Dihajar Corona, Pertamina Bersiap Hadapi Skenario Terberat

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
21 April 2020 13:57
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati
Foto: Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati melakukan kunjungan ke SPBU Coco Kuningan, Jakarta Selatan, (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia- Harga minyak dunia yang terus terjun bebas ditambah dengan sepinya penjualan bahan bakar minyak akibat pandemi corona, membuat kondisi pelat merah migas RI babak belur.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati pun buka-bukaan soal kondisi perseroan di hadapan Komisi VII DPR RI siang ini.

"Kami mengalami triple shock," kata Nicke saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII yang disiarkan langsung di situs DPR, Selasa (21/4/2020).

Shock pertama adalah kondisi pasokan minyak dunia yang berlebih dan membuat harga turun drastis. Saat harga murah, sebenarnya bisa dibeli namun kondisinya storage atau tangki-tangki BBM sedang dalam keadaan penuh. Ini yang terjadi di Pertamina.

Antisipasi harga minyak yang turun ini, Pertamina pun menyiapkan skenario berat dan sangat berat.



Skenario beratnya adalah skenario berat saat ICP atau harga minyak dunia di kisaran US$ 38 per barel dan kurs Rp 17.500. Pendapatan perusahaan akan amblas sampai 38,37%. Sementara jika ICP US$ 31 per barel dan kurs sentuh Rp 20.000, pendapatan perusahaan bisa anjlok sampai 44%.

Secara internal, Pertamina juga siapkan skenario di mana kondisi ekonomi dunia baru pulih sekitar semester dua 2021.

Saat ini, produksi Pertamina diandalkan dari sumur eksisting mencapai 80-80%, sementara untuk new drilling hanya 10%. "Tidak bisa berhenti sumur yang sudah dieksplorasi karena tutup sumur ada biaya dan reaktivasi ada biaya."

Sehingga yang dilakukan Pertamina adalah efisiensi dari capex dan opex atau belanja modal dan operasional.

Kondisi Pertamina sendiri pendapatan masih disumbang sektor hilir 70%, namun untuk sisi profit yang hanya menyumbang 30% revenua bisa menyumbang profit 80% ke perusahaan.

Inilah yang membuat Pertamina pusing bukan main. "Sampai hari ini retail turun 24% dibanding normal, kami berharapa penurunan sampai Juni dan Agustus sudah ada peningkatan. Full year kemungkinan turun 20% untuk gasoil dan gasoline."



[Gambas:Video CNBC]




(gus/gus) Next Article Harga Minyak Anjlok, Harga Pertamax Cs Ikut Turun?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular