Begini Kisah Utang BUMN yang Bengkak & Risiko Pandemi Corona

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
15 April 2020 13:46
Garuda Indonesia
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Pandemi corona yang merebak jelang bulan Ramadan dan hari raya lebaran ini membuat berbagai sektor usaha di Tanah Air harus merasakan getirnya serangan wabah. Sektor-sektor yang terdampak signifikan adalah penerbangan dan beberapa sektor lain seperti konstruksi hingga perbankan.

Dari sektor penerbangan sendiri, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) pada 2019 saja membukukan kerugian US$ 669 juta. Modal usaha GIAA juga tercatat minus US$ 2,1 miliar per 31 Desember 2019.

Corona yang membuat sebagian orang terkurung di dalam rumah menyebabkan anjloknya penumpang pesawat terbang baik tujuan domestik maupun internasional. Bandara jadi sepi dan pendapatan maskapai penerbangan anjlok signifikan tentunya.

Hal inilah yang disorot oleh PwC. Industri maskapai penerbangan masih diwarnai dengan ketidakpastian pada 2020, begitu jelasnya melansir Reuters.

Tak hanya sektor penerbangan saja yang jadi korban pandemi corona, sektor konstruksi juga ikut terdampak. Sektor ini diramal masih akan berpola sama dengan tahun lalu ketika tahun politik. Akan sangat susah untuk mendapatkan kontrak baru di samping penundaan proyek dan fokus pemerintah pada penanganan wabah.

Sektor konstruksi Indonesia juga terkenal dengan utangnya yang tinggi. Mengacu pada riset yang dilakukan PT Danareksa Sekuritas, rasio utang terhadap modal (DER) untuk industri ini mencapai 1,6x dengan PT Waskita karya Tbk (WSKT) merupakan emiten dengan leverage tertinggi mencapai 2,4x. Sementara rasio penutupan bunga (ICR) industri mencapai 1,1x per Desember 2019.

Sektor lain yang juga harus merasakan dampak pandemi corona adalah sektor perbankan. Dengan makin merebaknya pandemi corona di dalam negeri serta relaksasi aturan OJK tentang penilaian kualitas aset, laju penyaluran kredit perbankan diramal tumbuh melambat sementara rasio kredit macet (NPL) diperkirakan mengalami kenaikan.

Wabah corona datang di waktu yang tak terduga dan tak tahu pula kapan selesainya. Pandemi yang kini merebak membuat wajah ekonomi Ibu Pertiwi jadi bermuram durja. BUMN yang harusnya jadi roda penggerak ekonomi kini terancam lesu darah dan menanggung beban (utang) yang berat.

Namun mau bagaimana lagi, nasib memang lagi apes...Semoga ini semua cepat berlalu. Amin


TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular