
Internasional
Militer Tegang di Laut Arab, Iran Sebut Kehadiran AS Ilegal
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
17 April 2020 16:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat danĀ Iran bersitegang di Laut Arab pada Rabu (15/4/2020). Setidaknya 11 kapal milik Garda Revolusi Iran (IRGCN) mengepung enam kapal AS yang tengah berpatroli di laut internasional.
Meski belum ada pernyataan resmi dari Iran, dalam akun Twitternya sesaat setelah hebohnya pemberitaan, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyebutkan adanya kehadiran ilegal kapal militer AS di Teluk Persia.
Namun pernyataannya ini tidak merujuk pada kejadian yang baru terjadi, melainkan mengingatkan AS soal apa yang negara itu lakukan tahun-tahun sebelumnya.
"Angkatan Laut AS tampaknya tidak dapat menemukan jalannya di sekitar perairan kita," cuit Zarif lewat akun Twitternya, seperti yang diberitakan oleh Islamic Republic News Agency (IRNA), Kamis (16/4/2020).
"Mungkin karena belum tahu namanya: Teluk Persia, seperti yang disebut 2.000 tahun lebih lama dari yang ada di AS. Atau mungkin tidak tahu apa yang dilakukannya di halaman belakang kami, 7.000 mil dari rumah," lanjutnya.
Dalam artikelnya IRNA juga menuliskan bahwa dalam beberapa waktu terakhir, para "musuh" sudah bermanuver untuk mengklaim Teluk Persia. Padahal dalam dokumen sejarah dan peta geografis, teluk tersebut masuk dalam wilayah Iran.
"Sebagai salah satu jalur air dan wilayah strategis terpenting di dunia, Teluk Persia selalu menjadi sumber kebanggaan dan kehormatan bagi rakyat Iran. Selama ribuan tahun, masyarakat Iran hidup berdampingan dan menikmati manfaat tak terbatas dari gletser garam di Teluk Persia," ujar media itu.
Sebelumnya, CNN International melaporkan kapal Iran mendekati enam kapal militer AS, dalam jarak 10 meter. "Tindakan itu berbahaya dan provokatif," tulis Reuters mengutip militer AS.
"(Ini) meningkatkan risiko kesalahan perhitungan dan tabrakan, (serta) tidak sesuai dengan Konvensi yang diakui secara internasional tentang Peraturan Internasional untuk Mencegah Kecelakaan di Laut."
Militer AS pun mengeluarkan beberapa peringatan melalui radio dan klakson kapal. Kapal Iran dikabarkan pergi setelah satu jam.
Teluk Persia merupakan jalur air strategis yang berada di selatan Iran. Bahkan jalur air ini sudah ada di peta dunia tertua.
(sef/sef) Next Article Antisipasi Perang, Iran Pamerkan Rudal Canggih Raad 500
Meski belum ada pernyataan resmi dari Iran, dalam akun Twitternya sesaat setelah hebohnya pemberitaan, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyebutkan adanya kehadiran ilegal kapal militer AS di Teluk Persia.
Namun pernyataannya ini tidak merujuk pada kejadian yang baru terjadi, melainkan mengingatkan AS soal apa yang negara itu lakukan tahun-tahun sebelumnya.
"Mungkin karena belum tahu namanya: Teluk Persia, seperti yang disebut 2.000 tahun lebih lama dari yang ada di AS. Atau mungkin tidak tahu apa yang dilakukannya di halaman belakang kami, 7.000 mil dari rumah," lanjutnya.
Dalam artikelnya IRNA juga menuliskan bahwa dalam beberapa waktu terakhir, para "musuh" sudah bermanuver untuk mengklaim Teluk Persia. Padahal dalam dokumen sejarah dan peta geografis, teluk tersebut masuk dalam wilayah Iran.
"Sebagai salah satu jalur air dan wilayah strategis terpenting di dunia, Teluk Persia selalu menjadi sumber kebanggaan dan kehormatan bagi rakyat Iran. Selama ribuan tahun, masyarakat Iran hidup berdampingan dan menikmati manfaat tak terbatas dari gletser garam di Teluk Persia," ujar media itu.
Sebelumnya, CNN International melaporkan kapal Iran mendekati enam kapal militer AS, dalam jarak 10 meter. "Tindakan itu berbahaya dan provokatif," tulis Reuters mengutip militer AS.
"(Ini) meningkatkan risiko kesalahan perhitungan dan tabrakan, (serta) tidak sesuai dengan Konvensi yang diakui secara internasional tentang Peraturan Internasional untuk Mencegah Kecelakaan di Laut."
Militer AS pun mengeluarkan beberapa peringatan melalui radio dan klakson kapal. Kapal Iran dikabarkan pergi setelah satu jam.
Teluk Persia merupakan jalur air strategis yang berada di selatan Iran. Bahkan jalur air ini sudah ada di peta dunia tertua.
(sef/sef) Next Article Antisipasi Perang, Iran Pamerkan Rudal Canggih Raad 500
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular