Seseram Ini Kah Covid-19? Ramalan Sri Mulyani Soal Ekonomi RI

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
15 April 2020 14:28
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) (Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)
Foto: Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) (Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menceritakan bagaimana buruknya ekonomi Indonesia karena wabah pandemi corona atau covid-19. Pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh negatif.

Terbuka kemungkinan, kata Sri Mulyani Indonesia bisa mengalami resesi ekonomi, apabila wabah penyakit covid-19 tidak kunjung usai.

"Kalau kondisi berat panjang, kemungkinan akan terjadi resesi di mana dua kuartal berturut-turut PDB bisa negatif," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers usai sidang kabinet paripurna, Selasa (14/4/2020).

Pada kuartal II-2020, lanjut dia akan menjadi titik terberat dalam perekonomian Indonesia. Dalam skenario pemerintah, pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua tahun ini bisa hampir mendekati nol persen.

Seseram Ini Kah? Ramalan Sri Mulyani Soal Ekonomi RIFoto: Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) dan Menlu Retno Marsudi (Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)


"Pertumbuhan ekonomi bisa turun 0,3%, hampir mendekati nol atau bahkan negatif growth di minus 2,6%. Dan untuk kuartal III akan ada recovery di 1,5% dan 2,8%," ujarnya.

"Ini sedang kita upayakan untuk tidak terjadi. Memang sangat berat. Namun kita menghadapi kondisi yang luar biasa dan kita coba atasi," tegasnya.

Sebagai informasi, resesi bisa diartikan sebagai kontraksi ekonomi dalam dua kuartal beruntun pada tahun yang sama. Misalnya, terjadi kontraksi di kuartal I dan kuartal II, maka sudah termasuk kategori resesi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengakui, target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi pada 2020 tidak akan bisa diraih. Ekonomi Indonesia kata dia, akan merosot signifikan.

"Saya harus bicara apa adanya. Target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi akan terkoreksi cukup tajam," katanya, Selasa (14/4/2020).

Dari berbagai lembaga internasional, Jokowi mengatakan, seperti IMF, Bank Dunia, sudah memproyeksikan ekonomi global akan terjadi resesi.

"Hitungan terakhir yang saya terima tumbuh negatif. Ekonomi global tumbuh negatif 2,8% artinya tertarik 6%," tuturnya.

"Kita harus siapkan diri dengan berbagai skenario, tidak boleh pesimis dan tetap ikhtiar berusaha. Bekerja keras dalam upaya pemulihan kesehatan," kata Jokowi.



[Gambas:Video CNBC]






(dru) Next Article Sri Mulyani Buka-bukaan Kondisi Ekonomi Q2, Bisa Lebih Parah!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular