Luhut: Larangan Mudik Efektif Mulai Jumat 24 April 2020

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
21 April 2020 13:54
Luhut Binsar Pandjaitan, (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Luhut Binsar Pandjaitan (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi melarang seluruh elemen masyarakat melakukan kegiatan mudik untuk tahun ini sebagai upaya untuk menekan penyebaran wabah Covid-19.

Hal tersebut ditegaskan Jokowi saat memimpin rapat terbatas dengan topik pembahasan lanjutan pembahasan antisipasi mudik melalui video conference di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Lantas, kapan larangan ini mulai diberlakukan?

"Larangan mudik efektif terhitung Jumat 24 April 2020," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers Selasa (24/4/2020).

Menteri Perhubungan Ad Interim itu menegaskan bahwa larangan ini secara langsung tidak mengizinkan masyarakat keluar dari wilayah Jakarta Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Namun, khusus untuk angkutan logistik diperbolehkan.



Menteri Agama Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi mengatakan Kementerian Agama secara garis besar setuju dengan larangan mudik yang jatuh bersamaan dengan awal Ramadhan 1441 Hijriyah.

"Kalau ancang-ancang sudah mau mudik ke kampung, sudah diingatkan dilarang, gak usah ambil ancang-ancang pulang ke kampung. Gak usah siap-siap," kata Fachrul dalam keterangan pers usai rapat terbatas, Selasa (21/4/2020).

"Buka puasa, makan sahur, iktikaf, baca Alquran, dzikir, di rumah saja. Kementerian Agama mendukung sekali pelarangan ini dilakukan lebih awal di awal ramadhan dan mudah-mudahan tidak mengurangi semangat kegembiraan kita menyambut Ramadhan," lanjutnya.

Menurut Fachrul, masyarakat tentu menginginkan agar menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan hingga Lebaran di kampung halaman bersama orang tua dan keluarga. Namun, semua itu tidak dapat dilakukan di masa pandemi Covid-19.

"Sekarang yang penting puasa wajib. Tapi mudik sekarang banyakan mudharatnya tanpa disadari membawa benih-benih virus di kampung. Di sana harus diisolasi, benih yang kita bawa bisa menularkan orang tua kita, saudara kita di kampung," ujar Fachrul.

"Mudharat lebih banyak dari manfaat. Tanpa mengurangi kegairahan kita, Ramadhan sebaiknya kita tetap di tempat masing-masing. Taraweh, tadaraus di rumah masing-masing saja saya harap ini tidak mengganggu kegembiraan kita," lanjutnya.


(miq/miq) Next Article Mimpi Luhut di Usia 74: RI Pulih dari Pandemi, Rakyat Kompak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular