
Taktik Militer Luhut di Corona, Pengusaha Ibaratkan World War
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
22 April 2020 15:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Publik tentu bertanya-tanya seperti apa strategi pemerintah sejatinya dalam menyudahi pandemi corona di Indonesia. Namun, tampaknya tak akan ada kebijakan yang drastis akan dilakukan pemerintah, karena strategi yang dilakukan adalah bertahap.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, pemerintah memakai 'strategi militer' dalam menangani corona.
Luhut mencontohkan strategi pemerintah dalam memutuskan larangan ojol mengangkut penumpang saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan kebijakan operasi KRL di Jabodetabek.
"Kita tidak ingin terus ketat semua tapi kita bikin bertahap. Saya katakan seperti bahasa militer bertahap, bertingkat, dan berlanjut. Jadi grade nya kita lakukan pelan pelan. Karena sekaligus juga kita lihat India kan tidak baik juga. Jadi kita lihat supaya tahapannya lebih jelas," kata Luhut, Selasa (21/4).
Selain itu soal pelarangan mudik sudah dari awal desain untuk dilakukan bertahap. Alasannya bila dilakukan tiba-tiba tapi tak siap justru jadi masalah baru, salah satunya soal koordinasi.
"Jadi kalau ada yang bilang tidak dikoordinasikan ya kita ngerti lah berkoordinasi itu karena di dalam militer itu proses pengambilan keputusan itu ada yang disebut namanya hubungan komandan dan staf. Saya lahir dari situ, tak mungkin saya lari dari situ," katanya.
Beda pemerintah, beda dengan pengusaha, kalangan pengusaha menghendaki agar penanganan corona fokus pada menghentikan penyebaran. Saat penyebaran berakhir, maka ekonomi akan pulih dengan sendirinya.
Wakil Ketua Kadin Benny Soetrisno mengatakan kondisi saat ini seperti perang dunia, karena yang mengalami di seluruh negara yang ada di Planet Bumi. Untuk itu, menurut Benny harusnya pemerintah melakukan fokus memerangi penyebaran virusnya.
"Ini adalah Perang Dunia (III) yang sebenarnya. Musuhnya hanya satu tapi tidak terlihat," kata Benny kepada CNBC Indonesia.
Ia mengatakan kondisi pandemi corona ini berbeda dengan perang Dunia I atau II atau krisis Moneter 1998 atau krisis keuangan AS pada 2008. Selain ekonomi yang tak sehat, masyarakat pun kesehatannya bermasalah.
"Yang benar adalah menjalankan proses menghadapi virusnya dan memperbaiki kerusakan ekonomi ya dengan berbagai variable," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Di Shanghai, Luhut Pamer Capaian Energi 'Hijau' RI
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, pemerintah memakai 'strategi militer' dalam menangani corona.
Luhut mencontohkan strategi pemerintah dalam memutuskan larangan ojol mengangkut penumpang saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan kebijakan operasi KRL di Jabodetabek.
Selain itu soal pelarangan mudik sudah dari awal desain untuk dilakukan bertahap. Alasannya bila dilakukan tiba-tiba tapi tak siap justru jadi masalah baru, salah satunya soal koordinasi.
"Jadi kalau ada yang bilang tidak dikoordinasikan ya kita ngerti lah berkoordinasi itu karena di dalam militer itu proses pengambilan keputusan itu ada yang disebut namanya hubungan komandan dan staf. Saya lahir dari situ, tak mungkin saya lari dari situ," katanya.
Beda pemerintah, beda dengan pengusaha, kalangan pengusaha menghendaki agar penanganan corona fokus pada menghentikan penyebaran. Saat penyebaran berakhir, maka ekonomi akan pulih dengan sendirinya.
Wakil Ketua Kadin Benny Soetrisno mengatakan kondisi saat ini seperti perang dunia, karena yang mengalami di seluruh negara yang ada di Planet Bumi. Untuk itu, menurut Benny harusnya pemerintah melakukan fokus memerangi penyebaran virusnya.
"Ini adalah Perang Dunia (III) yang sebenarnya. Musuhnya hanya satu tapi tidak terlihat," kata Benny kepada CNBC Indonesia.
Ia mengatakan kondisi pandemi corona ini berbeda dengan perang Dunia I atau II atau krisis Moneter 1998 atau krisis keuangan AS pada 2008. Selain ekonomi yang tak sehat, masyarakat pun kesehatannya bermasalah.
"Yang benar adalah menjalankan proses menghadapi virusnya dan memperbaiki kerusakan ekonomi ya dengan berbagai variable," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Di Shanghai, Luhut Pamer Capaian Energi 'Hijau' RI
Most Popular