
Kepala BKF Bingung, Stimulus Covid-19 Rp 405 T Cukup Nggak?
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
20 April 2020 12:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu meragukan besaran stimulus penanganan covid-19 yang sebesar Rp 405,1 triliun.
"Apakah cukup? Kita tidak tahu. Bahkan kita duga tidak akan cukup," kata Febrio dalam video conference, Senin (20/4/2020).
Seperti diketahui, akhir Maret 2020 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan adanya tambahan belanja dan pembiayaan APBN 2020 untuk penanganan covid-19 sebesar Rp 405,1 triliun.
Anggaran sebesar Rp 405,1 triliun tersebut akan digunakan untuk Rp 75 triliun dana kesehatan, Rp 110 triliun untuk jaring pengaman sosial atau sosial safety net (SSN), Rp 70,1 triliun untuk insentif perpajakan, dan stimulus kredit usaha rakyat. Termasuk Rp 150 triliun yang dialokasikan untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional.
"Apakah ini cukup? Terus terang kami ragu itu akan cukup. Pemerintah akan siap-siap juga, kalau ini tidak cukup, apa yang harus dilakukan. Karena memang tanda-tanda yang kita lihat, memang cukup mengkhawatirkan. Jadi kita memang harus antisipasi," kata Febrio kembali menjelaskan.
Adapun besaran stimulus sebesar Rp 150 triliun yang diperuntukkan sebagai pemulihan ekonomi nasional, masih terus dibahas oleh pemerintah. Kendati demikian kemungkinan, stimulus ini dipersiapkan untuk berbagai relaksasi dan menstimulus sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Pasalnya stimulus yang sudah ada saat ini seperti Kredit Usaha Rakyat (UKM), pembiayaan ultra mikro (UMi), Program Keluarga Harapan (PKH), dan sebagainya menyasar 20% masyarakat dengan ekonomi terbawah.
"Nah sekarang mau kita lihat gimana caranya yang masyarakat ekonomi di atas 20% juga dapat support. Khususnya karena ini menyangkut sektor informal dan formal, tapi level UMKM."
"Arahnya ke stimulus UMKM. Dalam beberapa hari ke depan akan dirilis tergantung formulasinya. Dan kita sampaikan ke presiden kira-kira beliau akan lihat preferensi seperti apa," kata Febrio.
(dru) Next Article Yes! Pegawai Manufaktur Bergaji Hingga Rp 16 Juta Bebas Pajak
"Apakah cukup? Kita tidak tahu. Bahkan kita duga tidak akan cukup," kata Febrio dalam video conference, Senin (20/4/2020).
Seperti diketahui, akhir Maret 2020 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan adanya tambahan belanja dan pembiayaan APBN 2020 untuk penanganan covid-19 sebesar Rp 405,1 triliun.
"Apakah ini cukup? Terus terang kami ragu itu akan cukup. Pemerintah akan siap-siap juga, kalau ini tidak cukup, apa yang harus dilakukan. Karena memang tanda-tanda yang kita lihat, memang cukup mengkhawatirkan. Jadi kita memang harus antisipasi," kata Febrio kembali menjelaskan.
Adapun besaran stimulus sebesar Rp 150 triliun yang diperuntukkan sebagai pemulihan ekonomi nasional, masih terus dibahas oleh pemerintah. Kendati demikian kemungkinan, stimulus ini dipersiapkan untuk berbagai relaksasi dan menstimulus sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Pasalnya stimulus yang sudah ada saat ini seperti Kredit Usaha Rakyat (UKM), pembiayaan ultra mikro (UMi), Program Keluarga Harapan (PKH), dan sebagainya menyasar 20% masyarakat dengan ekonomi terbawah.
"Nah sekarang mau kita lihat gimana caranya yang masyarakat ekonomi di atas 20% juga dapat support. Khususnya karena ini menyangkut sektor informal dan formal, tapi level UMKM."
"Arahnya ke stimulus UMKM. Dalam beberapa hari ke depan akan dirilis tergantung formulasinya. Dan kita sampaikan ke presiden kira-kira beliau akan lihat preferensi seperti apa," kata Febrio.
(dru) Next Article Yes! Pegawai Manufaktur Bergaji Hingga Rp 16 Juta Bebas Pajak
Most Popular