
Mudik Dilarang, Toyota Sudah Tak Fokus Jualan Jelang Lebaran
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
21 April 2020 18:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Dampak corona menyebabkan hasrat konsumen membeli kendaraan roda empat sangat rendah. Sehingga produsen mobil pun tak pasang target di masa jelang lebaran, apalagi mudik sudah dilarang oleh pemerintah.
Pemimpin pasar mobil, PT Toyota Astra Motor (TAM) tidak memiliki target penjualan dalam menghadapi momen bulan Ramadhan serta lebaran. Padahal, di tiap tahunnya momen ini dimanfaatkan produsen mobil untuk menjual lebih banyak.
Toyota sebagai produsen mobil dengan penjualan tertinggi setiap tahunnya. Tahun lalu, mereka menguasai market share penjualan mobil di Indonesia dengan 32,2%. Yakni sebanyak 331.797 unit dari total penjualan sebanyak 1.030.126 unit.
"Terkait penjualan, kita nggak terlalu fokus pada saat ini. Kenapa? Karena prioritas kita sudah bukan berjualan atau berkompetisi. Tapi lebih ke arah karyawan dan customer," kata Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor Franciscus Soerjopranoto kepada CNBC Indonesia, Selasa (21/4) sore.
Sebagai perbandingan, ia menyebut PT Toyota-Astra Motor tahun lalu mengadakan holiday campaign. Yakni pos-pos mudik yang disiapkan sepanjang jalur Jawa dan Sumatera. Tujuannya tentu demi peningkatan penjualan, termasuk pelayanan. Namun tahun ini, sepertinya akan berbeda
"Jadi 10 hari sebelum lebaran dan 10 hari setelah lebaran, kita siapkan pos-pos jaga, namun tahun ini saya lihatnya kalau aturan pemerintah sudah melarang (mudik) menurut saya kita ke nggak ada holiday campaign," paparnya.
Tak Bisa Langsung Tancap Gas
Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menilai perusahaan otomotif tidak bisa langsung tancap gas meski virus corona sudah mereda.
Perlu waktu recovery beberapa waktu, baik dari sisi perusahaan untuk menyiapkan mata rantainya, maupun masyarakat dalam daya belinya. Apalagi, mobil masih dinilai menjadi barang mahal.
Beberapa rantai pasok diantaranya adalah kesediaan bahan baku, mulai dari pemasok atau vendor hingga kesiapan sumber daya manusia (SDM) atau karyawan untuk kembali bekerja.
"Nggak bisa sekonyong-konyong gas. Kita ibarat kapal induk atau kontainer yang sangat besar, mata rantai ada. Bukan kaya speedboat yang bisa berhenti mendadak, jalan cepet lagi bisa. Kalau industri otomotif kaya kapal induk lah. Jadi harus dipersiapkan," kata Kukuh kepada CNBC Indonesia.
Ia berharap masa pandemi ini bisa segera berakhir. Ia memperkirakan hingga Mei akhir atau awal Juni kondisi bakal masih berat. Ini karena bisnis pendukung lain semisal leasing dan banking kembali harus berjalan.
"Kalau nantinya Agustus recovery, itu tidak akan seperti normal yang sebelumnya. Karena tergantung daya beli masyarakat. Mulai belanjakan lagi apa tidak," paparnya.
(hoi/hoi) Next Article Sisa 4 Bulan Lagi, Gimana Nasib Target Jual 750 Ribu Mobil?
Pemimpin pasar mobil, PT Toyota Astra Motor (TAM) tidak memiliki target penjualan dalam menghadapi momen bulan Ramadhan serta lebaran. Padahal, di tiap tahunnya momen ini dimanfaatkan produsen mobil untuk menjual lebih banyak.
Toyota sebagai produsen mobil dengan penjualan tertinggi setiap tahunnya. Tahun lalu, mereka menguasai market share penjualan mobil di Indonesia dengan 32,2%. Yakni sebanyak 331.797 unit dari total penjualan sebanyak 1.030.126 unit.
Pilihan Redaksi |
"Terkait penjualan, kita nggak terlalu fokus pada saat ini. Kenapa? Karena prioritas kita sudah bukan berjualan atau berkompetisi. Tapi lebih ke arah karyawan dan customer," kata Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor Franciscus Soerjopranoto kepada CNBC Indonesia, Selasa (21/4) sore.
Sebagai perbandingan, ia menyebut PT Toyota-Astra Motor tahun lalu mengadakan holiday campaign. Yakni pos-pos mudik yang disiapkan sepanjang jalur Jawa dan Sumatera. Tujuannya tentu demi peningkatan penjualan, termasuk pelayanan. Namun tahun ini, sepertinya akan berbeda
"Jadi 10 hari sebelum lebaran dan 10 hari setelah lebaran, kita siapkan pos-pos jaga, namun tahun ini saya lihatnya kalau aturan pemerintah sudah melarang (mudik) menurut saya kita ke nggak ada holiday campaign," paparnya.
Tak Bisa Langsung Tancap Gas
Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menilai perusahaan otomotif tidak bisa langsung tancap gas meski virus corona sudah mereda.
Perlu waktu recovery beberapa waktu, baik dari sisi perusahaan untuk menyiapkan mata rantainya, maupun masyarakat dalam daya belinya. Apalagi, mobil masih dinilai menjadi barang mahal.
Beberapa rantai pasok diantaranya adalah kesediaan bahan baku, mulai dari pemasok atau vendor hingga kesiapan sumber daya manusia (SDM) atau karyawan untuk kembali bekerja.
"Nggak bisa sekonyong-konyong gas. Kita ibarat kapal induk atau kontainer yang sangat besar, mata rantai ada. Bukan kaya speedboat yang bisa berhenti mendadak, jalan cepet lagi bisa. Kalau industri otomotif kaya kapal induk lah. Jadi harus dipersiapkan," kata Kukuh kepada CNBC Indonesia.
Ia berharap masa pandemi ini bisa segera berakhir. Ia memperkirakan hingga Mei akhir atau awal Juni kondisi bakal masih berat. Ini karena bisnis pendukung lain semisal leasing dan banking kembali harus berjalan.
"Kalau nantinya Agustus recovery, itu tidak akan seperti normal yang sebelumnya. Karena tergantung daya beli masyarakat. Mulai belanjakan lagi apa tidak," paparnya.
(hoi/hoi) Next Article Sisa 4 Bulan Lagi, Gimana Nasib Target Jual 750 Ribu Mobil?
Most Popular