
Dampak Corona
Sewa Kios Ratusan Juta, Pedagang Tanah Abang Megap-Megap
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
14 April 2020 14:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Pedagang pasar Tanah Abang Jakarta Pusat mengaku belum mendapat bantuan keringanan apapun meski tempat berjualan mereka sudah diputuskan tutup sementara oleh Pemprov DKI Jakarta. Di sisi lain, para pedagang harus membayar sewa kios hingga ratusan juta rupiah meski pemasukan sudah menurun drastis terdampak pandemi corona.
Ketua Koperasi Pedagang Pasar Tanah Abang Yasril Umar mengungkapkan para pedagang berharap mendapatkan keringanan dalam beragam biaya operasional.
"Harapan pedagang kalau bisa di bebaskan selama musibah ini, paling tidak ada keringanan syukur-syukur ada pembebasan. Namun hingga kini belum ada putusan (bantuan)," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/3).
Di sisi lain, biaya sewa kios di pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara itu pun tidak murah. Selain itu, pedagang juga perlu mengeluarkan kocek lebih dalam untuk biaya operasional lain seperti kebersihan, keamanan serta listrik yang per bulan sampai Rp 1 juta.
"Sekitar Rp 600 ribu hingga Rp 1 juta di kios ukuran 2x2. Mungkin beda-beda di tiap blok sesuai fasilitas yang mereka dapatkan. Sementara sewa kios beda lagi, langsung kepada pemilik kios. Kalau mereka pemilik mungkin nggak ada masalah. Kalo penyewa harus mikir juga untuk sewa toko berikutnya dan sebagainya," sebut Yasril.
Ia kemudian menjelaskan biaya sewa dari masing-masing blok. Nilainya mencapai ratusan juta, tergantung lokasi dan juga luas. Meski pada umumnya harga ini untuk luas yang tergolong kecil, yakni 2x2 meter. "Antara Rp30 juta hingga Rp200 juta per tahun. Kalau Metro Tanah Abang mungkin lebih tinggi. Ada yang sampai Rp300-500 juta mungkin ada," jelasnya.
Demi mengejar target biaya sewa dan operasional lain, para pedagang mencoba untuk mencari media penjualan alternatif baru, dengan cara online. Namun, pendapatan yang dihasilkan pun tidak begitu besar.
"Otomatis berkurang jauh, mungkin budaya kita sebagian cenderung datang belanja ke toko. Kemudian pulang ke daerah. Mereka mungkin merasa lebih puas liat produknya dan bisa banyak toko yang mereka datangi. Jadi liat langsung," ungkap Yasril.
Sebelumnya, Pasar Tanah Abang yang sudah ditutup sejak 27 Maret, semula akan dibuka pada Senin (6/4/2020). Namun, Perumda Pasar Jaya selaku operator pasar memutuskan untuk menunda pembukaan pasar hingga tanggap darurat COVID-19 (corona) berakhir.
Adapun perpanjangan waktu penutupan berlaku untuk Pasar Tanah Abang Blok A, Pasar Tanah Abang Blok B dan Pasar Tanah Abang Blok F. Hanya Pasar Tanah Abang Blok G saja yang masih buka namun terbatas kepada pedagang bahan pangan.
"Jadi sudah diputuskan untuk pembukaan yang direncanakan pada 6 April kita tunda sementara sampai 19 April, Bapak Gubernur juga sudah memberikan teguran keras agar Pasar Tanah Abang ini tetap ditutup, Untuk pembukaan kembali nantinya akan diinformasikan lebih lanjut," ujar Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Arief Nasrudin beberapa waktu lalu melalui keterangan resminya.
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Ketua Koperasi Pedagang Pasar Tanah Abang Yasril Umar mengungkapkan para pedagang berharap mendapatkan keringanan dalam beragam biaya operasional.
"Harapan pedagang kalau bisa di bebaskan selama musibah ini, paling tidak ada keringanan syukur-syukur ada pembebasan. Namun hingga kini belum ada putusan (bantuan)," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/3).
"Sekitar Rp 600 ribu hingga Rp 1 juta di kios ukuran 2x2. Mungkin beda-beda di tiap blok sesuai fasilitas yang mereka dapatkan. Sementara sewa kios beda lagi, langsung kepada pemilik kios. Kalau mereka pemilik mungkin nggak ada masalah. Kalo penyewa harus mikir juga untuk sewa toko berikutnya dan sebagainya," sebut Yasril.
Ia kemudian menjelaskan biaya sewa dari masing-masing blok. Nilainya mencapai ratusan juta, tergantung lokasi dan juga luas. Meski pada umumnya harga ini untuk luas yang tergolong kecil, yakni 2x2 meter. "Antara Rp30 juta hingga Rp200 juta per tahun. Kalau Metro Tanah Abang mungkin lebih tinggi. Ada yang sampai Rp300-500 juta mungkin ada," jelasnya.
Demi mengejar target biaya sewa dan operasional lain, para pedagang mencoba untuk mencari media penjualan alternatif baru, dengan cara online. Namun, pendapatan yang dihasilkan pun tidak begitu besar.
"Otomatis berkurang jauh, mungkin budaya kita sebagian cenderung datang belanja ke toko. Kemudian pulang ke daerah. Mereka mungkin merasa lebih puas liat produknya dan bisa banyak toko yang mereka datangi. Jadi liat langsung," ungkap Yasril.
Sebelumnya, Pasar Tanah Abang yang sudah ditutup sejak 27 Maret, semula akan dibuka pada Senin (6/4/2020). Namun, Perumda Pasar Jaya selaku operator pasar memutuskan untuk menunda pembukaan pasar hingga tanggap darurat COVID-19 (corona) berakhir.
Adapun perpanjangan waktu penutupan berlaku untuk Pasar Tanah Abang Blok A, Pasar Tanah Abang Blok B dan Pasar Tanah Abang Blok F. Hanya Pasar Tanah Abang Blok G saja yang masih buka namun terbatas kepada pedagang bahan pangan.
"Jadi sudah diputuskan untuk pembukaan yang direncanakan pada 6 April kita tunda sementara sampai 19 April, Bapak Gubernur juga sudah memberikan teguran keras agar Pasar Tanah Abang ini tetap ditutup, Untuk pembukaan kembali nantinya akan diinformasikan lebih lanjut," ujar Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Arief Nasrudin beberapa waktu lalu melalui keterangan resminya.
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Most Popular