
Internasional
Semi Lockdown Resmi Berlaku, Singapura bak Kota Mati
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
07 April 2020 14:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Singapura secara resmi menerapkan aturan "semi-lockdown" atau yang disebut dengan "circuit breaker". Warga diminta untuk tetap di rumah, tempat kerja ditutup mulai Selasa (7/4/2020) ini sedangkan sekolah akan ditiadakan mulai Rabu (8/4/2020) besok.
Hanya layanan penting seperti pasar, supermarket, klinik, rumah sakit, transportasi dan perbankan yang diperbolehkan buka. Status ini, menurut Perdana Menteri Lee Hsien Loong dilakukan guna memutus rantai penyebaran pandemi corona (COVID-19).
Ini membuat suasana distrik bisnis yang biasanya ramai kini sepi. Hanya segelintir orang yang terlihat lalu lalang, di sudut-sudut kota.
"Rasanya seperti kota mati, semua orang takut, mereka bersembunyi di rumah," kata seorang warga bernama Jenny Lee sebagaimana dikutip dari AFP.
"Semua orang banyak menghilang," tegasnya lagi.
Singapura melaporkan adanya 66 tambahan kasus baru corona di negeri itu. Ini membuat total kasus secara keseluruhan menjadi 1.375, di mana ada enam pasien meninggal dunia.
Walaupun angka ini tergolong rendah dibandingkan negara lain di dunia, pemerintah telah mengambil kebijakan ketat di negara dengan total penduduk 5,7 juta jiwa itu. Bahkan kemarin, 20 ribu pekerja asing juga dikarantina di asrama mereka karena banyak ditemukan infeksi corona di kelompok tersebut.
Sementara itu, untuk menekan penyebaran wabah, Singapura mengucurkan stimulus tambahan sebesar SG$ 5,1 miliar (Rp 58,8 triliun). "Ini merupakan anggaran yang belum pernah ada sebelumnya," ujar Menteri Keuangan Singapura Heng Swee Keat dilansir dari Reuters.
Stimulus ini hadir sepekan setelah Singapura meluncurkan stimulus sebagai persiapan menghadapi resesi terburuk sepanjang sejarah Negeri Singa. Heng mengatakan, tambahan itu akan meningkatkan total pengeluaran untuk COVID-19 menjadi SG$ 59,9 miliar atau 12% dari produk domestik bruto (PDB).
Dia mengatakan Singapura akan menarik tambahan SG$ 4 miliar dari cadangan anggaran untuk mendanai hal tersebut. "Situasinya dinamis dan tidak pasti. Pemerintah siap untuk memberikan dukungan lebih lanjut jika diperlukan," kata Heng seraya menambahkan keseluruhan defisit anggaran untuk tahun finansial 2020 diperkirakan akan meningkat menjadi SG$ 44,3 miliar atau 8,9% dari PDB.
(sef/sef) Next Article Diterjang COVID-19, Ini Penampakan 'New Normal' Singapura
Hanya layanan penting seperti pasar, supermarket, klinik, rumah sakit, transportasi dan perbankan yang diperbolehkan buka. Status ini, menurut Perdana Menteri Lee Hsien Loong dilakukan guna memutus rantai penyebaran pandemi corona (COVID-19).
Ini membuat suasana distrik bisnis yang biasanya ramai kini sepi. Hanya segelintir orang yang terlihat lalu lalang, di sudut-sudut kota.
![]() |
"Rasanya seperti kota mati, semua orang takut, mereka bersembunyi di rumah," kata seorang warga bernama Jenny Lee sebagaimana dikutip dari AFP.
"Semua orang banyak menghilang," tegasnya lagi.
Walaupun angka ini tergolong rendah dibandingkan negara lain di dunia, pemerintah telah mengambil kebijakan ketat di negara dengan total penduduk 5,7 juta jiwa itu. Bahkan kemarin, 20 ribu pekerja asing juga dikarantina di asrama mereka karena banyak ditemukan infeksi corona di kelompok tersebut.
Sementara itu, untuk menekan penyebaran wabah, Singapura mengucurkan stimulus tambahan sebesar SG$ 5,1 miliar (Rp 58,8 triliun). "Ini merupakan anggaran yang belum pernah ada sebelumnya," ujar Menteri Keuangan Singapura Heng Swee Keat dilansir dari Reuters.
Stimulus ini hadir sepekan setelah Singapura meluncurkan stimulus sebagai persiapan menghadapi resesi terburuk sepanjang sejarah Negeri Singa. Heng mengatakan, tambahan itu akan meningkatkan total pengeluaran untuk COVID-19 menjadi SG$ 59,9 miliar atau 12% dari produk domestik bruto (PDB).
Dia mengatakan Singapura akan menarik tambahan SG$ 4 miliar dari cadangan anggaran untuk mendanai hal tersebut. "Situasinya dinamis dan tidak pasti. Pemerintah siap untuk memberikan dukungan lebih lanjut jika diperlukan," kata Heng seraya menambahkan keseluruhan defisit anggaran untuk tahun finansial 2020 diperkirakan akan meningkat menjadi SG$ 44,3 miliar atau 8,9% dari PDB.
(sef/sef) Next Article Diterjang COVID-19, Ini Penampakan 'New Normal' Singapura
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular