
Properti Lesu Corona
Apartemen Tak Laku, Pengembang Ngeluh Penjualan Drop 80%
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
15 April 2020 18:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor properti menjadi salah satu yang paling terdampak akibat wabah virus korona. Ketua Realestate Indonesia (REI) DKI Jakarta Arvin F Iskandar mengaku ada penurunan penjualan yang tajam, yakni hingga mencapai 80% khusus untuk apartemen.
"Kendala sangat besar di penjualan karena interaksi dengan konsumen sulit. Walau kita udah menggunakan digital market, tapi konsumen cenderung datang untuk melihat show unit barang, jadi itu kita alami penurunan sampe 80%," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (15/4).
Namun, penjualan di atas lebih didominasi oleh penjualan rumah, sedangkan di apartemen diperkirakan lebih besar lagi. Arvin menegaskan bahwa penurunan penjualan apartemen lebih dari 80%.
"Yang penurunan dikit itu penjualan FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) atau rumah sederhana. Kalau yang menengah ke atas penurunan sangat besar," sebutnya.
Dengan kondisi seperti itu, Arvin mengaku mulai realistis dalam menatap target properti yang sudah disusun sejak awal tahun. Mulanya, sektor properti diperkirakan bakal tumbuh di angka 5%. Namun, ketika wabah virus corona yang kini sudah menjadi bencana nasional maka pengembang mulai kelabakan.
"Revisi target belum, masih collect data. Cuma dengan adanya corona, otomatis tadinya tahun 2020 diharapkan pertumbuhan properti 5%, baik penjualan maupun pertumbuhan harga. Cuma sekarang adanya ini harus revisi target," papar Arvin.
(hoi/hoi) Next Article Apartemen & Kos 'Bunuh' Hotel di Jakarta, Ini yang Terjadi
"Kendala sangat besar di penjualan karena interaksi dengan konsumen sulit. Walau kita udah menggunakan digital market, tapi konsumen cenderung datang untuk melihat show unit barang, jadi itu kita alami penurunan sampe 80%," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (15/4).
Namun, penjualan di atas lebih didominasi oleh penjualan rumah, sedangkan di apartemen diperkirakan lebih besar lagi. Arvin menegaskan bahwa penurunan penjualan apartemen lebih dari 80%.
"Yang penurunan dikit itu penjualan FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) atau rumah sederhana. Kalau yang menengah ke atas penurunan sangat besar," sebutnya.
Dengan kondisi seperti itu, Arvin mengaku mulai realistis dalam menatap target properti yang sudah disusun sejak awal tahun. Mulanya, sektor properti diperkirakan bakal tumbuh di angka 5%. Namun, ketika wabah virus corona yang kini sudah menjadi bencana nasional maka pengembang mulai kelabakan.
"Revisi target belum, masih collect data. Cuma dengan adanya corona, otomatis tadinya tahun 2020 diharapkan pertumbuhan properti 5%, baik penjualan maupun pertumbuhan harga. Cuma sekarang adanya ini harus revisi target," papar Arvin.
(hoi/hoi) Next Article Apartemen & Kos 'Bunuh' Hotel di Jakarta, Ini yang Terjadi
Most Popular