
Taiwan Nol Kasus Corona untuk Pertama Kali, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pihak berwenang Taiwan mengatakan bahwa dalam 24 jam terakhir tidak ada kasus virus corona (COVID-19) baru yang dilaporkan di Taiwan. Ini merupakan kali pertama hal ini terjadi dalam lebih dari sebulan.
Bahkan, dari total 393 kasus yang dimilikinya, Taiwan hanya melaporkan enam kematian, di mana sebanyak 124 orang yang sembuh. Menurut harian Taiwan News, 338 dari total 393 pasien corona Taiwan adalah orang-orang yang kembali dari luar negeri.
"Ini adalah pertama kalinya dalam 36 hari bahwa tidak ada kasus baru yang dilaporkan di wilayah Taiwan," jelas Menteri Kesehatan Chen Shih-chung, Selasa (14/4/2020).
Berdasarkan jumlah kasus itu, Taiwan yang memiliki populasi lebih dari 23 juta orang, termasuk ke dalam negara dengan jumlah kasus corona terendah di dunia. Menurut kelompok riset Oxford, Our World in Data, negara ini mencatatkan jumlah kasus terendah per juta orang dibandingkan negara manapun di dunia selama 50 hari terakhir.
Bahkan, kasus yang sedikit itu terjadi meski negara ini tidak memberlakukan penguncian (lockdown) besar-besaran seperti yang dilakukan China dan beberapa negara lainnya di dunia. Menurut laporan Anadolu Agency, warga Taiwan masih diperbolehkan melakukan aktivitas seperti biasa, termasuk bersekolah dan berbisnis.
Namun demikian, ada beberapa hal yang diwajibkan pemerintahnya untuk dijalankan warga agar kasus tidak meningkat. Di antaranya yaitu memakai masker dan secara ketat mengikuti tindakan pencegahan COVID-19 yang ada.
Selain itu, negara pulau itu disebut telah menerapkan tanggapan darurat sejak awal dan juga memiliki sistem kesehatan yang baik.
Sebuah laporan yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association (JAMA) bulan lalu mengatakan pemerintah Taiwan telah menerapkan pembelajaran dari pengalamannya dengan wabah SARS yang merebak pada 2003 lalu.
"Tim pejabat yang terlatih dan berpengalaman dengan cepat mengenali krisis dan mengaktifkan struktur manajemen darurat untuk mengatasi wabah yang muncul ... Melalui pengakuan awal krisis, pengarahan harian kepada publik, dan pesan kesehatan yang sederhana, pemerintah dapat meyakinkan kembali publik dengan memberikan informasi yang tepat waktu, akurat, dan transparan mengenai epidemi yang berkembang," jelas laporan itu, sebagaimana dilaporkan NBC News.
"Taiwan adalah contoh bagaimana masyarakat dapat merespons dengan cepat terhadap krisis dan melindungi kepentingan warganya."
Bahkan, pada Jumat lalu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah menyerukan Taiwan untuk diberi status pengamat di Majelis Kesehatan Dunia di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), karena keberhasilannya dalam memerangi virus corona.
"Taiwan adalah pemimpin dalam mencegah penyebaran COVID-19. Amerika Serikat dan Taiwan berharap untuk berbagi Model Taiwan dengan negara-negara di seluruh dunia. Taiwan memiliki peran dalam kesehatan global dan harus menjadi pengamat Majelis Kesehatan Dunia," tulis Biro Departemen Urusan Asia Timur dan Pasifik di Twitter.
Taiwan pernah berpartisipasi dalam Majelis Kesehatan Dunia sebagai pengamat ketika hubungannya dengan China relatif baik sejak 2009 hingga 2016.
Taiwan juga disebut telah menjadi negara yang pertama kali melaporkan mengenai kemunculan wabah corona di Wuhan, China kepada WHO.
Menurut laporan Dewan Hubungan Luar Negeri yang berbasis di AS, Taiwan memberi tahu WHO tentang potensi virus corona baru dapat melakukan penularan dari manusia ke manusia pada 31 Desember. Sayangnya, hal itu tidak mendapat tanggapan WHO.
"Sebagai gantinya, WHO mendukung pengakuan China yang menentang adanya penularan dari manusia ke manusia sampai 21 Januari. Meski WHO tampaknya meremehkan ancaman global, Taiwan tetap mengadopsi langkah-langkah kuat untuk menyaring, menguji, melacak kontak, dan menjalankan karantina," kata laporan itu.
(res/sef) Next Article Alhamdulillah, WHO Bawa Kabar Baik Terbaru soal Covid-19 Lagi