itu kan sama dengan lockdown," ujarnya.
"Untuk Jakarta saja pernah kami hitung hitungan, perhari meMbutuhkan Rp 550 miliar, hanya Jakarta saja ... Kalau Jabodetabek itu tiga kali lipatnya itu per hari."
Jokowi menegaskan bahwa pemerintah memandang masalah kesehatan jauh penting. Namun masalah ekonomi tetap harus diperhatikan.
Karena, ujarnya, ini akan menyangkut hajat hidup orang banyak. Dalam kondisi saat ini, ekonomi memiliki peran penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kedepannya.
Lagipula, karantina atau lockdown tidak menjadi jaminan bahwa masalah COVID-19 akan cepat selesai. Bahkan, kata Jokowi, sampai saat ini banyak negara yang telah melakukan karantina wilayah namun belum dapat menyelesaikan masalah COVID-19.
Hingga hari ini masih belum ada formula kebijakan yang efektif untuk menanggulangi masalah pandemi. Indonesia juga tidak bisa mengikuti kebijakan negara lain karena kondisi setiap negara yang berbeda beda.
"Sekali lagi bahwa, setiap negara itu berbeda beda, karena karakternya berbeda, tingkat kesejahteraan berbeda, tingkat pendidikan berbeda, tingkat kedisiplinan berbeda, geografis berbeda kemampuan fiskal juga berbeda," katanya.
"Jadi kita tidak bisa disuruh meniru niru negara lain, sampai saat ini tidak ada formula yang pasti yang bisa menyelesaikan masalah COVID-19 ini."
(sef/sef) Next Article Be Strong! Jokowi: Kita Masih Harus Hadapi Ujian Berat
Most Popular