
Angka Kematian Terkait Corona Jadi Perdebatan, Siapa Benar?
Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
19 April 2020 18:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemarin, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan kasus kematian di Indonesia akibat virus corona (COVID-19) sudah mencapai lebih 1.000 orang. Data yang disampaikan juga memasukkan angka kematian dari pasien berstatus dalam pengawasan (PDP).
Merespons hal tersebut, Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto menegaskan kalau angka kematian yang pemerintah ungkap tiap harinya adalah orang yang terkonfirmasi kasus positif bukan dari kasus PDP.
"Dia (IDI) dapat data dari mana? Kalau data dari saya kan jumlah konfirmasi positif, apakah semua orang yang meninggal harus COVID? Kalau nggak COVID nggak boleh meninggal? Nggak, kalau di saya itu data yang konfirmasi COVID saja, kalau data yang bukan COVID juga ada datanya, tapi yang saya umumkan cuma data COVID," ujar Yuri, seperti dilansir dari Detik.com, (19/4/2020).
Selain itu ia menuturkan kalau dirinya juga memiliki data kematian untuk pasien dalam pengawasan (PDP) dan juga orang dalam pemantauan (ODP) namun tidak diungkap seperti kasus yang terkonfirmasi.
"Ada (data). Yang saya umumkan itu sama dengan apa yang saya laporkan ke WHO," tegasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia Daeng Faqih menyatakan kasus kematian di Indonesia akibat virus coronan (COVID-19) sudah mencapai 1.000 orang per 18 April.
Menurutnya, rumah sakit melaporkan kematian dari PDP dan ODP kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB. "Mereka yang belum dikonfirmasi Covid-19 juga dilaporkan oleh rumah sakit sebagai pasien meninggal karena corona," ujar Daeng dalam sebuah acara diskusi daring, Sabtu (18/4/2020).
(gus/gus) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Merespons hal tersebut, Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto menegaskan kalau angka kematian yang pemerintah ungkap tiap harinya adalah orang yang terkonfirmasi kasus positif bukan dari kasus PDP.
"Dia (IDI) dapat data dari mana? Kalau data dari saya kan jumlah konfirmasi positif, apakah semua orang yang meninggal harus COVID? Kalau nggak COVID nggak boleh meninggal? Nggak, kalau di saya itu data yang konfirmasi COVID saja, kalau data yang bukan COVID juga ada datanya, tapi yang saya umumkan cuma data COVID," ujar Yuri, seperti dilansir dari Detik.com, (19/4/2020).
"Ada (data). Yang saya umumkan itu sama dengan apa yang saya laporkan ke WHO," tegasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia Daeng Faqih menyatakan kasus kematian di Indonesia akibat virus coronan (COVID-19) sudah mencapai 1.000 orang per 18 April.
Menurutnya, rumah sakit melaporkan kematian dari PDP dan ODP kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB. "Mereka yang belum dikonfirmasi Covid-19 juga dilaporkan oleh rumah sakit sebagai pasien meninggal karena corona," ujar Daeng dalam sebuah acara diskusi daring, Sabtu (18/4/2020).
(gus/gus) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Most Popular